BAB 2 : Pulang

2.8K 2.3K 73
                                    

BAB 2 : Pulang

Tok...tok...tok...

"Iya, sebentar." ucap seseorang dari dalam rumah. Cklekk... Pintu itu dibuka dari dalam.

"Masya Allah, ini Den Alfito?" tanya seorang perempuan paruh baya, berdarah jawa dengan padangan terkejut, melihat orang yang berada di depannya. Sedangkan orang tersebut hanya tersenyum manis.
Orang itu adalah Alfito Aditama dia adalah adik kandung atau bisa disebut kembaran Aldino Aditama. Usia Alfito sekarang 30 tahun, selama 20 tahun dia tinggal di New York, Amerika Serikat. Jauh dari orang tua bahkan saudara kadung nya itu sudah hal biasa bagi seorang Alfito, sekarang Alfito berkerja disalah satu perusahaan terkenal di New York dia seorang Arsitek.
Saat ini dia sedang cuti bekerja selama 2 minggu, dia berencana untuk pulang ke Indonesia untuk menemui orang tua serta kakaknya. Tapi setelah dia sampai di Jakarta dan sekarang didepan pintu rumah, Alfito malah disambut oleh Mbok Darmi dia itu Asisten Rumah Tangga disini, Mbok Darmi bekerja kepada keluarga Aditama sudah 25 tahun, jadi wajar dia terkejut melihat seorang Alfito Aditama pulang kerumah.

"Iya Mbok, ini saya Alfito Aditama. Putra bungsu dari pasangan Andi Aditama dan Ayu Aditama, dan saya juga adik kandung dari Aldino Aditama." jawab Alfito dengan sedikit bercanda kepada Mbok Darmi.

"Ya Allah sudah lama kamu gak pulang Den Alfito, Mbok udah gak lihat kamu selama 20 tahun. Wajah kamu mirip sekali dengan Den Aldino." ujar Mbok Darmi dengan menepuk-nepuk pundak Alfito.

"Ya namanya kembar pasti mirip lah Mbok. Oh iya saya gak disuruh buat masuk nih?" lagi pertanyaan Alfito kembali membuat Mbok Darmi terkejut dan ingat bahwa dari tadi Alfito masih berdiri didepan pintu tanpa dia suruh masuk kedalam rumah.

"Ealah, iya Den. Mbok sampai lupa belum menyuruh kamu masuk." akhirnya Mbok Darmi mempersilahkan Alfito untuk masuk kedalam rumah. Sepi itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan rumah bercat putih gading ini. Rumah ini seperti rumah tidak berpenghuni, bangunan dua lantai ini memang bersih dan semua perabotan tertata dengan rapi, tapi sayang suasana disini sangat sepi. Alfito berkeliling disekitar ruang tamu lalu masuk kedalam ruang keluarga. Tidak ada yang berubah dari rumah ini selama 20 tahun semua tetap sama.

"Foto itu diambil satu minggu sebelum aku berangkat ke New York, 20 tahun lalu." gumamnya pada dirinya sendiri. Setelah melihat foto keluarga yang terpajang tepat ditengah-tengah tembok tangga menuju lantai dua.

"Den Alfito disini to rupanya, tadi Mbok cari di ruang tamu gak ada. Eh ternyata sudah ada disini." tiba-tiba Mbok Darmi datang dia mencari Alfito. Sedangkan orang yang dicari malah tersenyum dengan wajah tanpa dosa.

"Ya tadi pas diruang tamu, saya nunggu Mbok Darmi lama banget. Yaudah saya keliling rumah saja." papar Alfito dengan lugas. Mbok Darmi hanya mengeleng-ngelengkan kepala nya melihat Alfito.

"Tadi Mbok Darmi kan bilang mau ke dapur sebentar buat nyiapin makanan di meja makan." jelas Mbok Darmi kepada Alfito.

"Yaudah ayo Den Alfito sekarang ikut Mbok ke meja makan. Kebetulan tadi sebelum Den Alfito datang, Mbok sudah masak Opor Ayam, itukan makanan kesukaan Den Alfito semasa kecil kan." lanjut Mbok Darmi disela-sela perjalanan menuju ke meja makan.

"Ini Den, monggo silakan dimakan." ucap Mbok Darmi setelah menyiapkan makanan kepada Alfito. Dengan lahap Alfito memakan makanan yang diberi oleh Mbok Darmi.

"Gimana Den, enak?" tanya Mbok Darmi. Sedangkan orang yang ditanya hanya menganguk dan melanjutkan makan.

"Alhamdulillah kenyang." ujar Alfito sambil menepuk-nepuk perut nya. Mbok Darmi hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak majikannya.

Dilema AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang