34

1.1K 197 69
                                    


Hanbin akhirnya memutuskan untuk pulang ke jakarta, itupun karena permintaan Ibunya yang kini sudah mengetahui keberadaan Hanbin yang selama ini menghilang. Hanbin juga cukup mengkhawatirkan keadaan fisiknya, menurut Wendy selaku dokter yang memeriksa dan mengetahui riwayat withdrawal syndrome-nya, Hanbin membutuhkan obat khusus dan rehabilitasi yang tepat agar segera pulih.

Tekad Hanbin untuk sembuh tentu bukan semata-mata untuk dirinya saja, melainkan Hanbin ingin melanjutkan hidupnya, mengulang lagi kesuksesan karier nya, dan tentu saja masih berharap mungkin saja ia bisa mendapatkan kesempatan agar bersama Jennie.

Hanbin duduk dengan nyaman di kursi penumpang sebuah pesawat untuk mengantarkan nya ke Jakarta, lalu saat Hanbin asik melamun seorang lelaki duduk disamping nya sembari mendengus jengkel.

Hanbin buru-buru menyembunyikan wajahnya dengan masker, takut jika orang itu mengenalinya di saat seperti ini.

"ck, sia-sia kerja seminggu disini. Ga dapet apa-apa. Mana memori card di sita juga! Ah! Sial banget! harusnya memori card di HP ga usah ikutan dikasih juga!" ujar lelaki itu dengan jengkel.

Hanbin yang sejak tadi memperhatikan pun mulai tertarik dengan apa yang lelaki itu ucapkan.

"kalo aja sinyal disana bagus. Gue pasti bisa bikin berita perselingkuhan Jennie booming!"

"Apa maksud lo?!" saat Hanbin mendengar nama Jennie disebut, spontan ia langsung menodong lelaki disamping nya itu dengan pertanyaan sentakan disertai tampang garang.

Hanbin menurunkan masker yang menutupi wajahnya, agar lelaki yang terus menerus mengeluh itu dapat mengenali nya.

"Loh... Ha.. Hanbin?"

.

.

.

"farewell concert?" Chanyeol mengerutkan kedua alisnya saat Jennie membahas tentang sebuah konser yang akan ia gelar bersama agensi nya. Rencana nya konser itu akan di promotori oleh agensi tempat Jennie bekerja, konser tersebut juga akan menjadi konser terakhir yang akan Jennie lakukan bersama agensi nya ini.

Jennie mengangguk kecil, senyum dibibirnya terbentuk sempurna saat ide cemerlang dari Nayeon itu ia ceritakan pula pada Chanyeol.

"Iya... kamu... kira-kira bisa dateng ga? Cuma sehari disana... tapi, saya mau kamu jadi tamu spesial"

Chanyeol tersenyum, dan menjatuhkan elusan diatas puncak kepala Jennie, "saya bisa saja datang... tapi, kalau saya jadi tamu... nanti apa yang saya lakukan di panggung?"

Jennie terkikik mendengar ucapan polos suami nya, "Hm, mungkin atraksi tembak jarak jauh?"

Chanyeol melotot, kaget dengan pernyataan Jennie, "memang boleh?"

"hahaha.. engga lah.. pokoknya, saya mau kamu temenin saya di panggung... ya?"

Chanyeol mengangguk, dia sangat senang bisa melihat sikap Jennie yang ceria lagi. Chanyeol juga merasa sedih saat ini, dia masih bisa melihat kedua mata Jennie yang agak membengkak, dan wajah nya masih menyisakan rona pucat. Pasti Jennie menangis karena kesalahpahaman kemarin.

Jennie terdiam, pipinya bersemburat saat Chanyeol memperhatikan nya seperti ini, Pria itu memandang nya tanpa berkedip dan juga tak berkata apapun lagi, "kenapa?"

Chanyeol mengangkat tangannya, dan menyentuhkan jemari nya yang panjang keatas pipi Jennie, lalu mencubitnya dengan lembut dan tersenyum kecil.

"kamu sudah tidak marah?"

"engga.."

"masih sedih?"

Jennie tersenyum, pipinya semakin mengembang dan Chanyeol mencubitnya lagi.

The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang