chapter 17

6K 607 82
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lagi, seluruh anak kelas 11 IPA 1 telah membereskan perlengkapan belajarnya. Begitu pula dengan Gibran, menurut Gibran hari pertama sekolahnya sangat melelahkan. Apalagi tadi ada kuis dadakan yang bahkan Gibran aja belum memahami materi itu.

"Pulang sama kak Bryan?" Gibran mengangguk.

"Mau kita tunggu? Kan kelas kakak lo suka ngaret kalau pulang." Lagi-lagi Gibran mengangguk mengiyakan.

"Yaudah skuy lah parkiran," ajak Dafa yang sudah mengendong tas hitamnya.

"Hem Dev, mau bareng sama gua?" tanya Gibran begitu saja ketika melihat Devi yang sudah berdiri.

"Hah? Oh gak usah Gib, gua bawa motor," balas Devi.

"Yah padahal kita satu komplek."

"Kapan-kapan aja ya, Gib." Gibran mengangguk

"Yaudah hati-hati ya, jangan lengah. Kalau kamu jatuh kasian aspalnya," kekeh Gibran dibarengi candaa.

"Sialan lo Gibran," kesal Devi.

"Ekhemm ekhem ada yang alaikyu alaikyu nih," sindir Fajar yang dari tadi menonton santai.

"Bapacopot," ketus Gibran.

"Bahasa apa Gi? Alien? Dasar alien ganteng." Tawa Zafran mengelegar dikelas yang sudah sepi ini, tinggal adaGibran, Devi, Zafran, Dava,Fajar, Natasya dan Mustika.

"Biarin aja yang penting ganteng tiada dua." Mereka berdelik geli mendengar pertuturan Gibran yang sangat kepedean itu.

"Ya habisnya masa Bapa? Bapa apa tadi? Bapacopot?" Gibran hanya menatap sinis Zafran.

"Itu bahasa gua kalian gak akan mengerti, karena mengertikan seseorang itu sulit!" ketusnya.

"Si Gibran sensi bet." Komentar Mustika.

"Diem lo, mau gua suruh Dava putusin lo?" ancam Gibran.

"Gak akan. Dava kan cinta gua."

"Kasian lo gak ada yang cinta. Sekali cinta diembat sama Abang sendiri. Beuhhhh," sindir Dava dengan sangat heboh.

Gibran menoleh pada Natasya yang terdiam sambil menunduk, Gibran menatap tajam Dava.

"Santai aja Mas, matanya mau lepas ya?"

"Birisik."

"Dasar alien hinggap dibumi," cibir Fajar.

"Apaan dah abang Ajay.""

"Jijik gua Gi sumpah."

"Kalian mau tetep ngebacot aja disini? Pulangnya kapan? Nasi sama kawan-kawannya menungguku dirumah yang sudah kelaparan," cerocos Devi sambil memegang perutnya.

"Tau tuh."

"Pulang kuy," ajak zafran, mereka mengangguk.

"Kalian duluan ya." Mereka mengangguk mendengar pertuturan Natasya. Dan membiarkan keempat cowok itu dan devi keluar kelas.

"Lo kenapa Na?" tanya Mustika yang tau ada apa-apa. Natasya menggelengkan kepalanya.

"Kok sedih gitu? Ada masalah?" Natasya menunduk.

"Apa apa? Cerita sama gua," kata Mustika mengusap bahu Natasya.

Natasya menghela nafas kasar dan menatap sayu mustika yang menatapkan khawatir.

"Gua menyesal dengan jalan keputusan gua Must." Setelah itu Natasya menunduk lagi setelah bertutur seperti itu.

"Maksudnya?" Natasya menggelengkan kepalanya.

Gibran Zaidan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang