chapter 81. Kita Semua...... Berhak.
Sejak kecil bulan selalu bertanya-tanya, kenapa hidupnya selalu dekat dengan ketiadaan? kekurangan, membuat sempit ruang bergerak, sehingga ia harus patuh pada segala yang ada didepannya. Menjalani apa yang disuguhkan, tanpa protes sedikitpun. Membuatnya sulit untuk mencoba jalan lain, karna terlalu takut.
Sejak kecil, bulan hidup disebuah panti kecil. Mengikuti semua kata nenek yang selama ini menjaga dan merawatnya. Tanpa pernah bertanya dimana orangtuanya? Karna tiap kali bertanya, bulan akan dapat jawaban disana. Karna nenek selalu beritahu bulan kalau mama papa nya ada ditempat tertinggi. Membuatnya menjadi pribadi yang suka sekali tempat tinggi, menjadikan atap rumah panti tempat favorit. Hanya untuk berdoa sembari menatap objek besar yang selalu gagah bersinar tiap malam, yang punya nama yang sama dengannya.
Setiap malam, sedari kecil, bulan selalu berdoa. Bahwa suatu hari, bulan akan bisa bersinar, tanpa bantuan orang lain. Iya tidak ingin seperti bulan... bulan diatas sana. Tidak. Sampai suatu hari, disegala keterbatasannya, bulan dipertemukan oleh seorang kakek tua yang selalu bertandang main ke panti asuhannya. Selalu berpura pura menjadi kakek ajaib yang membawa banyak hadiah. Membuat bulan jadi bertanya tanya, hingga meluncurkan pertanyaannya pada nenek, 'nek, kakek itu selalu kesini sendirian, keluarganya yang lain mana? Kakek ini kok baik banget sama kita, selalu kasih hadiah ke kita, emang dia ga punya keluarga sendiri buat dikasih hadiah?'
Iya, bulan yang polos dan kecil bertanya hal itu pada nenek, hingga menggantungkan ragu yang parah pada dirinya sendiri. Karna disegala keterbatasan yang ia punya, ia merasa asing yang tak pernah ia rasa. Semenjak kakek itu ada, bulan bisa rasakan banyak hal tanpa perlu banyak meminta.
Hingga suatu hari, bulan kecil menghampiri sang kakek dengan polosnya menghampiri sang kakek, mengucapkan Terima kasih, seraya menjabarkan seberapa besar rasa Terima kasihnya, berterima kasih pada sang kakek karna berkat hadiah-hadiahnya, ia bisa merasakan lagi hangat sebuah keluarga...
berkat sang kakek, ia bisa merasakan lagi yang namanya..... kebebasan.
Hingga bulan tidak pernah menyangka, hal itu menghadiahinya sebuah keluarga baru, membuat bulan memiliki nama baru yang tersemat didepan nama tunggalnya. Raden, nama keluarga, kalau kata kakek. Kakek yang telah mengangkatnya menjadi seorang cucu. Cucu paling kecil, tidak berdarah raden, bukan keturunan keluarga raden, yang mendadak jadi salah satu keluarga orang kaya... yang ada dinegaranya.
Maka sejak hari dimana ia tahu, bulan mulai menerima banyak hal dihidupnya. Mempelajari banyak hal tanpa perlu susah susah meminta. Mendapatkan banyak kebahagiaan tanpa perlu lama lama menunggu. Iya, bulan bagai mendapat jin aladin yang bisa mengabulkan permintaannya. Karna apa yang dipintanya selalu ada. Hingga semua itu menghantarkannya pada keterbatasan baru yang ia rasa. Bahwa nyatanya, semakin banyak yang kita minta, semakin dunia yang kita pijaki ini terasa sempit.
![](https://img.wattpad.com/cover/225384114-288-k693072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumah
Teen Fictionterlalu sibuk berkelana, singgah dari rumah ke rumah, anak-anak terkadang suka lupa. ada 'pulang' yang selalu menanti mereka dengan tangan terbuka. 26 Oktober 2019- 29 Oktober 2020 {dunia tongkrongan new version} ©2020 || dunia.series || vol.1