25

157 15 1
                                        

"BAJINGAN" teriak Regan dan Azka bersamaan ketika melihat Laura tersungkur ketanah.

Lalu Regan dan Azka menghajar Bani sampai ia babak belur dan tersungkur ketanah.

Lalu dengan cepat Regan dan Azka membantu Laura berdiri.
Laura menghempaskan tangan keduanya.

"Goblok, itu akan membuat kacau tau ngga!" Bentak Laura.

"TUNGGU APALAGI SERANG!" teriak Bani pada seluruhnya, dan terjadilah perang antar sekolah.

Laura membuang nafas kasar "setan gue buang waktu gue hanya melawan bajingan".

Banyak laki laki yg mengarah kepada Laura, dan lebih menakjubkan antara ratusan laki laki satu perempuan, yaitu Laura.

Laura dengan senang hati melawan mereka, sudah banyak Laura menumbangkan mereka, dan lebih parah laki laki itu terus berdatangan pada Laura.

Dari kejauhan Regan melihat Laura yg dikeroyok Regan mencoba menolong Laura tetapi banyak yg menghalangi dirinya.

Sampai akhirnya ia mendekati Laura dan membantunya.
"Udah Lo lari kebelakang sekolah!" Teriak Regan.

"Gue bukan pecundang!" Balas Laura.

Aksi pukul memukul pun terus berlanjut, bisa dibilang tawuran tapi untungnya dipihak dua sekolah itu tidak ada yg membawa senjata tajam.

Laura Sudah banyak menumbangkan orang, ia terus meninju memukul dan menendang dengan brutalnya.

Sampai akhirnya suara sirene polisi terdengar, SMA Pandawa menghentikan perkelahiannya lalu pergi meninggalkan SMA itu.

"CABUT" teriak Bani, lalu seluruh orang itu pergi dengan mengendarai motornya dengan ugal ugalan.

Regan maupun Azka menghampiri Laura yg sedang terduduk di tanah, Regan Azka pun mengikuti Laura duduk diatas tanah, mereka duduk masing masing di sebelah Laura.

"Lo luka apa?" Tanya Laura pada Regan. Lalu Regan memperlihatkan tangannya yg berdarah.

"Kalau Lo?" Kini Laura bertanya pada Azka, Azka tersenyum bahagia karena Laura berbicara padanya.
Lalu ia memperlihatkan kakinya yg berdarah.

"Cengeng lo berdua" Laura terkekeh. " Gue ngga ada yg luka hanya pipi gue yg lebam bekas tonjokan bajingan itu" Laura kembali terkekeh.

Lalu ketiganya tertawa, ntah menertawai apa.
Semua orang menahan kesakitan, dan anehnya ketiga manusia itu malah tertawa.

"Laura kamu ngga papa!" Tanya salah satu guru pembimbing Laura dan Regan.

Dengan cepat ketiganya berdiri menghadap guru itu.
"Saya ngga papa Bu" balas Laura tenang.

"Ngga papa gimana! Liat antara ratusan murid yg sedang tawuran kamu perempuan sendiri! Bagaimana ngga papanya, kamu ini bikin saya khawatir saja" bentak guru itu, bukan karena benci tapi karena Guru itu mengkhawatirkan Laura.

"Maaf bu, tapi bener saya ngga papa. Sebagai permintaan maaf saya, saya berikan hadiah. Hadiahnya saya menang perlombaan olimpiade Bu" bujuk Laura.

Mendengar itu Regan dan Azka tertawa sambil menatap dua perempuan yg ada dihadapannya.
Regan dan Azka menertawakan perkataan Laura.

"Kenapa kalian ketawa!" Bentak Laura dan guru itu. Mendengar itu keduanya semakin terbahak bahak.

Lalu guru itu menjewer telinga Azka sedangkan Laura menjewer telinga Regan, sehingga kedua laki-laki itu mengaduh.

Laura melepaskan jewerannya begitupun guru itu, lalu kedua laki laki itu kembali tertawa.

***

Kini pihak polisi atap guru maupun kepala sekolah sedang berada di satu ruangan.
Dan sialnya Laura Regan Azka ikut terseret ke dalam masalah ini.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang