BAB 12 : Rahasia

1.6K 1.5K 49
                                    

BAB 12 : Rahasia

Drttttt.... Saku jaket milik Sena bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk dari ponselnya. Sena segera mengambil benda pipih tersebut lalu melihat siapa orang yang malam-malam begini berani menelponnya. Ridwan yang sedari tadi melihat gerak-gerik rekan kerjanya ini menaikan sebelah alisnya seolah-olah bertanya siapa yang menelpon, Sena yang mengerti kode dari juru kamera itu akhirnya menjawab.

"Sukma." Ridwan mengerutkan kening bingung, saat Sena menjawab pertanyaan yang dilayangkan dalam bentuk gerakan tersebut. Ridwan bertanya-tanya ada apa teman satu kosan Sena ini menelpon pada jam yang tidak wajar? Sedangkan Sena tanpa pikir panjang langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum Sukma." salam Sena saat sudah menerima panggilan tersebut.

"Waalaikumsalam Na." terdengar jelas di telinga kiri Sena, bahwa Sukma sedang mengatur napasnya.

"Ada apa Sukma? Kenapa napas kamu terdengar ngos-ngosan seperti habis lari marraton?" tanya Sena to the point.

"Ada hal penting yang harus kamu tahu Sena," jawab Sukma, menghiraukan pertanyaan dari teman satu kosannya tersebut.

"Hal apa Sukma?" Sena dibuat penasaran oleh Sukma, sebenarnya ada hal apa yang harus dirinya tahu sampai-sampai Sukma menelpon malam-malam begini dan dengan napas yang tidak beraturan. Terdengar helaan napas panjang dari sebrang telepon.

"Ini tentang Aldino Aditama, " jawab Sukma yang berada diseberang sana. Sena mengerutkan kening bingung, memangnya ada apa dengan pacarnya itu?

"Ada apa dengan Aldino?" tanya Sena langsung. Diam tidak ada tanggapan dari pihak Sukma. Tapi tidak berselang lama ada suara dari Sukma yang terdengar.

"Aldino ternyata mempunyai..." belum sempat Sukma menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba sambungan telepon terputus dari seberang. Tut...

•••

Tut... Bukan Sukma yang memutuskan panggilan tersebut melainkan Aldino Aditama lah yang melakukannya. Saat Dokter dan Sukma pergi Aldino berpikir kalau Sukma pasti akan bercerita masalah ini kepada kekasihnya, tadi dirinya meminta izin kepada Mbok Darmi untuk pergi ke toilet sebentar, tapi siapa sangka kalau ternyata Aldino berbohong dan malah mengikuti Dokter dan Sukma dari belakang. Ya Aldino menguntit mereka berdua. Dokter dan Sukma berpisah di lobi rumah sakit ini, Sukma berjalan cepat ke arah taman belakang rumah sakit ini, Aldino tetap mengikuti Sukma dengan jarak yang lumayan jauh supaya orang yang dia ikuti tidak curiga.

Sesampainya di taman belakang, Sukma langsung merogoh ponsel yang sedari tadi tersimpan cantik di saku celananya. Dengan cepat dia mendiall nomor seseorang, Aldino bersembunyi dibalik pohon besar yang ada di dekat Sukma, dia masih mengintai pergerakan yang dilakukan perawatan tersebut.

"Waalaikumsalam Na." ucap Sukma pada orang di seberang. Na? Bukankah itu berarti Sena? Aldino masih diam di tempat menunggu apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh Sukma.

"Ini tentang Aldino Aditama. " benar dugaan Aldino tadi, pasti Sukma akan mengatakan hal itu kepada pacarnya. Untung saja Aldino mengikuti Sukma sampai kemari, ini tidak boleh terjadi. Sukma tidak boleh memberitahu kepada Sena bahwa dirinya ternyata mempunyai seorang saudara kembar dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit tempat Sukma berkerja. Dengan langkah pelan tapi pasti, Aldino berjalan kearah Sukma berada saat ini.

"Aldino ternyata mempunyai..." Srettt... Hap... Dapat! Aldino mendapatkan ponsel tersebut dengan cara paksa, dia langsung menarik benda pipih yang masih dipegang oleh Sukma itu dengan kasar lalu Aldino segera memutuskan panggilan tersebut. Tut... Panggilan terputus.

Dilema AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang