BAB 27 : Luluh

771 668 35
                                    

BAB 27 : Luluh

Saat ini Ayu Aditama dan Mbok Darmi sedang berjalan cepat, menuju pintu utama rumah sakit, tapi langkah mereka harus terhenti ketika Andi Aditama, berjalan berlawanan arah dengan mereka.

"Kalian ingin pergi kemana?" tanya Andi, saat ini mereka ada di lobi rumah sakit, belum sampai di depan pintu utama.

"Bukan urusan dirimu," jawab Ayu ketus, dia masih marah kepada suaminya. Andi menghela napas pelan, kemudian menatap ke arah asisten rumah tangganya yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepala.

Tahu akan kecurigaan sang suami, yang menatap lekat Mbok Darmi, akhirnya Ayu kembali buka suara.

"Kami ingin menemui Sena," ucap Ayu. Andi mengernyit bingung, masih berusaha mencerna ucapan sang istri, tapi setelah sekian detik akhirnya dia mengerti.

"Untuk apa?" tanya Andi, melihat bergantian antara istri dengan assisten rumah tangganya.

"Membujuk Sena supaya dia mau menemui Alfito," jawab Ayu mantap. Dia sudah bertekad dengan bulat akan membawa Sena bertemu dengan putra bungsunya.

"Jadi sekarang kamu mau turun tangan sendiri, bersama Darmi, tanpa mengajak diriku?" Andi tidak habis dengan istrinya, bisa-bisanya Ayu mengambil keputusan, tanpa berunding dengan dirinya terlebih dahulu.

"Ya!" tegas Ayu, dia benar-benar ingin menebus kesalahannya di masa lalu. Andi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat sifat keras kepala Ayu Aditama.

"Kalau begitu aku ikut!" final Andi. Ayu membelalakkan matanya, seakan tidak percaya apa yang baru saja suaminya itu katakan. Tanpa perkataan lagi Andi Aditama segera melangkah keluar rumah sakit menuju tempat parkir, begitupun dengan Ayu dan Mbok Darmi yang mengikuti dari belakang.

Mereka sepakat menaiki mobil milik Andi Aditama, selama perjalanan hanya keheningan yang ada, tidak ada obrolan maupun musik menyala. Kondisi saat ini benar-benar sepi.

Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat dimana mereka akan bertemu dengan jurnalis itu. Andi keluar, diikuti oleh istri serta assisten rumah tangganya.

"Disini tempatnya?" Andi bertanya sambil menunjuk bangunan yang ada di depannya. Ayu malas berbicara dengan suaminya, ia hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Kembali mereka berjalan masuk secara bersamaan, ke dalam restoran ini. Mata Andi melihat sekeliling, menelisik satu persatu orang yang ada di sana, dan ketemu! Andi menemukan orang yang sedang mereka cari ada di sana! Dia duduk di kursi pojok dekat jendela sebelah kanan.

"Dia ada di sana!" Andi memberitahu keberadaan Sena, kepada Ayu dan asisten rumah tangganya. Mereka seketika menoleh dan benar, mereka mendapati Sena yang tengah sibuk memainkan ponsel.

Sebuah senyuman terbit dengan indah dibibir Ayu Aditama, dia melangkah terlebih dahulu meninggalkan suaminya serta Mbok Darmi.

"Assalamu'alaikum Sena," sapa Ayu ramah, sedangkan orang yang punya nama langsung saya mendongak kemudian tersenyum.

"Waalaikumsalam Tante Ayu, mari silakan duduk." Sena mempersilahkan Ayu untuk duduk. Setelah Ayu duduk, Andi dan Mbok Darmi seketika datang dari arah belakang, dan itu membuat Sena terkejut. Dia berpikir ada apa sih sebenarnya?

"Siang Sena," sapa Andi, dia dengan seenaknya duduk tanpa diminta oleh Sena, bahkan dia juga menyuruh Darmi duduk di sebelah Ayu, dan asisten rumah tangganya itu hanya menurut, tidak berani membantah ucapan atasannya.

"Siang Om Andi, dan Mbok Darmi. Saya bingung kenapa kalian bersama-sama kemari? Padahal saya hanya janjian dengan Tante Ayu," ujar Sena to the point.

Dilema AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang