TimSuksesAyeAye
MamahRaya: Yang cewek-cewek nanti kerumah ya buat dekor.
Mustika: Siap tante.
Natasya: Siap.
AyahRian: Yang cowok segera enyah ya. Gibran kamu segera pergi dari rumah.
Gibran: Oke! Aku gak akan balik lagi.
Reyhan: Elah ngambek dia.
Rafa: Aku gak ikutan buat pura-purq naik gunung deh soalnya takut curiga.
Zafran: Iya juga sih kak.
"Gi masa lo pergi keGunung?" tanya Bryan yang baru aja masuk kamar Gibran. Gibran tersenentak dan pura-pura sedang berkemas membereskan alat kamping.
"Maaf abisnya udah rencana dari jauh-jauh hari, nanti gua ngucapin dari sana aja," kata Gibran.
"Gua gak perlu itu," ketus Bryan.
"Pliz deh Kaak gak usah kayak anak kecil, gua juga punya kehidupan," ucap Gibran.
"Yaudahlah terserah lo gua gak akan maksa;" alasnya.
"Sorry untuk saat ini gua gak bisa nurutin apa kemauan lo Kak." Bryan mengangguk walau ada rasa kecewa.
"Yaudah gua ngerti." Gibran tersenyum.
"Thanks, ya."
"Selama disana lo hati-hati ya, jaga tinggkah laku sama ucapan. Gua gak mau lo kenapa napa, apalagi jauh dari gua," ucap Bryan.
"Santai aja. Gua pan sering muncak."
"Iya juga sih, tapi gak papalah kan sama aja."
"Hwti
Gibranpun selesai membereskan perlengkapan itu. "Udah beres, gua mau cabut sekarang. Anak-anak udah nunggu," ucap Gibran yang langsung mengambil jaketnya.
"Yaudah ayo bareng kebawahnya."
"Apapun yang terjadi, semoga semuanya baik- baik aja ya. Selamat ulang tahun, sehat selalu, panjang umur dan sayang sama gua," kata Gibran.
"Lo mgomong apa sih? Ulang taunnya besok ya," kesal Bryan.
"Ya deh ya. Lo mah gak bisa diajak romantis, gak ngerti gua," kekeh Gibran.
"Homo lo," ketus Bryan yang melenggang pergi.
"Bantuin kek main tinggal aja." Gibran mengendong tasnya.
Setelah itu Gibranpun menyusul Bryan yang sudah dibawah.
"Berangkat sekarang A?" tanya Raya yang sedang menonton televisi.
"Sekarang aja, berangkatnya nanti sore," ucap Gibran.
"Kamu sekarang mau kemana dulu?" tanya Raya basa-basi.
"Hem kerumah Zafran mereka udah nunggu," balasnya.
"Mau dianterin sama gua?" tanya Bryan.
"Gua bawa motor aja Kak, motornya nanti gua simpen dirumah Zafran," katanya.
"Oh gitu?"
"Muncak gunung mana lo?"
"Kepo. Yaudah Yah, Mah aku pamit ya," kata Gibran menyalimi kedua orang tuanya.
"Hati-hati ya A." Gibran mengangguk.
"Kamu jangan aneh-aneh ya," ujar Rian.
"Lo gak mau pamit sama gua A?" tanya Reyhan memelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran Zaidan || END
Teen FictionSquel Gibran || Book Dua ||Sedang Revisi "Hidup dengan harapan, namun dikalahkan oleh harapan, lantas?" 11 Mei 2020-19 Agustus 2020 2 januari 2022-