BAB 33 : Amanah
Fokus itu yang saat ini Aldino Aditama lakukan, sambil sesekali membenarkan letak kacamata minus miliknya, dia tetap fokus membaca buku kecil yang ada di tangannya saat ini.
Tadi mereka pulang dari rumah Fikri, mobil Aldino mengantarkan Sena ke stasiun televisi, tempat dimana jurnalis itu bekerja. Namun siapa sangka saat Sena turun dari mobilnya tas selempang milik Sena terbuka, dan hal itu membuat sebuah buku kecil berwarna hijau tosca jatuh. Saat itu Aldino sudah berteriak supaya Sena menghentikan langkahnya, akan tetapi percuma jurnalis itu sudah masuk ke lobi tempat dia bekerja, Aldino menghembuskan napas kasar, kemudian menyuruh Fikri untuk melanjutkan perjalanan saja. Aldino ragu ingin melanjutkan membaca buku itu tadinya, dia hanya menaruh buku itu di samping, kemudian pengacara kondang itu fokus kepada file yang sempat sekretarisnya itu berikan.
Setelah sampai kantor, dan selesai bertemu klien. Aldino memutuskan tetap di dalam ruang kerjanya, sedangkan Fikri keluar membeli makan di kantin. Jenuh itu yang Aldino rasakan setelah sekian menit di dalam ruangan ber-AC ini sendirian. Mata tajam elang miliknya membidik buku itu lagi, yang saat ini berada di samping meja kerjanya, Aldino membenarkan letak kacamata minusnya. Ragu tapi juga penasaran! Dua perasaan yang Aldino rasakan saat ini, tangannya ragu untuk meraih buku itu, tapi dia juga penasaran dengan isi dari buku milik adiknya itu. Menghela napas dan menguatkan tekat! Akhirnya Aldino memutuskan mengambil buku itu, dan membaca isinya. Kali ini dia membaca dari halaman awal, tidak melanjutkan saat dia membaca di mobil, halaman yang ditandai oleh mantan kekasihnya.
Lembar demi lembar dia membaca buku itu dengan teliti, sampai dia menemukan sebuah halaman yang benar-benar membuatnya tertarik, dan mungkin ini menjadi jawaban kenapa kembarannya itu kemungkinan besar mengalami trauma.
Jakarta, 17 Agustus 1998.
Aku senang! Berhasil menang dalam lomba balap karung dan tarik tambang. Semua orang bersorak atas kemenangan yang telah aku raih, kecuali bunda dia terlihat biasa saja dan Bang Aldino yang terlihat kecewa karena dia se-tim kalah telak dengan timku, saat lomba tarik tambang tadi. Setelah perlombaan itu berakhir, aku pulang ke rumah. Sepi! Tidak ada orang, Mbok Darmi dia pulang kampung kemudian ayah juga masih bekerja, dan Bang Aldino? Dia masih di taman bersama anak-anak lainnya, membahas masalah lomba tadi. Aku terkejut saat bunda datang dari arah dapur, dengan membawa sebuah cambuk di tangannya. Tanpa aku duga, bunda menyeret diriku dengan kasar, dia membawaku ke dapur. Melempar diriku bagai sebuah barang yang sudah tidak terpakai lagi. Cambukan demi cambukan aku terima hari ini, aku ingat dengan betul bunda marah, karena aku berhasil menang dalam lomba agustusan tahun ini. Dia ingin aku mengalah, dan Bang Aldino yang menjadi pemenang. Namun sayangnya aku tidak menuruti kata bunda waktu itu, dan alhasil akulah yang menang. Bunda murka dia mencambuk aku dengan membabi buta, sakit sungguh perih! Ingin aku menangis tapi aku berusaha menahan agar air mataku tidak jatuh, sampai ayah pulang dari tempat kerjanya. Bunda berhenti mencambuk diriku, pada hari ini.
Alfito Aditama.
Seketika Aldino langsung melepaskan kacamata minus miliknya, dia menghela napas kasar. Ternyata benar Alfito mengalami trauma karena sang bunda telah melakukan kekerasan fisik kepada adiknya, tanpa orang-orang tahu termasuk dirinya sendiri! Dia pikir bundanya itu sangat baik, dan bijaksana bahkan melebihi ayahnya, tapi fakta baru telah dia dapatkan setelah membaca buku milik kembarannya.
Brak! Dia memukul meja kerjanya, entah rasa apa yang saat ini ada di hatinya. Rasanya bergemuruh ingin marah, tapi pada siapa? tidak ada yang bisa dia salahkan untuk saat ini. Bunda? Mana mungkin dia melampiaskan amarahnya kepada orang yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan serta mendidiknya. Kalau pun ada orang yang bisa melampiaskan amarahnya kepada bunda, orang itu jelas bukan dirinya, melainkan Alfito Aditama lah yang berhak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Asmara
RomanceAldino Aditama dan Sena Agustin telah berpacaran selama 2 tahun, sayang cinta mereka harus kandas karena Alfito Aditama sang adik sekaligus kembaran dari Aldino ini baru saja pulang dari New York, Amerika Serikat. Tapi sayang setelah pertengkaran he...