Laura sibuk mengemas barangnya, karena besok ia akan berangkat camping, Laura merasa bahagia.
"Ra kamu bener mau pergi?" Sepertinya itu kalimat ke seribu yg di dengar Laura dari mulut ibunya itu.
"Mah Rara pergi cuman tiga hari aja, Rara ngga pergi selamanya Ko tenang aja".
"Kamu ini ngomong apa si Ra, lebih baik kamu ngga pergi deh Ra, mamah khawatir Banget sama kamu" larang Rina.
"Mah Rara itu dah besar, lagian Rara ngga sendirian ko, banyak teman yg bakal jagain Rara disana, lagian Rara ngga berangkat besok bukan sekarang" jelas Laura.
"Yaudah deh terserah kamu aja deh Ra" kalah Rina.
"Yaudah ma Rara mau mandi dulu, lagian Semua keperluannya udah selesai ko" lalu Laura masuk ke dalam kamar mandinya.
Malam ini ntah ada apa ke empat orang ini berkumpul di ruang keluarga sambil menonton tv.
Kedua orang tua Laura di atas sofa, sedangkan Laura dan Rey berada di bawah sambil memakan cemilan.
"Bang maafin Rara ya" ucap Laura tiba-tiba.
Rey memegang jidat Laura. "Lo kepentok meja? Pintu? Apa jendela?" Tanya Rey.
"Ishhh Lo nih gimana si! Gue itu serius!! Rara udah restuin ka Mutiara sama Abang" jelas Laura.
"Hah yg bener?! Nah gitu dong jadi ade yg baik buat gue!" Senang Regan.
"Rara mau ngucapin banyak terimakasih dan minta maaf buat kalian, Rara ngga tau mau nyampein gimana lag" Rey mematikan tv, lalu ia menatap Laura aneh.
"Lo kenapa Ra?".
"Rara udah sadar, kalau Rara ini udah dewasa, tapi Laura belum bisa ngasih apa-apa sama Kalian. Rara bisanya nyusahin kalian, buat kalian khawatir, maafin Rara pokoknya" mendengar itu Rina turun lalu menghampiri Laura, lalu ia memeluk putri semata wayangnya itu.
"Kamu ngga boleh ngomong gitu Ra, sebaliknya kami minta maaf karena ngga pernah ada buat Rara, mamah sama papah minta maaf karena belum bisa jadi orang tua sebaik yg Rara impikan" Laura menggelengkan kepalanya.
"Ngga, kasih sayang Kalian udah lebih dari cukup, kalau Rara ngomong gitu berarti Rara Manusia yg kurang bersyukur" Rina memeluk erat Laura, lalu Rendi ikut memeluk keduanya, lalu diikuti Rey.
Ntah kenapa malam ini sangat menyedihkan, kenapa malam ini keluarga ini akan melepas sesuatu yg sangat berharga.
***
"Obat? Selimut? Jaket?" Absen Rey tak henti hentinya.
"Udah bang, gue cuman pergi camping bukan pindah rumah!!!!"
"Nih Ra sedia payung sebelum hujan, kalau sewaktu-waktu Lo di Telen setan lilin gimana?" Racau Rey.
"Ngarang lo, papah Rara minta uang!!" Teriak Laura.
"Maslaah duit aja ngga langsung" sindir Rey, lalu Rina menghampiri Laura dan memberikan uang.
Lalu ia menghampiri Regan yg berada disana untuk menjemput Laura. "Regan Tante percayakan Laura sama kamu, kamu jaga Laura baik-baik ya, Tante titip Laura. Kenapa perasaan Tante ngga enak, semoga ngga terjadi apa-apa sama Laura".
"Saya akan jaga Laura baik-baik Tante, percaya sama Regan".
"Aishh mamah apaansih, mama kira aku anak kecil apa yg perlu di jagain sama orang".
"PAPAH!! RARA BERANGKAT DULU YA!!! JANGAN KANGEN SAMA RARA!! KALAU KANGEN LIAT AJA POTO DI KAMAR RARA!! BYE BYE RARA BERANGKAT DULU!!! BIBI JANGAN KANGEN YA!! BYE BYE SELAMAT TINGGAL SEMUANYA, SELAMAT TINGGAL RUMAH TERCINTA!!! I LOVE YOU, JANGAN LUPAKAN RARA YA!! RARA BAKAL INGET SEMUA KENANGAN PAHIT MANIS DIRUMAH INI!!!" Rey menjitak kepala Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Kesedihan (Completed)
Teen Fiction#Budayakan vote sebelum membaca cerita ini. Bagaimana kalau es bertemu es, apakah akan mencair atau malah semakin membeku???? Ini cerita Laura yg mempunyai sifat dingin dan misterius. Bertemu dengan Regan yg sifatnya tidak jauh berbeda dengan Laura...