32

125 10 0
                                        

Tepat pukul 1pagi Laura baru pulang, ia diantar oleh Virgin sampai rumahnya, tak lupa ini untuk membantu bacotan Rey.

Kening Laura diperban, untung saja luka Laura tidak terlalu parah.

Laura dan virgin memasuki rumah, saat membuka pintu Rey sudah standby di sofa sambil menatap kearah mereka dengan tajam.

Laura hanya menatap Rey dengan dingin, ketika sadar kening Laura di perban Rey langsung menghampiri Laura dengan sangat khawatir.

"Ra Lo Kenapa? Siapa yg nyakitin Lo? Dan Kenapa Lo pulang selarut ini!" Khawatir Rey.

"Dah ah berisik! Gue mau tidur!" Sumpah kali ini Laura sangat bad mood. Langsung saja ia berjalan ke kamarnya.

Rey menghela nafas panjang, lalu ditatapnya Virgin dengan garang.

"Lo apain adek gue!".

"Gue ngga tau, dia bilang abis ketemu sama temennya, terus pas pulang jatuh di motor. Gue juga ketemu dia di rumah sakit. Yaudah gue sekalian aja anterin Laura" yakin Virgin.

"Lo ngga lagi ngebohongi gue kan?!" Tekan Rey.

Virgin menelan Salivannya, ia menganggukkan kepalanya.

"Yaudah terimakasih udah nganterin adek gue" tiba-tiba suara Rey turun.

Mendengar itu Virgin menghela nafas lega. "Kalau gitu gue pulang dulu ya bag". Rey mengangukan kepalanya, lalu Virgin keluar dari rumah itu.

Rey menaiki tangga menuju kamar Laura, lalu mengetuk pintu.

"Ra, boleh gue masuk?" Izin Rey.

"Ngga! Gue mager, pengen tidur!" Teriak Laura.

Rey menghela nafas panjang, lalu ia pergi menuju kamarnya.
Sedangkan di dalam kamar, Laura merasakan pusing yg sangat luar biasa.

Karena merasa tidak kuat, Laura memutuskan untuk menidurkan badannya, sumpah badan Laura sangat terasa remuk.

***

Pagi ini Rey dan kedua orangtuanya Sedang sarapan seperti biasa, bedanya Laura tidak ikut.

"Laura kemana Rey?" Tanya ibunya.

"Masih tidur kali, ngga tau semalam juga marah-marah ngga jelas" cibir Rey.

Rina hanya menggelengkan kepalanya, lalu ia mengambil roti dan pergi menuju kamar Laura.

Sesampainya di sana, Rina membuka pintu, ia terkejut ketika melihat Laura masih tidur.
Ia menggelengkan kepalanya, lalu menghampiri Laura.

"Ra kamu ngga sekolah?" Tanya Rina sambil menyimpan roti dan susu.

Laura tidak menjawab, merasa aneh lalu Rina memegang kening Laura.

Pertama Rina sangat terkejut ketika melihat kening Laura diperban, kedua Rina terkejut karena kening Laura panas.
Laura demam.

"Sayang kamu sakit?" Khawatir Rina.

"Ngga mah, Laura hanya cape, istirahat bentar aja hilang" balas Laura.

"Terus kening kamu kenapa?".

"Jatuh, Laura izin ngga sekolah hari ini".

"Kami ini, kalau sakit itu ngomong, jangan buat mamah khawatir".

"Rara ngantuk, Rara pengen sendiri".

Rina menghela nafas kasar. "Jangan lupa dimakan sarapannya, kalau butuh sesuatu panggil aja mama" lalu Rina keluar menuju meja makan.

"Laura mana mah?" Tanya Rey.

"Laura demam". Mendengar itu Rey langsung tersedak.

"Kamu ini kenapa?" Tanya Rendi.

"Ngga Rey kaget aja, selama ini Laura ngga pernah sakit. Rey pikir Laura bukan manusia, terakhir ia sakit pas di turki".

"Emang selama ini kamu anggap adik Kamu sendiri apa?" Geram Rina.

"Manusia sih, tapi heran aja. Yaudah Rey berangkat dulu ya bye".

"Yaudah mah panggil dokter Riza ada, takut Laura ada apa-apa. Kalau gitu papah berangkat kerja dulu ya" pamit Rendi.

***

Regan memasuki kelasnya yg sudah ramai, jujur Regan sedikit terlambat gara-gara Gina memintanya mengantar.

Sesampainya di kelas seperti biasa Regan Duduk manis di bangkunya sambil menatap teman-teman lanknatnya.

"Eh Ghin, gue minta contekan dong" rengek Ucup.

"Kaga! Gue udah cape mikir Lo seenaknya nyontek!" Kesal Ghina.

"Lo pelit amat sih Ghin, gue sumpahin lo Cinta sama gue!".

"Najis! Lebih baik gue dinikahin sama Chanyeol EXO, daripada harus jatuh Cinta sama tikus got!".

"Awas Ghin, Lo kemakan omongan sendiri" ledek Aldi.

"Kaga! Eh Regan si Laura mana?" Kini Ghina menatap Regan.

Regan mengerutkan keningnya, lalu matanya mencari-cari ke seluruh kelas.

"Emang dia belum datang?". Tanya Regan.

"Eh gblk, kalau Laura udah dateng gue kaga bakal nanya sama Lo! Gimana si!" Lalu Ghina keluar kelas sambil marah-marah.

"Napa sih tu cewe? Kaya singa kelaparan aja!" Sinis Ucup.

"Elah cup itukan calon imam Lo" ujar Regan.

Ucup menjitak kepala Regan yg membuat Regan melotot. "Amit-amit, mending gue jodoh sama Laura daripada jodoh sama tuh cewe beringas, eh Laura Mana sih?".

"Kaga biasanya Laura kesiangan, atau dia ngga sekolah ya? Ah masa Laura kaga sekolah sih?" Bingung Aldi.

Regan mengangukan kepalanya, benar juga seorang Laura ngga akan pernah absen dalam sekolahnya, apa dia ada masalah? Batin Regan.

"Dah lah Gan, ngga usah dipikirin, Lo kalau deket sama Laura sok dingin, nah bagian Laura kaga sekolah di khawatirin gimana si lu" ledek ucup.

"Sembarangan Lo kalau ngomong, Regan itu sekarang lagi khawatir banget, Lo tau kan semakin kesini mereka berdua semakin Deket heh" goda Aldi.

Regan menatap keduanya dengan tajam, sedangkan yg di tatap hanya tertawa kecil.

Tapi bener juga, ketika ia berdekatan dengan Laura hatinya tenang, dan lihatlah Laura tidak sekolah rasanya Regan tidak tenang, ada apakah?

"HUWAAAA, GIMANA NIH!!!" seseorang masuk kekelas dengan mencak-mencak tidak jelas.

"Lo kenapa sih Ghin! Ganggu orang aja sih!" Teriak Seseorang.

"APA LO! MAU GUE SANTET LO! LAURA SAKIT! GUE NGGA BAKAL DAPET CONTEKAN! MANA SEKARANG PELAJARAN SI BOTAK LAGI!".

Seluruh kelas hanya memutar bola matanya malas, mereka sudah tahu kalau Ghina tiba-tiba menjadi gila seperti ini berarti Ghina sedang datang bulan.

"APA LO LIAT LIAT! NGGA TAU GUE LAGI SEDIH APA? TUGAS GUE BELUM SELESAI!". Ghina membentak Ucup, sedangkan ucup hanya terdiam. Diam cara agar menyelamatkan diri.

Ghina beralih menatap Regan yg sedang membaca buku. "REGAN!! LO HARUS KASIH GUE CONTEKAN! KALAU NGGA GUE NGGA AKAN RESTUIN LO SAMA SI LAURA!!!".

Dengan malas Regan memberikan buku tulisnya.

Seluruh kelas menatap Regan tidak percaya, merasa ditatap Regan merasa bingung.

"Segitunya Lo takut ngga di restuin sama si Laura sama si Ghina. Gue salut sama Lo Gan". Ucup menepuk tangannya.

"Tenang bos, kita semua akan mendukung hubungan Lo sama Laura, kalau si Ghina ngga restuin Lo. Kita akan berdiri paling depan". Timpal Aldi.

"Sial!" Batin Regan.

"APA LO ALDI BAWA NAMA-NAMA GUE! MAU GUE MAKAN LO HIDUP-HIDUP!!!" Teriak Ghina, seluruh kelas hanya bisa terdiam dan menutup telinganya rapat-rapat.

Next part ya.
Follow my Instagram : @Ritastnhyti_

Vote komen ya.

BUBAY😈








Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang