51

102 6 0
                                        

"LAURA!!!!!!"

teriak Regan Sampai ke dunia nyata, Semua orang terkejut, Regan tak henti-hentinya memanggil nama Laura tetapi ia tidak sadarkan diri.

"LAURA!!!!" akhirnya Regan dasar, ia memperhatikan tempat ia berada, ruangan serba putih, dan keluarganya yg berada disana.

Ia tidak menghiraukan apapun, apalagi menghiraukan rasa sakit yg  ada di badannya, yg ia khawatirkan satu yaitu Laura.

Sepanjang koridor Regan berteriak seperti orang gila, ia meneriaki nama Laura.

"LAURA!! RA!! KAMU DIMANA SAYANG!!! LAURA!!!"

"Regan kamu kau kemana? Kamu belum sembuh total nak" ibu Regan mengejar Regan sambil tersenyum.

"Ma Laura mana ma? Ma Laura mana? Regan mau ketemu sama Laura sekarang ma!!" Ibu Regan menangis, lalu ia mengangukan kepalanya.

Lalu sampailah Regan di sebuah ruangan yg sedang masa kritis, semua orang terdiam, banyak keluarga Laura yg berada disana, ada juga teman-teman Laura.

Regan menghampiri mereka. "Laura mana?" Suara Regan pelan, lalu semua orang menatap Regan dengan prihatin, wajah Regan di penuhi luka, serta air mata.

Rey menghampiri Regan, tanpa segan-segan ia melayangkan Bogeman mentah pada wajah Regan, Regan terdiam menerimanya, Karena ia tahu kalau ia salah.

"INI SEMUA SALAH LO! GUE UDAH NGOMONG JAGAIN LAURA!! INI SEMUA GARA-GARA LO, GARA-GARA LO ADEK GUE KRITIS!! LO TAU LIAT DIA SEDANG BERJUANG ANTAR HIDUP DAN MATI!!!" Rey ambruk lalu ia menangis.

Bagaimana tidak, melihat adik satu-satunya yg berada di ruangan yg sangat ia benci, adiknya sedang berjuang antara hidup dan mati, adiknya yg ia sayangi sekarang di liliti oleh barang-barang medis.

Mutiara menghampiri Rey lalu memeluknya menenangkannya, semua orang kembali menangis.

Kini Regan ambruk ke lantai, kini ia berhadapan dengan Rey, sama halnya dengan Rey Regan menangis.
Dan hal itu membuat semua orang menangis kembali.

Seingat Regan ia sedang menyelamatkan Laura dari jurang, habis itu ia terjatuh, dasar-dasar ia berada di rumah sakit.

"Pah mama mau masuk pah, Laura sendirian pah, ia perlu penyemangat pah, mamah mau masuk, mamah mau bantu Laura" kini Rina yg menangis histeris.

"Mah sabar, Laura pasti sembuh, ia sedang di tangani sama dokter mah".

Lalu tak lama kemudian dokter keluar, semua orang menatap dokter itu penuh harap.

Langsung saja Rina menghampiri dokter itu "Dok bagaimana keadaan Laura? Kami semua berharap sama dokter, dokter satu-satunya harapan kami dok? Jelaskan bagaimana keadaan Laura dok?" Tanya Rina penuh harap.

"Pasien mengalami pendarahan yg sangat parah, banyak darah yg keluar, dan pasien mengalami benturan di otaknya, kemungkinan kecil beliau bisa sembuh, maka kami secepatnya untuk mengoperasi pasien, kami meminta persetujuan dari keluarga pasien".

"Lakukan hal terbaik buat anak saya dok, apapun caranya tolong lakukan, demi kesembuhan anak saya" tekan Rendi.

"Baiklah kami akan berusaha keras untuk kesembuhan pasien". Lalu dokter itu pergi.

Sekarang seluruh orang Hanya bisa memanjatkan doa sebanyak Banyaknya demi kesembuhan Laura.

****

Satu jam kemudian akhirnya operasi akan di mulai, Laura membukan matanya perlahan.

Sedikit remang-remang tatapan Laura mengarah pada dokter, dengan susah payah ia berbicara pada dokter untuk memanggil orang tuannya, lalu dokter menyetujuinya.

Dokter itu keluar. "Sebelum operasi di mulai pasien meminta keluarganya untuk menemuinya" dengan cepat kedua orang tua Laura masuk berserta Rey.

Rina menangis melihat keadaan anaknya yg tidak berdaya seperti ini, tubuh mungilnya di penuhi alat medis, Rina menangis sambil memegang tangan Laura.

Mulut Laura terbuka seperti mengucapkan sesuatu, tetapi nihil ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Maaaaaaa maa Fin ra raa" dengan susah payah akhirnya Laura dapat berbicara, mendengar suara putrinya itu Rina tersenyum Bahagia.

"Ngga sayang kamu ngga salah, mama yg minta maaf karena ngga bisa jagain kamu". Rina mengusap air matanya.

"Raaa,, Ra.. min.. ta.. ma.. af.., Rara.. saya..Ng.. kal..Lian..., Maa...re..gan..ma.." Laura Masih bisa berbicara.
Lalu mereka keluar dan memanggil Regan untuk Masuk, dengan antusias Regan masuk.

Regan merasa terpukul melihat keadaan Laura seperti itu, ia mendekati Laura, ia memegang tangan Laura dengan erat.

"Ra maafin aku, aku sayang sama kamu, kamu janji ngga akan ninggalin aku ka Ra? Kamu janji ya?" Lalu Laura mengangukan kepalanya.

Regan mengecup kening Laura pelan, lalu dokter menyuruh Regan keluar karena operasi akan di mulai.

Lalu lampu merah pun menyala pertanda operasi sedang di mulai, semua orang sangat gelisah, bagaimana tidak gelisah nyawa Laura berada di ujung tanduk.

Regan memandang Aldi, lalu ia pergi, seakan mengerti dengan tatapan Regan Aldi pun mengikuti Regan.

Sesampainya keduanya di taman rumah sakit. "Kenapa ini semua terjadi Al? Sumpah gue ngga paham".

"Jadi setelah kepergian Lo, kami nungguan Lo, lalu hujan turun, kami nunggu kalian di tenda, tetapi setelah lama kami nunggu kalian tapi tak kunjung datang, kami pikir Kalian menunggu hujan berhenti, tapi saat hujan berhenti kalian belum datang, tapi setelah lama kalian tak kunjung datang, makannya kita memutuskan untuk mencari kalian, saat kita liat arah bibir jurang kita lihat jaket Lo, lalu perasaan kita tidak enak. Gue coba cek ke arah jurang, gue lihat Lo berdua di dasar jurang, gue hubungin pengelola tempat ini, akhirnya bantuan datang. Keadaan Laura sangat parah, dan untungnya keadaan Lo ngga separah Laura, karena Lo terlindungi badan Laura, kita melihat Laura memeluk Lo untuk melindungi Lo" ucap Aldi menjelaskan panjang lebar.

Regan menggaruk kepalanya, sumpah ia sangat menyesal, merasa bersalah, semuanya campur aduk menjadi satu, Aldi menundukkan kepalanya.

Tiga jam kemudian operasi Laura, Regan dan Aldi masih nggan untuk meninggalkan taman itu, Aldi mendapat telpon dari Ghina kalau operasi nya selesai.

Lalu Aldi memberitahukan pada Regan, Dengan cepat keduanya berlari menuju ruangan Laura.

Sesampainya di sana lampu merah itu berubah menjadi hijau pertanda operasi selesai.

Tetapi tidak ada satu dokter pun yg keluar membuat semua orang khawatir, setelah 30 menit menunggu akhirnya dokter pun keluar.

Langsung saja Rina menghampiri dokter itu lalu menanyakan keadaan Laura.

"Dok bagaimana keadaan Laura dok?"

"....

MAMPOS DI GANTUNG:V

MAU TAU KELANJUTANNYA? TUNGGU SATU BULAN LAGI YA WKWKWK

BOHONG DENG, TUNGGU AJA YA, AUTHOR PASTI UPDATE KO.

SATU KATA BUAT PART INI:(

KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA, MAAF TYPO BERTEBARAN.

GET WELL SOON UNTUK LAURA KAMI SAYANG SAMA KAMU:)

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang