Penerangan malam itu sudah padam, tidak tersedia lagi tanda-tanda kehidupan dengan bersandar pada kemajuan teknologi di wilayah Flores tempat dimana Jennie dan Chanyeol menetap disana. Chanyeol kemudian mengajak Jennie yang keadaan nya sudah cukup membaik untuk menaiki bukit yang tidak jauh dari belakang rumah mereka.
Bukit itu hanya ditanami ilalang liar yang tingginya hampir setengah tubuh jangkung Chanyeol. Pria itu juga membawa benda cukup besar yang dipikul dipunggung nya yang tegap. Jennie mencengkram erat tangan besar suami nya saat satu demi satu langkahnya semakin dekat menuju puncak bukit.
"kamu sudah baikkan sekarang?" tanya Chanyeol perhatian.
Jennie mengangguk kecil, tentu nya disertai senyuman.
Sekeliling tempatnya berpijak sangat gelap, hanya cahaya rembulan yang sebagian nya tertutup awan malam yang menjadi satu-satunya sumber penerangan.
"mungkin... 50 tahun lagi tempat ini akan menjadi kota... coba, kamu hirup udara dalam-dalam dari atas bukit ini.. perasaan kamu pasti akan jauh lebih baik dibandingkan menenangkan diri di dalam rumah" beritahu Chanyeol pada Jennie.
Jennie terkikik, ucapan Chanyeol sedikit membuatnya lucu, "kayak lagu.. sekarang atau 50 tahun lagi.. ku akan tetap mencintaimu..." balas Jennie sambil bernyanyi sepenggal lagu lama.
Chanyeol ikut tertawa, dia tidak tahu lagu apa yang dinyanyikan Jennie tapi terdengar sangat menyenangkan karena berisi kalimat tentang cinta.
"hmm, saya coba deh saran kamu..." ucap Jennie dengan lembut.
Jennie kemudian memejamkan matanya yang masih sembab, kemudian mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia menarik nafas dalam-dalam dari tempat tinggi itu, ia dapat merasakan angin lembut meniup wajahnya, menerbangkan helaian rambut panjang nya yang terjuntai dikedua sisi wajahnya hingga makin tak beraturan. Jennie tersenyum, lalu mengulang kembali tarikan nafasnya hingga seluruh rongga dada nya terisi dengan udara yang sejuk.
Chanyeol tersenyum amat lebar, ia lalu menjatuhkan kecupan di bibir kecil isterinya dengan lembut. Jennie membuka mata dan terkekeh.
"maaf... saya gemas." Ujar Chanyeol dengan polos saat melihat kedua mata kucing itu terbuka lebar-lebar, berpura-pura marah dengan Chanyeol.
Chanyeol kemudian menaruh barang bawaan nya diatas tanah yang sudah ia bersihkan dari ilalang.
Pria itu dengan cepat mengumpulkan daun ilalang kering dan ranting pohon yang ada disekitar sana. Membuat Jennie takjub sekaligus kagum, karena Chanyeol sangat pandai membuat api menggunakan batu.
"wah... fire maker nih ceritanya" puji Jennie sembari bertepuk tangan kecil ketika percikan api mulai menyalakan api unggun kecil yang dibuat suami nya.
Chanyeol terkekeh, "baru pertama kali ya untuk kamu melihat seorang pria membuat api?"
"udah sering sih.. tapi biasanya mereka pake korek.. hehe"
"ya, karena hanya saya yang istimewa.." balas Chanyeol percaya diri sambil menaikan sebelah alisnya untuk meyakinkan diri pada Jennie.
"betul,kan? Kamu jadi makin berdebar-debar liat saya begini? hehe"
Ah, suami nya ini ternyata makin menunjukkan watak aslinya setelah beberapa bulan menikah. Membuat Jennie semakin bebas berekspresi tanpa harus merasa canggung atau malu.
"Ih.. jadi sifat asli kamu itu percaya diri banget ya? hahaha" Jennie tertawa, sampai tidak sadar kalo dismenore nya sudah benar-benar hilang sebab Chanyeol mengajaknya terus mengobrol seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The General
FanfictionKegagalan sebuah pernikahan yang sudah dimimpikan sejak dulu membuat keduanya terpisahkan jarak dan status. Lalu, disatu sisi ada sebuah penolakan besar atas sebuah lamaran dari seorang jenderal hingga menghasilkan penyesalan yang tidak berujung. Se...