06

1.5K 233 26
                                    


Jangan lupa vote nya ;)

Chanyeol memandangnya, menatap wajah mungil itu dengan mata terkantuk-kantuk namun senyum dibibirnya tidak pernah pudar, masih tergambar walau begitu tipis...

"Hanbin... jangan pergi..."

Jennie memejamkan matanya dengan tak nyaman, saat nama pria lain ia sebut dengan nada menyedihkan dan memohon. Chanyeol melonggarkan pelukannya, dan senyum tipis pria itu menghilang seolah tak pernah terjadi.

.

.

.

Masih pagi buta, bahkan setitik sinar mentari pun belum muncul dipermukaan langit yang luas. Masih tersisa setengah rupa bulan yang dapat terlihat dari jendela kamar milik Chanyeol.

Hari itu, Jennie berusaha bangun lebih pagi dengan memasang alarm di HP nya, tapi ia masih kalah saja dengan Chanyeol yang sudah tidak berada di tempat tidurnya.

"ck.. dia bangun nya jam berapa sih?hmm.. harus ya ditanyain bangun jam berapa?" gumam Jennie tak enak, waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi. Jennie kembali berbaring di atas tempat tidur dengan masih terkantuk-kantuk.

Tiba-tiba saja Jennie tersenyum kecil, mengingat kejadian semalam dimana Chanyeol memeluk erat tubuh nya dan memberikan kata-kata penenang yang tidak pernah ia dapatkan dari orang lain.

Jennie memutuskan untuk turun ke lantai 1 rumah milik keluarga suami nya itu untuk mengambil koper nya, daripada ia duduk diam di dalam kamar sebaiknya Jennie merapikan barang-barang nya dan menunjukkan bahwa dirinya bisa bangun pagi, tidak seperti orang malas yang akan bangun siang.

"Udah bangun Neng?"

Jennie terkejut saat mendapati nenek ada di dapur, gadis itu tersenyum kecil kearah sang nenek dan menghampiri nenek merry yang mengenakan mukena nya.

"Iya Nek... sekalian mau ambil koper. Nenek lagi ngapain?"

"Nenek lagi rebus obat herbal. Biasa, kalo sudah umur begini, ga boleh lengah sama obat obatan... Neng mau?"

Nenek mengajak Jennie duduk di kursi ruang makan, tampak dua orang berbeda usia itu cukup akrab meskipun belum satu bulan saling mengenal.

"engga nek, Jennie nanti buat Jus aja.."

"Nyari suami mu ya?" tanya nenek dengan senyum dibibir nya.

Jennie terkikik, nenek seperti bisa menebak pertanyaan Jennie yang masih tersimpan didalam kepala, "Iya nek, dia kemana sih?"

"tadi ke mesjid sama Papa nya... Terus, Pak RT kasih tahu sama orang-orang komplek semalam, kalau mau ada kerja bakti buat ngerapihin taman komplek. memang semalam Chanyeol ga bilang?"

"Oh... iya nek, kayaknya... Jennie ketiduran, Chanyeol jadinya ga sempet bilang."

"ckck.. anak itu, padahal ga usah ikut kerja bakti. Dia kan pengantin baru, harusnya dia ajak kamu jalan-jalan atau pergi liburan..." keluh nenek yang mengkhawatirkan sikap datar sang cucu pada isterinya.

Jennie tertawa kecil, namun dalam hati Jennie justru merasa semakin tidak enak. Semalam, Jennie justru bercerita hal-hal tentang dirinya saja tanpa penasaran dengan sikap asli Chanyeol. Semestinya, Jennie sedikit bertanya mengenai pria itu agar mereka dapat seimbang dan memahami satu sama lain.

.

.

.

Sarapan di rumah besar itu terasa istimewa dengan kehadiran satu anggota baru di rumah. Jennie dan Joy seperti kakak beradik yang cocok ketika berada di dapur, Jennie membuat jus segar dari alpukat dan pisang, sementara Joy menyajikan sandwich ham yang kaya akan protein dan karbohidrat. Sementara Ayah dan Ibu menikmati setiap makanan yang dibuat itu dengan tenang..

The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang