40. Alergy🍃

499 107 23
                                    

Lee Jeno tentu saja menjadi perbincangan seantero sekolah saat ini karena dirinya yang sebenarnya sudah dikeluarkan dari sekolah malah datang lagi sesuka hatinya dan para guru pun tidak ada yang protes dengan itu.

Banyak juga yang bertanya-tanya, kenapa Jeno bisa kembali lagi ke sekolah? Hmm nggak tau aja kalo dia cucu pemilik sekolahan.

Berbagai cemooh pun diterima Jeno, namun ia tidak peduli sama sekali. Yang penting Siyeon dan Lami aman, itu sudah cukup baginya.

Bagaimana dengan Guanlin? 

Lelaki itu tentu saja seperti orang kesetanan melihat Jeno datang ke sekolah, apalagi bersama calon tunangannya. Dan belum ada satu orangpun yang tau kalau dirinya lah yang telah memasukkan narkoba ke dalam tas milik Jeno.

Dan di siang yang cukup terik ini, pasangan yang tengah bahagia-bahagianya itu baru saja pulang sekolah. Siyeon terlihat begitu antusias, dan Jeno? Tampaknya lelaki itu biasa-biasa saja mendengar gadisnya yang terus mengoceh.

"Terus, lo tau nggak dia diapain?"

Jeno menggeleng malas.

"Dia ditampar, Jen!! Bisa-bisanya tu pelakor nampar istrinya yang cowok!! Gila nggak sih?!" heboh Siyeon.

"Biasa aja," ucap Jeno.

"Ih!! Jahat tau, Jen! Udah pelakor, nggak tau diri lagi, gue kan sebel!!"

"Itu kan cuma drama."

"Walaupun cuma drama, tetep aja gue kesel rasanya pengin gue bejek-bejek itu mukanya sampe hancur berkeping-keping."

"Alay."

Siyeon mendecak sebal, "Gue memang alay, kenapa?! Masalah buat lo?!"

Jeno hanya geleng-geleng kepala kemudian melanjutkan perjalanannya.

"Oh iya, seminggu lagi sweet seventeen gue nih," ucap Siyeon.

"Terus?"

"Pokoknya lo harus dateng ke pesta gue dan nemenin gue tiup lilin. Oke??"

Jeno mengangguk.

"Dan satu lagi!!"

"Apa?" tanya Jeno dengan sabar.

"Lo harus bawain gue kuda poni!!" seru Siyeon. "Gue kan udah request dari dulu."

"Iya."

"Beneran ya Jen?"

Jeno menghela napas pelan, "Hhh iya Siyeon."

"Yess, makasi Jeno!!"

Lagi-lagi Jeno hanya mengangguk untuk menanggapi gadisnya.

Siyeon menarik-narik jas almamater Jeno. "Jen, mau beli itu!"

Jeno melihat dagang es doger yang ada di pinggir jalan. "Duh, jangan. Itu banyak isi sari manis."

"Tapi, gue haus!!"

"Air putih mau?" tanya Jeno.

Siyeon cemberut, "Mau yang ada rasa."

Jeno merogoh saku jasnya kemudian mengecek keuangannya terlebih dahulu. "Banana milk?"

"MAU BANGET!!"

Jeno hanya geleng-geleng kepala kemudian berjalan memasuki minimarket yang ada di pinggir jalan.

"Haduh, tekor gue, Yeon," ucap Jeno ketika meluhat gadisnya mengambil 5 banana milk sekaligus.

"Lo bayar satu aja, gue mau nyetok buat di rumah."

"Serius?" tanya Jeno. "Tapi gue nggak enak."

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang