33

1.2K 157 79
                                    

"saya sangat menginginkan kamu!" seru Chanyeol dengan nafas yang memburu, bibir Jennie yang membengkak menjadi fokus kedua mata onyx Chanyeol yang begitu membara dengan nafsu.

Ditengah kemesraan yang dibangun secara cepat oleh Chanyeol, Jennie tidak bisa menolak keinginan suaminya tersebut. Dia hanyut dalam pandangan yang rasanya sudah lama tak ia nikmati itu. Namun, suara pintu yang terbuka membuat Chanyeol seketika terjungkal dari atas sofa hingga pria itu jatuh ke lantai dengan posisi duduk.

Nenek dengan polos mengucek kedua mata nya sembari memegangi smartphone yang menyalakan senter.

Jennie yang sedang sedih agak terhibur dengan pertunjukkan akrobat yang diberikan oleh Chanyeol. Wajah penuh dengan gairah suaminya berubah menjadi sangat kaku dan dingin seketika.

"Hoamm... Loh... kamu sudah pulang?" tanya nenek dengan terkejut saat melihat Chanyeol ada di ruang tengah bersama Jennie. nenek kemudian mengenakan kacamata yang dikalungkan dilehernya.

"hmm... iya, Nek... saya baru tiba.." jawab Chanyeol dengan kaku.

"ya ampun.. jadi, kamu mau tidur di lantai?" tanya Nenek lagi penuh perhatian. Chanyeol mengangguk tanpa bicara.

"Nenek tidur lagi aja... gapapa, aku disini temenin Chanyeol" timpal Jennie pada kekhawatiran nenek. Chanyeol tersenyum kearah Jennie, seolah memberi kode kalau malam ini sampai besok mereka akan menghabiskan waktu berdua.

"nenek istirahat saja..." tambah Chanyeol dengan ramah, sembari bangun dan menggiring nenek untuk kembali masuk kedalam kamar.

Jennie memperhatikan sikap suami nya yang selalu baik pada semua orang, terutama pada orangtua nya, teman dan juga rekan. Pantas saja Wendy tidak bisa move on. Memikirkan hal tersebut membuat Jennie membayangkan sudah sejauh mana hubungan antara Chanyeol dan Wendy dimasa lalu.

Chanyeol menyalakan lilin didalam kamar sehingga nenek bisa tidur dengan nyaman tanpa kegelapan lagi. Nenek juga kembali mengenakan selimutnya dan tersenyum kearah cucu mantu nya yang begitu perhatian.

"Chan..." panggil Nenek dengan lembut, Chanyeol menoleh kearah nenek dan mendudukan tubuh jangkungnya di samping nenek.

"ada apa nek?"

Chanyeol cukup penasaran dengan orbolan yang akan nenek mulai, tapi nenek sepertinya urung untuk menceritakan nya. Karena waktu sudah menunjukkan dini hari dan Chanyeol juga baru tiba dari tugasnya, rasanya nenek tidak bisa menyita waktu cucu menantu nya itu.

"ambil bantal sama selimut lagi untuk kamu sama Jennie..." peringat nenek dengan lembut.

Chanyeol tersenyum, "Iya... nenek kembali istirahat saja, kami sudah besar, tidak perlu di khawatirkan" jawab Chanyeol dengan lembut membuat Nenek sangat percaya dengan tanggungjawab lelaki itu.

.

.

.

Chanyeol keluar dari dalam kamar yang ditempati nenek, pria itu membawa satu bantal dan selimut tebal untuk alas tidurnya malam ini diatas karpet. Terlihat Jennie sudah lebih dulu kembali merebahkan diri di sofa, posisinya membelakangi Chanyeol yang dipastikan tidur di karpet malam ini.

Chanyeol mendekat dan memeluk Jennie dengan posisi duduk disamping sofa, pria itu menyembunyikan wajah lelahnya di punggung Jennie yang lembut dan harum. Chanyeol tersenyum sangat lebar ditengah tidurnya malam itu. Tanpa mengetahui bahwa di malam yang dingin dan sunyi itu, Jennie menahan diri untuk tidak mengeluarkan isak tangisnya dengan susah payah.

Keluarga kecil itu telah tiba di labuan bajo, tepatnya di satu-satunya bandara yang ada disana. Nenek dan Papa sudah bersiap untuk melakukan perjalanan untuk kembali ke Bandung, terlihat Chanyeol memperlakukan Jennie dengan begitu mesra dihadapan papa dan neneknya. Pria itu tidak melepas rangkulan di pinggang ramping Jennie saat mengantarkan kepulangan papa dan nenek menuju Bandung.

The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang