28

1.4K 183 54
                                    


Salah satu sekolah populer yang ada di Bandung itu sedang ramai mengadakan acara pentas seni tahunan yang rutin di gelar setiap tahun nya. Karena sekolah nya cukup populer maka tidak heran banyak sekali siswa yang berasal dari kalangan selebriti maupun anak dari orang-orang yang cukup berpengaruh.

Jennie adalah salah satu murid yang belajar di sekolah tersebut, dua tahun lalu ia berhasil memasuki sekolah ini berkat jalur prestasi nya dalam bidang musik, sebenarnya bidang akademik Jennie pun sangat baik, tetapi Jennie lebih memilih untuk masuk jalur prestasi musik karena ia ingin mengenang sosok sang Mama yang dulu nya adalah seorang musisi dan penyanyi.

Pentas Seni dengan tamu dari para alumni yang kini telah menjadi aktris pun berurutan mengisi acara, suasana amat ramai seperti terjadi konser besar di sekolah megah tersebut. Jennie lebih memilih duduk diam di kelas nya, sebenarnya dia tidak begitu suka suara berisik dari gebrakan drum atau suara gitar listrik. Sial nya, kelas Jennie begitu dekat dengan aula tempat pentas seni berlangsung. Jennie menyembunyikan wajah dengan cara menelungkupkan wajah pada tas nya yang tersimpan diatas meja.

"disini ternyata.. si artis sok kecakepan yang deketin Hanbin!"

Tiga orang perempuan berseragam yang serupa dengan milik Jennie tiba-tiba menggebrak meja tempat Jennie duduk. Spontan, Jennie mendongak dengan wajah lemas tanpa dosa.

Salah satu dari perempuan itu tertawa mengejek, sementara dua lain nya memasang wajah songong yang tidak mau kalah sangar dengan pimpinan nya.

Jennie mengerutkan dahi nya, sebab ia tahu kalau ternyata tujuan mereka bertingkah demikian untuk menyerang nya.

"Ga usah sok polos gitu deh... pake sok cantik segala!"

Jennie menyembunyikan senyum nya, kemudian gadis itu bangkit untuk bersikap acuh dengan tingkah tak jelas teman sekolah nya ini.

"heh.. mau kemana lo?!" kata nya seraya menahan lengan Jennie dengan kasar.

"apaan sih kalian ini?" sentak Jennie tak terima, meskipun tidak punya teman satu pun setidak nya Jennie bisa melawan biarpun agak gemetar dan takut. Alasan Jennie tak punya teman pun karena gadis itu sangat populer, sebab ia sudah menjadi artis sejak masih duduk di bangku SMP sehingga banyak anak seusia nya tidak terima dengan hal tersebut, ditambah lagi banyak pula cowok-cowok yang menyatakan perasaan nya pada Jennie karena kepribadian dan wajah cantik Jennie. Jennie sudah berada di level lain dibandingkan gadis seusia nya saat itu.

"apaan sih kalian ini..." ejek salah satu nya dengan menyalin dan meniru kalimat Jennie.

"aduh jujur aja deh sama kita.. bokap lo bayar berapa sih sama sutradara dan produser, sampe lo yang ga bisa akting dan kaku... dan cupu kayak gini bisa bisa nya jadi lawan main Hanbin!"

"ngeliat lo di iklan aja malesin.. kek perek tau ga?!" tawa pecah dari ketiga nya saat ejekan itu dilontarkan pada Jennie.

Jennie hendak menjatuhkan tamparan pada wajah gadis yang mengejek nya tersebut sekuat tenaga, namun tangan nya ditahan oleh salah satu teman nya. Jennie mendengus dengan tangan terkepal.

"udah tukang maksa, kasar lagi... hahaha... dasar, kalo kata nyokap gue sih... lo tuh ga jauh beda sama nyokap lo... lo tahu gak... kenapa nyokap mati? Itu karena.... dia ga kuat punya anak kek perek... hahahaha"

.

.

.

Chanyeol mendengarkan kisah pahit dan pedih kehidupan Jennie semasa isterinya itu duduk di bangku sekolah. Dengan lembut, Chanyeol juga memainkan rambut halus dan panjang isterinya menggunakan jemari tangan nya yang besar, pria itu membuat Jennie bersandar di dada nya, meskipun airmata bercucuran diwajah Jennie dan tangan nya tampak masih gemetar, setidaknya ia berusaha untuk sembuh dari teror masa lalu yang selalu muncul ke permukaan seperti sekarang.

The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang