Epilog🍃

619 81 25
                                    

Matahari bersinar begitu cerah, burung-burung bernyanyi dengan riang gembira seakan menyambut kedatangan sepasang kekasih itu. Di musim panas yang begitu hangat ini, Lee Jeno menepati janjinya kepada Park Jihoon untuk membawa adik kesayangannya itu pulang ke rumah.

Taksi yang ditumpangi keduanya berhenti di depan sebuah rumah berlantai 2. Rumah itu masih tetap sama, tak ada yang berubah sama sekali. 

Jeno menurunkan koper, dibantu oleh supir taksi. Siyeon tadinya ingin membantu, namun ia urungkan karena malas mendengar omelan pacarnya yang tiba-tiba berubah menjadi cerewet itu.

"Terima kasih, Pak," ucap Jeno setelah membayar argo taksi.

Banyak sekali perubahan yang telihat baik dari Jeno maupun Siyeon. Jeno yang dasarnya sudah tampan, semakin dewasa terlihat semakin tampan saja. Badannya yang dulunya cungkring, kini terlihat lebih berisi dan berotot karena ia rajin berolahraga semasa kuliahnya. 

Siyeon pun tampak semakin cantik dan anggun. Penampilan gadis itu terlihat lebih modis daripada masa SMA yang selalu keluar menggunakan skinny jeans dan kaos oblong saja.

"Eh, mau nganter koran ya?"

Jeno yang hendak memindahkan koper sontak mengangkat dagu dan menatap bingung gadisnya.

"Ini anak yang dulu sering nganter koran kesini kan?"

Jeno tertawa dan langsung menoyor kepala Siyeon, "Belagu banget!"

"Aduh! Suka banget sih noyor kepala gue?!"

"Biar sifat-sifat jelek lo itu terhempas jauh."

Siyeon berdecak kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Jeno pun lebih memilih untuk menyeret koper milik gadisnya ke depan gerbang dan memencet bel.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan menampilkan Jihoon dibaliknya. Laki-laki yang telah melepas status lajangnya 2 tahun yang lalu itu tampak terkejut akan kedatangan tamu tak diundang, pasalnya adiknya itu tak memberitahu sama sekali akan kepulangannya ke rumah.

"Kalian.."

"Siang, Kak," sapa Jeno.

"Malah bengong, ajak masuk kek," protes Siyeon.

"Eh- iya. Ayo masuk," ucap Jihoon.

Akhirnya ketiganya pun masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu.

"Kakak ipar mana?" tanya Siyeon.

"Lagi arisan," balas Jihoon seadanya.

"Maaf, Kak. Saya nggak bisa lama-lama, soalnya habis ini masih ada urusan. Boleh saya bicara?"

"Oh iya, silahkan."

"Janji 4 tahun lalu." Jeno meletakkan beberapa lembar kertas di atas meja. "Lulus tepat waktu dan cum laude."

Jihoon mengambil kertas tersebut dan membacanya dengan seksama, "Nice," pelannya.

"Saya sudah tanda tangan kontrak kerja dengan salah satu perusahaan asing di kota ini, Kak. Dan sekarang.. saya mau minta izin lagi untuk mengajak adik kakak bertunangan."

Siyeon dan Jihoon tampak terkejut dengan penurutan Jeno, lelaki itu bahkan tak memberitahu gadisnya tentang rencana ini.

"Semuanya saya serahkan pada Siyeon saja," ucap Jihoon.

Siyeon masih termagu menatap Jeno, tak percaya masa depan yang selalu diidamkannya kini ada di depan mata.

"Jadi, gimana jawabannya, Park Siyeon?"

"Iya, gue mau.. Lee Jeno."

🍃🍃🍃











Plis w udah mumet bgt namatin ini cerita wkwk. Anyway makasi banyak yg udah baca cerita ini dari awal sampai akhir💚 Ayo pindah lapak untuk menyiksa Jeno wkwk

 Anyway makasi banyak yg udah baca cerita ini dari awal sampai akhir💚 Ayo pindah lapak untuk menyiksa Jeno wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw ada banyak cerita di draf guys hehe fyi aja sih, ditunggu ya cerita" aku. Thank you💚

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang