33. Hmm🍃

566 128 38
                                    

Setelah diusir dari rumah sakit, Lee Jeno memutuskan untuk pergi mengantar koran daripada membuang-buang waktu untuk hal yang tidak jelas karena prinsipnya waktu adalah uang.

"Koran!!" Untuk kesepuluh kalinya Jeno berteriak, namun sepertinya rumah itu sedang kosong.

Jeno memperhatikan sekeliling, kemana perginya Siyeon? Padahal jam pulang sekolah sudah lewat sekitar 2 jam yang lalu, tumben sekali gadis itu tidak ada di rumah. Pemuda itu menghela napas pelan kemudian menyelipkan koran yang dibawanya di pintu pagar, akan tetapi pergerakannya terhenti karena seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Ih, apaan sih, Yeon!" Jeno melepaskan tangan Siyeon kemudian sedikit menjauh.

"Apa?" tanya Siyeon balik.

"Geli banget tau nggak sih peluk-peluk gitu."

Siyeon tersenyum getir kemudian mengambil alih koran yang ada di tangan Jeno.

Hening. Jeno hanya memperhatikan Siyeon yang mengambil kunci di saku jasnya lantas membuka pagar rumah.



"Hng.. Yeon, tunggu!" seru Jeno ketika gadis itu hendak masuk ke dalam rumah.

"Kenapa?"

"Itu.. korannya belum dibayar."

"Oh." Siyeon mengeluarkan selembar lembar uang kertas dari sakunya. "Nih."

"Iya, makasih."

Siyeon mengangguk kemudian masuk ke dalam rumahnya.



"Hng.. Yeon, sebentar!" seru Jeno.

Siyeon menghela napas kemudian berbalik, "Apalagi sih?"

"Tadi di sekolah ngapain aja?" tanya Jeno berbasa-basi.

"Belajar."

"Oh, mtk ada tugas nggak?"

"Ada."

"Yang mana?"

"Duh, lupa. Nanti aja gue kasi tau lewat chat. Udah ya, gue mau istirahat."

Kali ini Lee Jeno tidak bodoh seperti biasanya, ia menahan tangan Siyeon yang hendak masuk ke dalam.

Hati Siyeon sebenarnya udah lompat-lompat kegirangan tuh, tapi ia tetap harus mengontrol diri. Masalahnya Lee Jeno ini kalo nggak dicuekin nggak bakal mau bertindak. Siyeon bisa kok nahan diri sedikit lagi demi masa depan yang bahagia.

"Lo nggak punya kerjaan lain selain gangguin gue?" tanya Siyeon.

Spontan Jeno melepaskan tangan Siyeon begitu saja. "Sorry, gue nggak bermaksud-"

"Udahlah to the point aja, mau lo sebenarnya apa?"

"Hng.. lo udah liat tulisan gue di buku latihan mtk?"

Siyeon memalingkan wajah kemudian mengangguk kecil.

"Terus jawaban lo apa?" tanya Jeno.

"Lo nulis apaan ya? Kok gue tiba-tiba lupa gini."

"Hng.. itu.."

"Itu apaan?" tanya Siyeon.

"Mending lo buka bukunya deh."

"Yah, bukunya kan dikumpul," bohong Siyeon.

"SUMPAH LO?!!"

Siyeon mengangguk, mati-matian ia menahan diri agar tidak kelepasan tertawa.

"Ah, lo pasti bohong kan?! Ngaku lo!"

"Apa untungnya gue bohong sama lo hah?!"

Jeno membuang napas kasar kemudian mengacak rambutnya, "Mampus gue. Goblok banget, kenapa gue tulis di latihan mtk sih? Harusnya di buku sejarah aja, mana Bu Joy galak banget lagi."

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang