Suasana senyap dan langit gelap masih menyelimuti pulau kecil nan indah itu, hujan gerimis yang semula mengguyur langit kini telah berhenti dan menyisakan hawa sejuk di udara. Jennie merasakan tidur nyenyak nya harus terhenti ketika ia tidak mendapati pelukan erat melingkar pada tubuhnya lagi, dengan panik gadis itu segera menyambar HP di samping tempat tidur dan menyalakan penerangan darurat disana.
Dengan mata sedikit membengkak, ia mencari Chanyeol di dalam ruangan kamar, suami nya itu sudah tidak ada di tempatnya semula. Bekas tempatnya berbaring sedikit agak kusut. Pintu kamar juga tertutup rapat.
"Ih.. kemana sih.." gumam Jennie malas, meskipun dirinya sedikit panik karena takut jika Chanyeol tiba-tiba meninggalkannya karena perintah darurat.
Resiko menjadi isteri seorang abdi negara, Jennie harus ekstra waspada dan benar benar memahami pekerjaan serta tugas-tugas kewajiban suami nya. Ditambah lagi, Chanyeol itu orang nya sangat disiplin dan tidak mau menyusahkan oranglain. Baginya pantang membangunkan Jennie yang sedang tidur hanya untuk pamit bertugas.
Jennie pun segera mengenakan gaun tidurnya kembali yang semula tersampir di kepala ranjang, dan keluar dari kamar guna memastikan keberadaan suami nya.
Jennie bernafas lega ketika Chanyeol ada di ruang tengah sedang menghadap sebuah laptop dibantu penerangan dari sebuah lampu darurat.
"kok ga bilang-bilang..." ujar Jennie sambil berjalan menghampiri Chanyeol yang duduk serius.
Chanyeol mendongak dan tersenyum ketika mendapati isteri nya itu bangun dinihari begini, "Sini.." Chanyeol menepuk-nepuk bantal duduk disamping nya meminta Jennie untuk duduk disana.
Jennie dengan sigap menduduki tempat tersebut dan langsung saja menyandarkan kepala nya pada bahu Chanyeol.
"ck, kirain pergi... saya nyariin tau!" omel Jennie, masih dengan suara nya yang agak bergumam.
"kamu tidur nyenyak... saya pikir kamu kelelahan" jawab Chanyeol dengan lembut sembari terus membaca sesuatu yang sangat rumit di layar komputer.
Jennie mengerutkan alisnya dan mencoba membaca tulisan dalam layar, tapi mata nya agak silau karena dia baru saja bangun tidur, "ngerjain apaan?"
"Oh.. ini laporan audit perenam bulan yang diminta oleh pusat. Saya harus memeriksa nya sebagai ketua pengesahan"
"wow.. kamu hebat!" Jennie mengacungkan jempolnya, dan merangkulkan tangan nya pada lengan Chanyeol.
Chanyeol tersenyum mendapat pujian manis itu, "kamu sebaiknya tidur lagi... nanti sakit kalau ikut begadang seperti ini"
Jennie menghela nafasnya sambil mengendikkan kedua bahu nya, "engga ah.."
"nakal kamu Jen" balas Chanyeol dengan lucu sembari menjatuhkan usapan lembut pada puncak kepala Jennie. jennie terkikik mendapatkan sentuhan kecil itu, apalagi omelan Chanyeol yang mengatakan kalau dirinya nakal.
"hihi.. mau kepo dong, boleh?"
"hm, kamu mau tanya apa?"
Chanyeol sekarang sudah lebih 'pintar' dalam memahami bahasa gaul. Meskipun mata nya fokus pada laporan audit, tapi telinga nya dengan seksama bisa meladeni Jennie.
"gaji kamu berapa sih?"
Chanyeol mengulum senyum nya, "serius, kamu baru penasaran sekarang?"
Jennie mengangguk, "Iya, saya baru tanya sekarang... sebenernya, penasaran dari awal kenal sih. Tapi kayaknya ga pantes aja kalo langsung nanya penghasilan. Nanti kamu ngira nya saya matre"
KAMU SEDANG MEMBACA
The General
FanfictionKegagalan sebuah pernikahan yang sudah dimimpikan sejak dulu membuat keduanya terpisahkan jarak dan status. Lalu, disatu sisi ada sebuah penolakan besar atas sebuah lamaran dari seorang jenderal hingga menghasilkan penyesalan yang tidak berujung. Se...