78. Home Is So Far Away

211 67 20
                                    

Trigger warning ⚠

this fics may includes any sensitive contents like abuse (emotional-verbal-pshycal child abuse, child neglect, absent parents, toxic family), contents some violence, blood, mental health issue, sexual harassment, pedophilia, sexual abusive. Mention of drugs, alcohol also others sensitive content. So, kamu bisa menutup laman ini jika ada satu dari hal ini yang dapat mengganggumu.

chapter 78. Home Is So Far Away

Semesta melangkahkan kakinya dengan tergesa, kostum kepala badut ditangannya ia dekap erat, membawanya seraya berlari agar cepat sampai rumah gubuknya. Namun kedua langkah kaki kecilnya terhenti saat melihat seorang gadis tengah terduduk kaku diteras gubuk rumahnya. Pandangan gadis itu kosong, bibir dan kulitnya pucat. Bahkan disudut bibirnya terdapat luka, disekujur tubuhnya juga sama. Luka luka itu masih baru. Masih basah.

Kedua bola mata gadis itu tampak membola seakan mencuat seperti hendak ke luar dari tempatnya. Sudut mata semesta kemudian menangkap tangan gadis itu yang tampak mengepal, mencengkram berlembar lembar uang disana. Saat mata semesta menjelajahi seluruh rupa gadis itu, semesta baru menyadari seberapa rusak pakaian yang dikenakan gadis itu.

Belum lagi,

Belum lagi,

semesta meneguk ludahnya susah payah, jari jemarinya gemetar. Ada darah, ada darah yang mengalir dari sekitar paha dalam gadis itu. Gadis itu... gadis itu....

'jika kamu mau hidupmu tidak berakhir menyedihkan, dek, coba kamu cari orang kaya yang bisa kamu ajak lari dari sini. Jangan seperti ku yang sudah hancur, rela saja disewa hanya untuk dihajar habis habisan. Kamu harus lari, kamu... kalau engga, kamu akan bernasib sama seperti ini... seperti ku, hancur, rusak, tidak punya harapan... "

Maka saat itu, semesta lari.

Masuk ke dalam gubuknya untuk mengambil sesuatu, yang semesta rasa dapat membantunya bertahan hidup dihari hari berikutnya. Satu lembar foto yang menjadi satu satunya bukti kalau ia pernah punya orangtua selain ayahnya yang bengis... setidaknya... Semesta bisa berlari meminta bantuan untuk mencari ibunya... Mamanya....

tangan kecil semesta meraih satu buah foto dari dalam laci patah yang ada dibilik gubuknya. Kemudian berbalik, namun tak pernah benar benar sempat berlari, sebuah tarikan ia Terima dibelakang kepalanya, seseorang menariknya dari belakang, hingga tubuhnya jatuh telentang menerpa kayu alas gubuknya. Rambutnya ditarik hingga tubuhnya terseret, punggung punggung tergesek mencipta luka luka gores yang panjang.

Lalu tubuhnya dibanting, kembali menyapa lantai kayu gubuk bilik kamar. Kemudian semesta bersimpuh, menangis meminta ampun dengan seraya menggesek gesek kedua tangannya. Terus mengucap maaf yang membuatnya dihadiahi pecutan pecutan tajam dari ikat pinggang milik sang ayah. Mencipta panas seperti terbakar karna pecutan itu terlampau keras.

Lalu terdengar bunyi gemercik kancing, semesta menggeleng. Memundurkan tubuhnya, berteriak histeris saat sang ayah menjambak rambutnya. Melakukan hal menjijikan lagi yang pernah membuat semesta sampai tidak mampu memakan makanannya. Memuntahkan isi perutnya.

[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang