25

1.5K 222 90
                                    

"saya tahu, kamu akan menyelamatkan saya" tambah Wendy dengan suara serak, ia takut Chanyeol terburu-buru pergi meninggalkan nya. Chanyeol masih menatapnya dengan datar tanpa ekspresi yang berarti.

"tadi.. kamu membentak saya, wajah lama itu muncul lagi... Chanyeol, apa benar kamu sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap saya?"

Saat Wendy masih menunggu jawaban Chanyeol, seorang dokter jaga dan perawat memasuki ruangan rawat inap tersebut, sehingga Chanyeol segera menyingkir dari sisi tempat tidur untuk memberikan jalan bagi para petugas medis.

"Mohon maaf pak, pasien harus segera beristirahat. Dan bapak juga silakan untuk menandatangani dan memeriksa data pasien di bagian administrasi.." jelas Dokter pada Chanyeol.

Chanyeol mengangguk pada permintaan dokter tersebut, ia segera menuju bagian administrasi untuk memeriksa kembali data milik Wendy. Pria itu dengan mudah mengisi formulir tentang Wendy di atas kertas, Chanyeol juga sangat mengenal Wendy bahkan sampai pada tinggi badan serta berat badan wanita itu. Bahkan Chanyeol juga mengisi pertanyaan kolom alergi yang dialami Wendy yang semula dibiarkan kosong. Ia Juga menambahkan penyakit sesak nafas Wendy yang sering kambuh bila tempat terlalu panas atau dingin.

Hati mungkin melupakan dan bisa tergantikan, tapi nyata nya tubuh Chanyeol tidak semudah itu membantah untuk menghilangkan Wendy diantara kenangan-kenangan. Kini, Chanyeol merasa bersalah dengan duduk di kursi kedai rumah sakit yang sudah tutup. Hanya ada penjual kopi yang masih melayani pembeli yang sudah mulai sepi. Chanyeol memesan segelas kopi dan termenung di tempatnya. Pakaian nya benar-benar kotor karena ia belum sempat membersihkan diri, tangan dan kedua kaki nya pun demikian. Chanyeol menutup wajah dengan kedua tangannya, tiba tiba saja rasa bersalah itu berubah menjadi tetesan airmata yang membasahi wajahnya.

.

.

.

Pagi dengan hawa dingin, masih terlihat sedikit kepulan asap yang berasal dari puing-puing bangunan yang terbakar. Jennie melangkahkan kedua kaki nya ke tempat tersebut dan berusaha mencari barang-barang di teras belakang rumah milik Wendy yang mungkin masih bisa terpakai.

Jennie juga sudah menelpon Papa dan Nenek nya, juga keluarga Chanyeol yang benar-benar terkejut dengan peristiwa kebakaran yang terjadi. Mereka lebih mencemaskan Jennie tentu nya dibandingkan dengan Chanyeol. Tapi, Jennie justru mencemaskan keadaan suami nya yang sampai sekarang tidak tahu bagaimana. Semalam, Jennie tidak sempat memperhatikan suami nya dengan baik karena pencahayaan yang rendah juga suasana yang kacau. Tapi, Jennie bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa naas sekarang.

Langkah Jennie berhenti tepat didepan kamar Wendy yang separuhnya sudah terbakar, sedangkan bagian atap sudah benar-benar hancur lebur. Jennie memasuki kamar dokter tersebut dan menemukan cermin tempat berdandan masih utuh dan berada pada tempat nya. Jennie melihat sebuah pas foto milik Wendy dengan seseorang diatas meja, foto itu sangat kotor dan berdebu.

"apa jangan-jangan... foto mantan nya itu ya..." gumam Jennie dengan senyum kecil dibibir nya. Jennie hendak mengambil pas foto tersebut dan melihat siapa pria yang sampai saat ini membuat Wendy terus menangisi kepergian nya. Apa mungkin Chanyeol mengenal nya? Kan, Wendy bilang kalau mantan nya itu berhasil ia temui saat dipindah tugaskan ke Flores.

"Jennie... ayo pergi, mobil nya udah siap" beritahu Johnny dari luar kamar Wendy.

Jennie mengurungkan niat nya dan segera saja keluar untuk pergi menuju rumah sakit. Jennie harus buru-buru pergi karena tidak akan ada lagi kendaraan yang akan mengantarkan nya jika ia terlambat. Sebenarnya masih ada satu mobil lagi, mobil milik Hanbin yang tidak akan mungkin Jennie pakai untuk menemui Chanyeol.

The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang