Laura, Regan dan yg lainnya sedang menikmati makanan mereka di kantin, tidak ada percakapan diantara mereka hanya suara dentingan sendok dan suara riuh murid yg lainnya yg sedang asik memesan ataupun mengobrol sampai ada yg tertawa, ntahlah merek sedang membicarakan apa yg jelas mereka sangat bahagia.
"Ca, orang tua Lo udah balik di kampung?" Ucap Ghina tiba tiba, mendekati itu Aca langsung tersedak dengan minumannya.
Dengan cepat ucup membantu menepuk pundak Aca pelan. " Makannya kalau minum itu pelan pelan, kalau Lo mati keselek kan ngga lucu".
Mendengar itu Aca langsung menatap tajam Ucup. "Diem Lo nyamuk, Lo nyumpahin gue mati".
Laura menghentikan memakan makanannya, ia baru menyadari pertanyaan Ghina. Apa benar ibu Aca berada di kampungnya.
Padahal Laura waktu itu melihat ibu Aca terbaring lemah dirumah sakit, dan tidak bisa dikeluarkan dirumah sakit itu karena belum melunasi biayanya.Laura akan mencoba membahas kebohongan Aca.
"Be-belum Ghin, nyokap gue belum pulang di kampung" balas Aca sedikit gugup.
"Oh" Ghina menganggukan kepalanya." Tapi kenapa lama ya, terus selama dua tahun ini gue ngga pernah liat nyokap Lo, termasuk kami kecuali Laura sih".
Kini Laura tersedak baso yg ia makan, dengan cepat Regan memberikan airnya untuk Laura.
"Lo juga pelan pelan sayang, nanti kamu mati aku yg hepi" dengan tidak berdosanya Ucup berkata seperti itu.
Laura mengabaikan ucapan Ucup, ia menatap Aca tidak percaya." Apa bener selama kalian kenal, Kalian ngga pernah tau nyokap Aca. Ya tapi meskipun ngga penting sih, tapi ada baiknya kan".
Aca menelan Salivannya dengan susah payah, hal itu membuat Laura sangat penasaran dengan kebohongan Aca.
"Bener banget Ca, waktu kita kerumah Lo nyokap Lo ngga ada, kalau kita nanya pasti slalu ngga ada, emang kemana selama ini nyokap Lo?" Kini Aldi menimpali.
Aca semakin terpojok, dan hal itu membuat Laura tersenyum sinis. Regan menyadari senyuman sinis Laura.
Lalu ia menyaenggol tangan Laura yg di bawah meja, Laura menatap Regan dengan tatapan bertanya.
Regan memutar bola matanya malas, lalu ia menaikan turunkan aliran.
Seperti hapal dengan maksud Regan, Laura hanya tersenyum manis."EKHMMMMMM, SORRY GUE KESELEK BIJI DURIAN!" Teriak Ucup, lalu semua orang yg ada di meja makan itu menatap ucup tidak mengerti.
"Kapan Lo makan durian?" Tanya Laura polos.
Ucup melotot mendengar pertanyaan itu dari bibir Laura." Tadi gue makan, Lo nya aja yg ngga lihat, sibuk kode kodean sama si Regan" Sindir Ucup.
"Maksud Lo" kini Laura seperti orang Bodoh.
"Ihhhh anjir! Gue yasinin juga Lo Ra! " Kini Ucup mulai emosi.
"Dah ah lupain, ngga penting banget si" Ghina melerai keduanya.
"Ekmm" Laura menetralkan ekspresinya." Kalian tau apa itu arti teman?" Tanya Laura tiba tiba, mendengar pertanyaan itu Regan ucup Aldi Ghina serta Aca menatap Laura dengan bingung.
"Ya untuk menceritakan masalah kita, berbagi masalah, kesedihan, kebahagia. Intinya untuk mengadukan semua yg kita rasakan" balas Aldi.
"Nah tepat banget" sambung Laura memberikannya dua jempol pada Aldi yg membuat seluruhnya menatap bingung pada Laura.
"Sorry ya sebelumnya, memang gue masih baru jadi temen kalian, tapi gue pernah merasakan menjalani itu namanya persahabatan. Kalian tau jalannya persahabatan itu dengan cara membagi masalah kebahagiaan dan yg lainnya. Jika kalian ngga pernah Melakukan itu berarti kalian ngga pernah menganggap persahabatan itu ada." Laura menatap Aca yg sedang menundukkan kepalanya.
"Lo ngomong apa sih Ra gue ngga paham. Nih kami itu slalu membagi kebahagiaan kami serta masalah. Ngga ada yg ditutupi dari kami" balas ucup.
"Lo yakin?" Tanya Laura lagi, dan ucup menganggukkan kepalanya mantap.
" Liat aja nanti" Laura menyunggingkan senyumnya, lalu ia berdiri dan meninggalkan mereka yg sedang memikirkan apa maksud dari perkataan Laura. Begitupun Regan ia mengetahui maksud Laura, tetapi ia belum tau tujuan Laura untuk siapa."Kenapa sih si Laura aneh banget, untung Cantik" ucap Aldi yg dihadiahi jitakan dari Ucup.
"Inget Di, Laura udah ada yg punya jangan coba-coba nikung temen sendiri, ngga baik pamali" Ucup memperingati Aldi dengan sok dramatis.
"Siapa?" Tanya Ghina, lalu ucup mengalihka pandangannya kepada Regan.
" Ya siapa lagi kalau bukan es sama es" ucup terkikik sendiri.
"Stres" lalu Regan pergi meninggalkan kantin.
"Astagfirullah untung sabar" ucap ketiganya sembari mengucap dada mereka, kecuali Aca yg masih menundukkan kepalanya, ia masih meresapi seluruh perkataan Laura. Ia sepertinya tertampar habis dengan perkataan Laura.
***
Seluruh murid berhamburan keluar kelas, mereka berlomba lomba menuju parkiran ataupun menuju halte bus.
Begitupun keempat teman Regan, kecuali dirinya dan Laura mereka berdua disuruh guru untuk menyimpan buku dan alat tulis lainnya ke ruang guru.
Dengan pasrah keduanya menuruti perintah guru."Ada ada aja sih Bu Gita, udah tau gue mau pulang malah disuruh" dumel Laura.
"Inget ngga baik ngedumel, nanti pahala Lo berkurang" peringat Regan.
Seketika Laura menutup mulutnya." Gue bercanda, ya Allah Laura tarik kata kata Laura yg tadi, omongan yg tadi anggap aja angin lewat ya Allah" Laura mengadahkan tangannya keatas seperti sedang berdoa.
Regan menjitak Kepala Laura, yg membuat Laura menatapnya tajam." Ternyata Laura tidak sepintar yg gue bayangin" Regan mengeleng gelengkan kepalanya.
Laura melotot." Eh apa apaan lo, Lo kira gue bodoh apa " Laura berkaca pinggang pada Regan.
"Emang kenyataan gitu" Laura menghentikan langkahnya, tetapi tidak dengan Regan dengan santainya ia mendahului Laura.
Laura menatap Regan tidak percaya, ia terus memperhatikan Regan tanpa sadar.
Tiba tiba Laura menepuk keningnya. " REGAN! TUNGGUIN NGGA! SINI LO GUE BALAS! LO PIKIR GUE BODOH APA!" Laura mengejar Regan.Keduanya berada di parkiran, parkiran Sudah aga sepi hanya ada beberapa kendaraan yg terparkir termasuk kendaraan keduanya.
Laura memasuki mobilnya, ia menjalankan mobilnya tetapi Laura merasakan tidak beres dengan kendaraannya.
Laura keluar dari mobilnya lalu mengecek, dan benar kedua ban mobil depannya kempes.Laura sangat kesal, lalu ia menendang ban mobilnya, tetapi sial Laura merasakan sakit dikakinya.
Laura meloncat loncat dengan kaki sebelah yg sebelah lagi ia taikan keatas.
Dari kejauhan Regan melihat itu tertawa sangat puas. Sadar ditertawakan Laura menatap Regan dengan tidak suka.Laura menghampiri Regan lalu ia menjitak Kepala Regan dengan sangat keras yg membuat Regan mengaduh kesakitan.
Regan menegang kepala yg dijitak oleh Laura.
"Lo doyan amat sih jitak kepala orang, Lo kira kepala gue bola apa"."Abisnya udah tau gue lagi kesusahan ditambah kesakitan Lo malah ngetawain gue. Siapa yg ngga kesel coba". Laura memajukan beberapa Senti bibirnya.
"Yaudah Lo bareng sama gue aja, gue anterin Lo kerumah" tawar Regan. " Oke" balas Laura cepat.
NEXT PART YA.
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DAN SHARE OK.BUBAY😈
SORRY BANYAK TYPO NYA
![](https://img.wattpad.com/cover/207866372-288-k993720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Kesedihan (Completed)
Teen Fiction#Budayakan vote sebelum membaca cerita ini. Bagaimana kalau es bertemu es, apakah akan mencair atau malah semakin membeku???? Ini cerita Laura yg mempunyai sifat dingin dan misterius. Bertemu dengan Regan yg sifatnya tidak jauh berbeda dengan Laura...