25. ketika aku melihat kebelakang
gus melihat ke seisi kamar yang telah gelap, pelan-pelan ia turun dari kasur, berusaha keras untuk tidak mencipta suara agar tak membuat teman-teman nya bangun. Gus duduk bersimpuh disamping kasur miliknya, lalu menyibak selimut yang menutupi bagian kolong kasurnya. Sedikit merunduk untuk meraih sebuah kotak yang ia sembunyikan disana. Menariknya pelan lalu membawanya keluar kamar.
gus menutup pintu kamarnya perlahan, selanjutnya ia pergi ke halaman belakang dan masuk ke ruang rekaman. Mendudukan dirinya dilantai seraya memangku kotak besar yang ia bawa. Sebuah kotak yang mati-matian ia sembunyikan dari teman-temannya. Sebetulnya, saat teman-temannya membereskan seisi kamarnya sewaktu ada insiden tikus, gus sudah panik karna takut teman-temannya akan mengetahui perihal isi kotak ini.
Tapi syukurlah, tak ada yang benar-benar membukanya. Bibir gus bergetar saat kotak itu terbuka, tangannya perlahan bergerak meraih satu buah jersey sepak bola berwarna tosca yang dulu pernah menjadi kebanggaannya. Gus membalik nya, hingga ia melihat sebuah nama yang terjahit disana.
goes+
sebuah nama yang disematkan oleh teman-teman satu club sepakbolanya dulu. Sebuah nama yang memiliki arti bahwa gus memiliki point plus tersendiri yang selalu bisa menjadi kebanggaan dan andalan tim. Gus si pelari kencang, Gus si otak cepat, Gus si gesit yang hebat, semua julukan itu kembali teringat dan mengaung didalam kepala Gus. Membuatnya terkekeh hingga akhirnya ia harus tersedak karna airmatanya yang tanpa bisa Gus cegah turun mengalir di pipinya.
kini, tangan Gus beralih meraih sebuah bingkai foto, dimana disana ia bersama club sepak bolanya berfoto bersama setelah memenangkan sebuah lomba olahraga tingkat nasional. Dimana difoto itu, teman-teman satu clubnya menggotong nya tinggi-tinggi sebagai sebuah tanda selebrasi. Dihari itu, Gus ingat, bahwa gol yang dihasilkannya adalah penentu kemenangan setelah beberapa jam pertandingan yang sengit dilapangan.
iya, Gus ingat. Gus ingat bahwa itu adalah piala pertama sekaligus piala terakhir untuknya. sebelum pada akhirnya ia harus atau dipaksa pergi dari sana.
Gus meletakan foto itu kembali ke dalam kotak, kini pandangannya terfokus pada kedua kakinya yang terbalut kaus kaki. Menatap kosong kearah kedua kakinya yang tak pernah lagi ia pakai berlari. Gus menarik lepas satu persatu kaus kaki double yang dipakainya, membiarkan pada akhirnya kedua kaki yang selama ini ia sembunyikan terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumah
Novela Juvenilterlalu sibuk berkelana, singgah dari rumah ke rumah, anak-anak terkadang suka lupa. ada 'pulang' yang selalu menanti mereka dengan tangan terbuka. 26 Oktober 2019- 29 Oktober 2020 {dunia tongkrongan new version} ©2020 || dunia.series || vol.1