BAB 31 : Canggung

656 537 41
                                    

BAB 31 : Canggung

"Akhirnya sarapannya sudah habis!" pekik Sena saking senangnya masakan dia telah di habiskan oleh Alfito.

"Aku kenyang! Berkat opor ayam buatan kamu itu," ujar Alfito, sambil menepuk-nepuk perutnya yang sudah terisi. Sena terkekeh melihat tingkah pria berambut gondrong itu, kini Sena telah membereskan kotak bekalnya.

"Oh ya! Kata Tante Ayu kamu ada jadwal fisioterapi ya?" seketika Sena ingat, karena tadi Tante Ayu memberitahunya saat ingin keluar dari pintu belakang rumah sakit, menuju taman belakang. Alfito mengangguk lesu, dia sebenarnya tidak mau melakukan fisioterapi karena Alfito pikir dia sudah sembuh, jadi untuk apa fisioterapi segala. Alfito mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya, dan itu harus di fisioterapi supaya sembuh. Apalagi saat ini dia masih menggunakan kursi roda untuk kemana-mana, sebenarnya Alfito sudah bisa berjalan seperti orang normal pada umumnya, tapi hanya beberapa langkah saja, dan setelah itu kakinya tidak kuat untuk menjaga keseimbangan beban tubuhnya.

Fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa, menangani, dan mengevaluasi pasien yang memiliki keterbatasan gerak dan fungsi tubuh.
Fisioterapi juga digunakan untuk mencegah cacat fisik, serta mengurangi risiko cedera dan gangguan pergerakan yang bisa terjadi di kemudian hari.

"Kalau begitu sekarang kita kembali ke ruang inap ya?" kata Sena. Tapi yang dilihat oleh Sena adalah gelenggan kepala dari Alfito. Itu tandanya Alfito menolak, tapi kenapa?

"Aku tidak mau di melakukan fisioterapi." akhirnya Alfito membuka suara.

"Fisioterapi itu sakit!" lanjutnya, yang membuat Sena akhirnya mengerti.

"Tapi kamu itu juga harus fisioterapi, supaya kamu bisa berjalan normal seperti orang-orang pada umumnya! Apa kamu tidak mau sembuh?" Sena mencoba membujuk, dalam hati Sena berdoa semoga Alfito mau mendengarkan ucapannya.

Sebenarnya bukan hanya fisioterapi ini saja yang harus dijalani oleh Alfito, kemarin saat dia ingin pulang dari rumah sakit Mbok Darmi selaku assisten rumah tangga keluarga Aditama bilang, bahwa masih ada beberapa perawatan yang harus dilakukan oleh putra bungsu keluarga Aditama. Di antara lain, harus ke psikolog untuk menangani amnesia yang di deritanya, kemudian Alfito sebenarnya harus melakukan Rontgen kepala, karena benturan yang sangat keras saat kecelakaan beberapa bulan yang lalu membuat kepala pria berusia 30 tahun itu sering sakit! Tapi lagi-lagi Alfito menolak semua itu!

Rontgen kepala adalah prosedur diagnostik yang dilakukan dengan sinar X untuk mengetahui berbagai kelainan di bagian kepala. Saat dokter menyarankan hal itu, Alfito langsung menolak dengan tegas! Dia bilang pasti itu adalah efek dari kecelakaan, dan itu pasti tidak akan lama. Keluarga saat itu mengalah dan mencoba menuruti kata Alfito! Bukan hanya itu Alfito kembali menolak saat seorang psikolog yang datang tiba-tiba ke ruang inap miliknya, dia bahkan tidak segan-segan melempar benda apa saja yang ada di ruangannya agar wanita muda itu keluar! Alfito benci psikolog, dia tidak mau berurusan dengan psikolog karena dia bukan orang gila!

Alfito juga sempat menolak untuk fisioterapi yang saat ini dia tengah jalani, tapi Ayu sang bunda memaksanya! Ayu bilang jika Alfito tidak melakukan fisioterapi, maka Sena tidak akan pernah datang! Alfito takut dia frustasi saat itu, akhirnya Alfito mau melakukan fisioterapi itu hingga saat ini.

"Tujuan utama dari menjalani fisioterapi itu untuk memulihkan kondisi dari penyakit atau cedera tubuh yang dialami, jika kamu tidak melakukan fisioterapi maka rasanya sakit dan nyeri kan?" Alfito seketika menganggukkan kepala membenarkan perkataan Sena. Dia memang sering merasa sakit di daerah tertentu, serta nyeri!

Dilema AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang