Kini Laura sedang berada di rooftop sekolah, ia sedang duduk di bangku panjang yg ada disitu.
Laura memejamkan matanya menikmati angin yg menerpa wajahnya yg membuat Rambutnya ikut bergoyang.Tiba tiba seseorang duduk di kursi sebelahnya, Laura mengabaikannya.
"Hai" sapa perempuan itu, tetapi Laura tidak menjawab.
"Kamu ngapain disini " tanyanya lagi. "Diem" itulah jawaban Laura.
"Kamu inget aku ngga?" . "Ngga!" Balas Laura.
"Masa sih" gadis itu tampak kecewa. "Aku perempuan yg kamu tolongin waktu aku di bully sama Zulfa dkk" gadis itu menjelaskan.
"Oh" hanya itu jawaban Laura yg membuat gadis itu berdecak kesal.
"Kamu inget sekarang?" Tanya gadis itu, Laura menganggukkan kepalanya.
Gadis itu tersenyum bahagia, kalau perempuan itu memberikan kantong plastik pada Laura, yg membuat Laura mengernyitkan dahinya.
"Ini baju sekolah yg kamu kasih, aku udah cuci ko. " Gadis itu menyodorkan pakaian itu sambil tersenyum manis.
"Ck ngga usah. ambil aja" balas Laura lalu ia menatap kearah langit.
"Aku tau ini baju dari koperasi, harganya juga mahal aku ngga mau punya hutang" perempuan itu menundukkan kepalanya.
"Kata gue ambil ya ambil,. Gue ikhlas ngasih Lo, lagian liat baju Lo udah dekil" Laura berbicara itu dengan santai tanpa memikirkan apapun.
Perempuan tadi menyengir lalu ia memeluk Laura.
"Makasih ya kamu baik banget!! Juga aku mau bilang terimakasih sedalam dalamnya karena kamu udah mau bantuin aku waktu itu" Laura sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh perempuan itu, dengan cepat Laura melepaskan pelukannya."Mendingan Lo pergi dari sini" usir Laura.
"Ok" lalu perempuan tadi pergi sambil bersenandung kecil. Melihat itu Laura menggelengkan kepalanya.
Sepeninggalannya perempuan tadi Laura kembali hening ia masih asik bergulat dengan pikirannya.
Tanpa Laura sadari banyak orang yg sedang mencarinya, Karena guru memanggil Laura.Laura masih memejamkan matanya ia tampak tenang dan menikmati angin yg menerpa wajahnya, tiba tiba suara seseorang mengganggu aktivitasnya.
"Udah gue duga" ucap seseorang tersebut.
"Ngapain Lo disini, Lo ngikutin gue!! " Laura menatap orang itu tajam.
"Ngapain juga gue harus ngikutin Lo, gue juga punya urusan. Ngga penting " Regan menekankan kata penting. Yah orang tersebut adalah Regan yg tengah mencari Laura.
Hening. Keduanya asik dengan pikiran mereka sendiri.
"Lo dipanggil guru, sekarang!! " Regan memecah keheningan.
"Ck ngomong ke dari tadi, buang waktu aja Lo" dumel Laura lalu ia pergi dari tempat itu.
"Dih buang waktu, dari tadi Lo diem disini, dasar es" gumam Regan. Lalu ia pergi menyusul Laura.
Yaelah itu si Regan ngga nyadar kalau dirinya juga es. -Author
***
"Ibu manggil saya" tanya Laura, kini Laura sedang berada di ruang guru.
Tiba tiba pintu terbuka menampilkan pria dengan wajah datarnya dia Regan, Laura memutar bola matanya malas.
"Lo ngikutin gue yah" selidik Laura.
"Ngapain gue ngikutin Lo, gue juga di panggil" balas Regan lalu ia duduk di sebelah Laura.
"Sudah sudah, saya memanggil Kalian berdua saya ingin kalian menjadi satu tim-
![](https://img.wattpad.com/cover/207866372-288-k993720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Kesedihan (Completed)
أدب المراهقين#Budayakan vote sebelum membaca cerita ini. Bagaimana kalau es bertemu es, apakah akan mencair atau malah semakin membeku???? Ini cerita Laura yg mempunyai sifat dingin dan misterius. Bertemu dengan Regan yg sifatnya tidak jauh berbeda dengan Laura...