"Selamat pagi Lee Jeno..... ganteng, hehe."
Jeno menghela napas panjang melihat Siyeon yang sudah duduk manis di tempatnya pagi-pagi buta seperti ini. Ia menyesal karena berangkat sekolah 15 menit lebih awal dari biasanya.
"Gimana chat-an sama gue? Seru kan?!!" tanya Siyeon.
Jeno tak mempedulikan Siyeon, lelaki itu segera mengambil posisi duduk dan langsung mengeluarkan beberapa buku.
"Ish, emang ya Lee Jeno being Lee Jeno," ucap Siyeon dengan kedua tangan disilangkan di depan dada.
Jeno sepertinya sudah terbiasa dengan ocehan Siyeon yang tidak bisa berhenti barang sebentar saja. Buktinya sekarang ia bisa belajar dengan fokus ditemani ocehan gadis itu.
"Oh iya, Jen. Sebentar lagi udah ulangan kenaikan kelas kan? Ajarin gue matematika dong. Otak gue ini kadang-kadang suka lemot, nanti kalo nilai ulangan gue jelek gimana? Bisa digorok sama Bu Joy," ucap Siyeon.
"Gue sibuk, nggak punya waktu buat ngajarin cewek bobrok kayak lo."
"Kalo lo nggak sibuk berarti bisa ngajarin gue?" tanya Siyeon antusias.
"Nggak."
Siyeon mencebik, "Kenapa sih emangnya? Bantuin orang itu baik lho, nanti dapet banyak pahala terus masuk surga deh."
"Nggak perlu. Gue udah dijamin seratus persen masuk surga."
"Hah?? Kok lo bisa tau??"
"Kemarin gue udah cek di website-nya," ucap Jeno.
Siyeon cepat-cepat mengeluarkan ponselnya, "Apa nama website-nya?? Gue mau ngecek juga!!"
Jeno mengambil ponsel Siyeon, "Sini, biar gue yang ngecek. Website-nya rahasia."
Siyeon mengangguk sembari harap-harap cemas menunggu hasilnya.
"ASTAGA!! SIYEON!!" Jeno berseru kemudian menutup mulutnya dengan tangan.
"Kenapa kenapa??" tanya Siyeon.
"Disini ditulis kalo lo bakal masuk neraka!!"
"Mana?! Gue mau liat!!"
"Yah, udah gue keluarin website-nya," ucap Jeno santai kemudian meletakkan ponsel Siyeon di atas meja.
"Gapapa, gue kan bisa liat riwayat pencariannya."
"Nggak bisa, satu hp cuma bisa buka satu kali."
"Hah?? Terus gimana ni, Jen?? Gue nggak mau masuk neraka!!" Siyeon jadi heboh sendiri.
"Tadi gue sempet liat sih, katanya lo harus banyak-banyak berbuat baik, terus.."
"Terus apa???"
"Terus jangan gangguin makhluk hidup bernama Lee Jeno lagi, itu bisa mengurangi dosa-dosa lo."
Siyeon mengernyitkan keningnya, "Serius lo??"
Jeno mengangguk dengan tampang yang sangat meyakinkan.
"Tapi... gue kan nggak pernah gangguin lo?"
"Hah? Nggak sadar diri?"
Siyeon tersenyum jahil, "Ha!! Lo mau bohongin gue ya??"
"Enggak kok!"
"Ya ampun, Jen. Bohong itu dosa lho, nanti kalo lo malah ditransfer ke neraka gimana?"
Jeno memutar bola matanya kemudian melanjutkan membaca buku. Sia-sia saja ia mengelabuhi gadis itu.
"Nanti siang ajarin gue matematika ya, Jeno ganteng!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fanfiction"Hahaa!! Liat nih gue dikasi minjem jaket sama cowok!!" "Terus? Gue harus bilang WOW gitu?" "Bilang aja lo cemburu. Iya kan, iya kan??" "Nggak." "Tuhkan! Orang cemburu mana ada yang mau ngaku." "Dih, pede banget lo jadi orang." Mampukah seorang Par...