"Hahaa!! Liat nih gue dikasi minjem jaket sama cowok!!"
"Terus? Gue harus bilang WOW gitu?"
"Bilang aja lo cemburu. Iya kan, iya kan??"
"Nggak."
"Tuhkan! Orang cemburu mana ada yang mau ngaku."
"Dih, pede banget lo jadi orang."
Mampukah seorang Par...
Langkah Siyeon terhenti ketika trio Juleha tiba-tiba menghadangnya. Ia pun mundur beberapa langkah karena ketiga lelaki itu begitu menakutkan pagi ini.
"Pagi juga temennya si Jeno dateng ya," ucap Felix.
"Mau apa kalian?!" tanya Siyeon. "Jangan berani macem-macem sama gue, atau-"
"Atau apa? Lo berani ngancem kita?" tanya Haknyeon meremehkan.
"Tolong jangan gangguin gue," ucap Siyeon.
"Kalo nggak mau kita gangguin, kasi duit dulu dong," ucap Hwall.
Siyeon merogoh saku jasnya, sial sepertinya ia lupa membawa uang jajan hari ini. "Gue.. gue nggak bawa uang."
"Alah, bohong lo!" seru Felix.
Haknyeon mendecak, "Ayo buruan kasi, sebelum kita yang periksa. Emangnya lo mau badan lo kita grepe-grepe?"
"Gue bener-bener nggak bawa uang!" kesal Siyeon.
Hwall menarik rambut panjang Siyeon hingga gadis itu merintih kesakitan. "Kita udah minta baik-baik kan, tapi lo nggak mau ngasi. Yaudah, jangan salah kita habis ini."
"Sakit.. lepasin.." lirih Siyeon.
Brak!!
Tangan Hwall lepas begitu saja dari rambut Siyeon ketika ada seseorang yang menendang lelaki itu.
"Jeno!!" Siyeon segera berlari menghampiri Jeno lalu bersembunyi di belakang lelaki itu.
Jeno dan Siyeon spontan saling pandang, mati sudah jika Haknyeon berhasil menemukan mereka disini.
Haknyeon hendak berjongkok, namun tiba-tiba saja ada yang menjewer telinganya.
"A-aw!! Sakit!!"
"Ngapain kalian disini? Pasti kalian kan yang udah ngerusakin pintu UKS?!" tanya Bu Irene, si penjaga UKS.
"Bukan saya yang ngerusakin pintu, Bu!!" seru Haknyeon.
"Heh, kalian berdua!" Bu Irene menunjuk Felix dan Hwall yang mematung di tempatnya. "Ayo ikut saya ke ruang guru!"
Bu Irene pun menyeret Haknyeon ke ruang guru diikuti Felix dan Hwall di belakangnya.
"Huh, untung aja." Jeno menghela napas lega.
Siyeon terdiam, menatap wajah Jeno yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
"Ngapain ngeliatin gue? Ayo keluar," ajak Jeno.
Siyeon mengangguk kemudian mengikuti Jeno keluar dari UKS.
Kedua remaja itu berjalan beriringan menuju kelas, namun entah kenapa mereka saling diam satu sama lain. Siyeon yang biasanya cerewet pun tiba-tiba menjadi pendiam.
"Kesambet apaan lo? Tumben diem aja," ucap Jeno memecah keheningan.
Siyeon yang tadinya melamun langsung gelagapan, "Hng.. gapapa."
Jeno memperhatikan Siyeon yang berjalan di sebelahnya dari atas sampai bawah, ada yang aneh dengan gadis itu.
"Kenapa sih ngeliatin gue?" tanya Siyeon.
"Gapapa, tingkat keanehan lo meningkat hari ini."
Siyeon menghela napas pelan, sebenarnya ia juga tidak tau ada apa dengan dirinya. Sejak kejadian di UKS tadi, tiba-tiba saja ia menjadi canggung dengan Jeno.
Sebenarnya...
Saat bersembunyi di UKS tadi, Siyeon tidak sengaja menyentuh anu si Jeno. Beneran nggak sengaja kok, orang Jenonya aja nggak ngeh.
Kan tempatnya sempit tuh, jadi mereka desek-desekan dan nggak sengaja lah Siyeon menyentuh benda pusaka milik Jeno.
"Ihh!!" Siyeon tiba-tiba bergidik ngeri ketika membayangkan kembali kejadian memalukan itu. Pikirannya bahkan sudah melayang kemana-mana saat ini.
Siyeon spontan menjauh ketika tangannya tak sengaja bersentuhan dengan Jeno saat hendak membuka pintu kelas.
"Lo kenapa sih?" tanya Jeno.
Siyeon menggeleng kuat-kuat kemudian mendahului Jeno untuk masuk ke dalam kelas.
"Dasar manusia aneh."
🍃🍃🍃
Tbc...
Waduhh kalo si Jeno tau kira" reaksinya kayak gimana ya??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.