28. No!🍃

592 137 52
                                    

Jeno mendecak ketika melihat makhluk bernama Siyeon yang datang dengan wajah secerah mentari pagi, ia yakin seratus persen gadis itu pasti akan mengungkapkan perasaannya lagi hari ini.

"Pagi Jeno ganteng!" ucap Siyeon dengan sumringah.

Alih-alih menjawab, Jeno malah memalingkan pandangannya keluar jendela.

"Jen, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Nahkan! Gue bilang juga apa! Bangs*t anj*ng a*u adagsjdldlgsml ***** afsjdlwuwjslsh!!!!!!! batin seorang Lee Jeno berteriak.

"Woi! Lo-"

"Gue nggak mau," potong Jeno.

"Kenapa nggak mau sih?" tanya Siyeon, terlihat sedikit kesal.

Jeno memperhatikan Siyeon dari atas sampai bawah, "Bentukan kayak lo gini nggak cocok jadi pacar gue."

Siyeon mendelik, "Lo ngeremehin gue?!"

"Mau ngapain lo?!" tanya Jeno ketika melihat teman sebangkunya itu mengambil ancang-ancang untuk membuka kancing baju.

"Mau buktiin kalo adalah gue makhluk Tuhan yang paling seksi!"

"Yaudah, cepetan," ucap Jeno.

Seseorang tiba-tiba menahan tangan Siyeon ketika gadis itu hendak membuka kancing bajunya.

"Gue nggak rela aurat calon tunangan gue diliat sama cowok miskin itu," ucap Guanlin.

Siyeon tampak geram kemudian menghempaskan tangan Guanlin. "Apaan sih lo!"

Sementara itu, Jeno hanya geleng-geleng kepala kemudian pergi.

"Kan, gara-gara lo Jeno jadi pergi! Minggir!" Siyeon mendorong Guanlin yang menghalangi jalannya kemudian berlari mengejar Jeno.

"Jen, please. Lo mau kan jadi pacar gue??" tanya Siyeon ketika sudah berhasil mengejar langkah pujaan hatinya.

Jeno tetap berjalan tanpa mempedulikan gadis yang ada di sebelahnya.

"Jen, ayolah. Gue anak baik-baik kok, cantik lagi kan cocok banget sama lo yang ganteng."

Jeno akhirnya berhenti dan menatap gadis yang ada di sebelahnya. "Heh, lo denger ya sampe si Ipin punya rambut pun gue nggak bakal mau pacaran sama lo!"

"Tapi.. tapi.."

"Tapi apa?"

"Si Ipin kan udah punya rambut Jen, coba lo nonton yang episode tumbuh rambut itu."

Jeno terkekeh, "Bodo amat. Liat tuh calon tunangan lo udah nyamperin."

Siyeon nampak geram dan ingin sekali melenyapkan Guanlin dari muka bumi ini.

"Ladenin dulu gih," ucap Jeno kemudian pergi.

"NGGAK MAU!! JENO!! TUNGGU!!"




...




Sama seperti siang-siang yang membosankan sebelumnya, di bawah terik matahari Lee Jeno mengayuh sepedanya tanpa kenal lelah. Tak ada waktu untuk mengeluh karena hidup terlalu singkat untuk mengeluh. Tapi ia juga manusia biasa yang kerap kali lupa diri dan terus-menerus mengeluh terutama jika sudah berurusan dengan gadis manis bernama Park Siyeon.

Entah sudah keberapa kalinya Lee Jeno menghela napas berat sembari memperhatikan banner yang terpasang di pintu pagar Siyeon. Disana terpampang nyata wajah dirinya dan Siyeon yang diedit sedemikian rupa dengan tulisan menggunakan font Times New Roman size 90 italic bold underline plus capslock jebol.



I LOVE YOU LEE JENO!



Begitu tulisnya.

Sementara si tersangka malah tersenyum manis sembari menaik-turunkan alisnya.

"Gimana Jen? Gue so sweet banget kan??" tanya Siyeon.

"Sinting," ucap Jeno setelah bungkam selama beberapa saat.

Jeno segera memberikan korannya kemudian segera pergi.

"E-eh, tunggu dulu!!"

Sepeda Jeno hampir saja oleng karena Siyeon dengan bar-bar menarik lengan pemuda itu.

"Apalagi sih?!" geram Jeno.

"Sekarang kita udah pacaran kan??"

"Kata siapa?"

"Kata gue," balas Siyeon dengan polosnya.

"Itu kan kata lo, kalo kata gue belum."

"Ayolah Jen, gue sayangggggggg banget sama lo," ucap Siyeon memelas.

"Sekali enggak tetep enggak. Lagipula lo udah punya calon tunangan kan?"

"Ih!! Guanlin bukan calon tunangan gue!"

"Bodo amatlah, yang jelas gue nggak mau jadi pacar lo."

"Yaudah, kalo lo nggak mau, gue mau bunuh diri aja!"

"Silahkan."

Siyeon menghentakkan kakinya kesal kemudian berlari ke tengah jalan, kebetulan ada sebuah sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan. "Kalo Jeno nggak mau jadi pacar gue, lebih baik gue mati!!"

Sementara itu, Jeno masih anteng di atas sepeda sembari memperhatikan Siyeon yang berdiri di tengah jalan sembari merentangkan kedua tangannya.



Tin!!



Tin!!



Suara klakson motor terdengar semakin dekat dan Siyeon sudah memejamkan matanya dan...



Ngueng~~



"Dasar sinting!!" umpat pengendara motor yang baru saja melewati Siyeon.

Siyeon membuka mata dan meraba badannya, "Gue masih hidup?? Kok gue nggak ditabrak??"

Jeno hanya geleng-geleng kepala kemudian melajukan sepedanya secepat mungkin agar Siyeon tak bisa mengejarnya.

"JENO!! JANGAN PERGI!! HUEE!!"

🍃🍃🍃













Tbc...

Kalo Jeno Siyeon jadian kita potong tumpeng ya guys wkwk😂

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang