BAB 20 : Jujur
Fikri memarkirkan mobil di tempat parkir yang tersedia, dia keluar dan membuka pintu penumpang, mempersilakan atasannya dan kekasihnya itu keluar.
"Fikri apa kamu tidak ikut makan?" tanya Sena, karena dia hanya melihat Fikri diam di tempat.
"Tidak. Saya tidak menganggu makan siang kalian, saya sudah membawa bekal makan siang dari rumah," jawab Fikri lugas, Sena menganggukkan kepalanya. Dia dan Aldino segera masuk ke dalam restoran tersebut.
Mereka duduk di tempat yang sudah di pesan oleh pengacara kondang itu sejak 3 jam yang lalu. Seorang pelayan datang dan menyodorkan daftar menu, Aldino dan Sena tampak memilih-milih makanan, setelah selesai memesan dan pelayan itu pergi, Aldino menghembuskan napas kasar.
"Kamu kenapa sih?" tanya Sena yang peka terhadap perubahan yang terjadi pada diri Aldino Aditama.
"Aku mau jujur sama kamu," jawab Aldino tanpa menatap mata milik Sena, dia terlalu takut dan khawatir secara bersamaan. Sena mengerutkan kening bingung karena sikap Aldino hari ini.
"Sebenarnya aku mempunyai saudara kembar," ucap Aldino dengan satu tarikan napas saja. Sena yang mendengarnya hanya tersenyum dan terkekeh pelan.
"Bercanda kamu gak lucu Aldino," ujar Sena di sela-sela tawanya. Aldino menghela napas pelan.
"Aku gak lagi bercanda Sena." seketika tawa renyah milik jurnalis itu terhenti dan menatap Aldino dengan pandangan yang sulit diartikan. Mengerti akan situasi yang tidak baik, akhirnya Aldino berucap.
"Dia sekarang terkena amnesia, dan dia hanya mengingat kamu," ucap Aldino pelan. Sena membelalakkan matanya lebar, seakan tidak percaya apa yang dikatakan oleh Aldino Aditama.
"Dia seorang arsitek di Amerika Serikat, kemudian 2 bulan yang lalu dia pulang ke Indonesia. Aku tidak sengaja terlibat pertengkaran dengannya, dan berakhir aku mengusirnya dari rumah." Aldino mulai bercerita, Sena tetap diam mendengarkan.
"Dia mengalami kecelakaan dan koma selama dua bulan ini, lalu dia akhirnya sadar dan terkena amnesia karena sebelum dia pergi dari rumah, dia membawa album foto milikku, yang isinya adalah foto-foto kita berdua," lanjut Aldino sambil menerawang kejadian dulu. Sena tetap bungkam, dia mendengarkan dan sedikit mencerna apa yang diucapkan oleh pengacara kondang itu.
"Jadi aku harap kamu mau membantu dia untuk memulihkan ingatannya," ujar Aldino, sekarang dia berani menatap manik mata milik kekasihnya, Sena tetap diam seribu bahasa.
"Aku mohon berpura-pura lah menjadi kekasihnya." Aldino menundukkan kepala setelah mengucapkan satu kalimat itu, dadanya terasa nyeri sekali.
Aldino berhenti berbicara, dia memijit pelipisnya pelan, sebuah lagu mengalun indah di gendang telinganya, dia dan Sena menikmati lagu tersebut, lagu itu adalah lagu favorit mereka berdua.
Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
Cinta yang t'lah hilang darimu
Yang mampu menyanjungku
Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itu pun aku mampu untuk mengenangmu
Darimu 'ku temukan hidupku
Bagiku kaulah cinta sejati
Yeah hu- hu hu
Bila yang tertulis untuk ku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan 'ku jadikan kau kenangan
Yang terindah dalam hidupku
Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidup mu
Yang t'lah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah
Oh-ho ho-ooohhh.
Ohh- ohh
Bila yang tertulis untuk ku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan ku jadikan kau kenangan
Yang terindah dalam hidup ku
Namun takkan mudah bagi ku
Meninggalkan jejak…
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Asmara
RomanceAldino Aditama dan Sena Agustin telah berpacaran selama 2 tahun, sayang cinta mereka harus kandas karena Alfito Aditama sang adik sekaligus kembaran dari Aldino ini baru saja pulang dari New York, Amerika Serikat. Tapi sayang setelah pertengkaran he...