50

97 6 0
                                        

Rey sedang makan siang di kampusnya, ia sedari kemarin lebih tepatnya saat Laura pergi banyak melamun.
Ntah apa ia sangat khawatir, takut dan ntahlah.

"Woyy Rey kenapa Lo? Banyak hutang ya?" Kai menepuk pundak Rey.

"Gue gpp, gue cuman khawatir aja sama Laura"

"Eh elah kenapa khawatir, diakan lagi senang-senang sama temanya, buat apa khawatir, palingan dia lagi ketawa sana-sini" ucap temen Rey yg lainnya.

"Tapi sedari kemarin perasaan gue ngga enak sama Laura" kekeh Rey.

"Lo percaya aja sama Laura, Laura itu perempuan kuat, Lo kaya ngga kenal sama adek Lo sendiri gimana si" kai mencoba menenangkan.

"Semoga aja deh, yaudah gue pergi dulu, pacar gue dah nungguin" lalu Rey pamit pada teman-temannya.

"Dasar anak love!"

Rey mengendarai mobilnya lalu menjemput Mutiara, setelah sampai ia melihat Mutiara yg sedang menunggunya.

Rey keluar dari mobilnya, lalu melambaikan tangannya.
Dari kejauhan Mutiara melihat Rey langsung menghampiri pria itu.

"Siang" sapa Rey.

"Juga".

"Kita kemana ya? Kita makan siang yu, kamu pasti belum makan?.

"Kamu bisa aja, yaudah ayo" lalu keduanya Masuk kedalam mobil dan pergi.

"Mungkin itu hanya perasaan kamu aja Rey, aku percaya Laura pasti baik-baik aja, jadi kamu tenang aja" kini Rey dan Mutiara berada di sebuah cafe, lalu Rey menceritakan kegelisahannya sejak kemarin.

"Tapi ngga tau kenapa aku khawatir banget sama dia Mut, apa aku susul aja ya kesana?"

Mutiara menggelengkan kepalanya. "Jangan kalau kamu nyusul kesna kamu akan di dikira ngga percaya sama Regan sama teman-temannya kalau mereka jagain Laura, kalau mereka ada kenapa-kenapa mereka akan menghubungi kamu ko".

Rey tersenyum lalu mengangukan kepalanya.
"Udah sore kita pulang aja ya Mut" ajak Rey lalu mutiara mengangukan kepalanya.

****

"Nah ini malam kedua kita Disni, dan besok malam ketiga, lalu kita pulang deh, yah sayang banget ya" sedih Aca.

Zulfa Duduk di dekat Aca. "Kita tambah aja harinya, jadi 5 hari gimana?".

"Lo aja disini,. Selamanya juga ngga papa, jadi Manusia hutan Tarzan awuooooooo!!!" Lalu Ghina tertawa yg diikuti yg lainnya.

"Eh Regan lauran sama Reza kemana?" Ucup mencari-cari keberadaan mereka bertiga.

"Masih nyari kayu bakar, padahal ini udah banyak, ahh cape banget gue" lalu Aldi duduk.

Laura duduk di atas rumput yg hijau, di hadapannya terdapat sungai yg sangat jernih.
Tiba-tiba seseorang datang dan duduk di dekatnya.

Dia Reza. "Ngapain Lo Ra disini, bentar lagi malam Lo?".

"Gue lagi liat masa depan gue gimana nantinya, apa gini-gini aja, atau berubah".

"Tergantung sama diri Lo sendiri, lebih tepatnya tergantung sama tangan Lo".

Laura mengangkat kedua tangannya. "Tergantung tangan gue?".

"Iya, tangan Lo sendiri, jika Lo melakukan hal yg baik, maka masa depan Lo akan jauh lebih baik, tapi kalau tangan Lo melakukan hal ngga baik, jadi jangan harap masa depan Lo bisa baik, tapi beda ceritanya kalau tangan Lo tidak melakukan apa-apa, berarti masa depan Lo ngga ada".

"Gue milih tangan gue ngga melakukan apa-apa ah, ngga ribet" Laura tersenyum puas.

"Lo bodoh Banget si, dah ayo balik ke tenda" lalu keduanya pergi.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang