40

122 11 0
                                    

Senin merupakan hari yg sangat dibenci oleh seluruh murid-murid.
Dimana mereka harus berdiri berjam-jam di bawah sinar matahari.

Sialnya lagi ketika mereka harus mendengarkan celotehan guru pembina yg tidak jelas itu, masih mending pidatonya sedikit. Ini jika bagian kepala sekolah yg ceramah.
Ngalahin pidato pak RT ini.

30 menit kemudian, upacara selesai, murid-murid berhamburan menuju ke kelas, ataupun ke kantin.
Mereka memanfaatkan waktu yg kosong untuk menghilangkan rasa lelah.

Laura memilih untuk pergi ke perpustakaan, ia mengetahui kalau dua pelajaran pertama akan kosong, lebih tepatnya 4jam itu terbuang sia-sia.

Laura duduk di bangku sambil membaca novelnya yg belum selesai, sedang asik membacanya tiba-tiba seseorang duduk dihadapannya.

Laura mendongkakkan kepalanya, ia melihat Kevin yg sedang memandangnya sambil tersenyum manis.

Laura mengabaikannya, lalu ia lanjut membaca novelnya.

Lama-kelamaan laura mulai risih, lalu ia menutup novelnya dan menatap Kevin dengan malas.

"Jadi apa mau Lo?" Tanya Laura malas.

"Ngga ada, gue pengen Mandang Lo aja" Kevin tersenyum dengan tidak berdosa.

"Mendingan Lo masuk kelas, guru Lo bentar lagi masuk, sana pergi" Laura mengibas ngibaskan tangannya gaya mengusir.

"Yaudah gue pergi dulu ya, bye bye" sebelum beranjak Kevin terlebih dahulu mencubit pipi Laura.

"Dah masalah selesai, lanjutin lagi Ra" lalu Laura kembali membuka novelnya.

Saat Laura akan membuka halaman baru, tiba-tiba seseorang datang dan duduk dihadapannya kembali.

Laura memutar bola matanya malas, lalu ia memandang orang itu. "Lebih parah dari yg tadi" bisik Laura.

"Hah apaan?!" Tanya Ghina.

"Berisik deh Ghin, gue mau lanjutin baca" kesal Laura.

"Yehhh kalau baca ya baca aja, ngga usah keganggu gue. Gue ngga akan gangu Lo ko".

"Kalau sampe Lo gangu gue, ilang tuh kepala!"

"Serem amat dah".lalu Laura membaca novelnya.

Merasa bosan Ghina mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut perpustakaan.

"Bosen banget ihhhh, ngga peka" dumel Ghina.

Laura menutup bukunya, "ngga akan beres" bisik Laura.

Melihat itu Ghina tersenyum bahagia. "Gue mau tanya, sebenernya masalah Lo sama Si Aca apaan sih?".

"Lo tau kan kemarin, gue ngga ada niatan buat ngasih tau ke orang lain dia udah su'udzon duluan, kalau gue kasih tau orang lain bakal lebih parah" balas Laura.

"Iya juga sih, gue jadi enek tuh sama si Aca, dia jelek amat prasangkanya".

"Lo ngga boleh gitu, dia juga sahabat kita. Yah meski gue masih kecewa sama dia. Gue tetep anggap dia sebagai sahabat gue".

"Terus kemarin abang Lo gimana? Marah ngga?".

"Untungnya Abang gue lagi keluar, ngga tau dah kalau dia ada. Kalau gue bohong pun dia ngga bakal percaya, abis lah si Aca".

"Ho'oh ya untung, kantin yu Ra, gue laper" ajak Ghina.

Laura mengangukan kepalanya, lalu ia berdiri dan meninggalkan perpustakaan.

***

3jam lagi pelajaran berakhir, sumpah kali ini Laura sangat mengantuk.

Ia mencoba fokus, tetapi kantuk mengalahkannya.
Hingga tidak sadar Laura tertidur di atas meja.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang