22. Les Privat🍃

750 163 20
                                    

Siyeon tersenyum manis sekali ketika melihat Jeno berdiri di depan rumahnya di hari minggu pagi ini dengan menggendong ransel.

Jeno menghela napas pelan, "Lo udah ngeliatin gue sambil senyam-senyum kayak orang gila gitu selama 10 menit."

Siyeon menggaruk yengkuknya yang tak gatal, "Hehe maaf. Habisnya gue masih nggak percaya aja kalo lo mau jadi guru privat gue."

"Terus kapan mau mulai belajarnya?"

"O-oh, iya. Ayo masuk," ajak Siyeon.

Untuk pertama jalinya, Jeno masuk ke dalam rumah Siyeon. Besarnya hampir bersaing dengan rumah ayah tirinya.

"Sebentar ya, gue bikin minum dulu," ucap Siyeon sumringah kemudian berlari menuju dapur.



Brak!



Jeno terkejut ketika Siyeon tak sengaja menabrak meja.

"Aw.. aw.." Siyeon meringis sembari memegangi lututnya.

"Haha, kasian deh. Makanya jangan banyak gaya!" cibir Jeno.

Siyeon mendecak sebelum akhirnya masuk ke dalam dapur.

Sembari menunggu Siyeon membuat minuman, Jeno pun mengeluarkan buku-bukunya dan membaca beberapa materi untuk hati ini.

"Nih, minum dulu," ucap Siyeon sembari menaruh dua gelas es jeruk di atas meja.

Jeno pun meminumnya tanpa rasa curiga, namun sedetik kemudian..



Brushh!!



"Apaan ni, bangsat?!! Lo mau bunuh gue ya?!!"

Siyeon tertawa puas setelah mengerjai Jeno. Ia dengan sengaja menambahkan banyak garam ke minuman lelaki itu.

Jeno terbatuk beberapa kali sembari memegangi dadanya, "Gila lo. Uhuk! Uhuk!"

"A-aduh, sebentar. Gue ambilin air," ucap Siyeon kemudian berlari ke dapur.

Tak lama kemudian, Siyeon pun datang dengan segelas air.

"Nih, nih! Minum dulu Jen!"

Jeno menatap tajam Siyeon sebelum meminum air tersebut.

"Gue nggak isiin racun! Sumpah dah!" ucap Siyeon dengan jari membentuk huruf V.

Setelah memastikan air tersebut aman untuk diminum, Jeno pun meneguk air terdebut sampai habis.

"Gimana? Udah enakan kan?"



Brak!



Siyeon terkejut ketika Jeno tiba-tiba menggebrak meja.

"Gue dateng kesini dengan niat baik ya mau jadi guru privat lo," tajam Jeno. "Puas lo ngerjain gue? Bisa nggak sih lo itu serius sekali aja?!"

Siyeon menundukkan kepalanya, "Maaf, Jeno.."

Jeno menghela napas kemudian membuang muka, "Ambil buku lo."

Siyeon mengangguk dan menuruti perintah Jeno untuk mengambil buku-bukunya.

"Mana yang lo nggak ngerti?" tanya Jeno.

"Hng.. semuanya."

"Tambah, kurang, kali, bagi, nggak ngerti juga?"

"Kalo yang itu ngerti kok."

"Perkalian 1 sampai 10 hafal?"

"Hafal lah, Jeno. Emangnya gue goblok banget apa?" kesal Siyeon. "Tapi.. kadang-kadang ada yang lupa sih, hehe."

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang