chapter 68. Tentang awal mula, yang menjadi neraka.
there's something wrong in here. Setidaknya, itu yang menguasai seluruh pikiran anak-anak dunia, saat mereka yang sedang di ruang tunggu yg letaknya didepan kamar rawat semesta begitu mendengar suara teriakan histeris dan tangisan pilu dari dalam sana. Yang memuak-an adalah, tak ada yang boleh masuk ke sana, kecuali Ben dan Sagi.
Ini membuat frustasi, kejadian ini, semua, semuanya membuat frustasi. Terlalu tiba-tiba dan begitu terasa menakutkan dari semua yang pernah terjadi dibeberapa hari belakangan ini. Semesta yang tak bisa mereka raih, semesta yang begitu tebal tembok pemisahnya, sekeras apapun mereka berusaha berenang mendekatinya. Semesta seperti akan selalu terbawa arus ke belakang, lalu menghilang masuk ke pusaran hingga anak-anak lain tak benar-benar bisa meraihnya. Semesta begitu jauh.
dan kini, semesta mereka telah jatuh.
Kamar rawat inap milik semesta memiliki ruang tunggunya sendiri, VIP. Kini ruang tunggu itu tampak penuh, penuh dengan wajah-wajah khawatir dari teman-teman satu atapnya. Semua anak-anak tongkrongan dunia ada disana, kecuali malam yang entah dimana ia sekarang. Tapi mereka semua tahu perihal malam-lah orang yang berada di tempat kejadian pertama. Meski tak pernah benar-benar tahu dimana tempat kejadian pertama itu.
Lagi, pintu masuk ruang tunggu mereka terbuka, menampilkan tiga orang dokter dan dua orang perawat berlari tergesa-gesa menuju ruang rawat semesta. Mata angkasa memicing, menatap asing pada sederet gelar yang tertera pada tag nama dua dokter yang masuk ke kamar rawat semesta.
spesialis interna?
spesialis bedah umum?
Lalu pikiran angkasa melayang, jatuh tepat pada reka adegan dimana sewaktu itu dirinya dan gus melihat surat himbauan cuci darah dari salah satu rumah sakit. Tapi,
ah, sial.
"Is he, right?" Tanya angkasa pelan, pada gus yang duduk tepat disebelahnya. Gus diam, namun pertanyaan angkasa menarik perhatian semua yang ada disana. Mencipta tunggu, untuk maksud pertanyaan yang dilontarkannya. "the one who have to do that thing. Its he, right?" Tanya angkasa lagi, pada gus yang masih terdiam.
Angkasa terkekeh, melihat dari diamnya gus sebagai respon. Angkasa yakin gus sudah lama tahu, dan iya, adalah jawabannya.
"ngelakuin... apa?" Tanya antariksa, menatap penuh harap pada angkasa dan juga Betelgeuse yang kini sama sama menunduk menatap kedua kaki mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumah
Teen Fictionterlalu sibuk berkelana, singgah dari rumah ke rumah, anak-anak terkadang suka lupa. ada 'pulang' yang selalu menanti mereka dengan tangan terbuka. 26 Oktober 2019- 29 Oktober 2020 {dunia tongkrongan new version} ©2020 || dunia.series || vol.1