"Jadi gini, Yah, Buun. Tadikan Reysama Gibran..
"Aa Rey," tegur Raya.
"Maaf. Gini tadikan aku sama A Gi lagi ngvlog terus aku izin keluar dulu, eh pas mau masuk dan buka pintu tiba-tiba cameranya jatuh, ya intinya Rey nabrak camera yang lagi dipegang A Gi. Gitu..." jelas Reyhan dengan santai.
"So siapa yang salah?" tanya Rian.
"Rey/Gibran," balas Reyhan dan Gibran berbarengan.
"Lah?" heran Raya.
"Kan cameranya lagi dipegang Gi, Mah," Kata Gibran.
"Tapi kan Rey yang buat camera nya jatuh A."
"Salah gua, seandainya gua gak lagi didepan pintu kameranya gak bakal jatuh," jelas Gibran.
"Coba aja gua buka pintunya gak keras, gak bakal kan kamernya jatuh," balas Reyhan.
"Enggak pokonya gua yang salah!"
"A Gi apaan sih. Gak usah so ngalah sama gua deh A, gua juga salah gua gak mau lo nanggung kesalahan gua," kesal Reyhan.
"Udah.. udah kok pada ribut?" tanya Rian memberhentikan perdebatan.
"Kak, udah dijelasin sama Reyhan. Masih mau marah-marah?" tanya Rian pada Bryan.
Bryan menoleh. "Percuma, kan cameranya udah rusak."
"Kak jangan gitu," tegur Raya
"Gua minta maaf, Kak, ini murni kesalahan gua yang enggak jaga baik-baik barang lo. Gua janji setelah ini gua gak akan megang megang barang-barang lo lagi," jelas Gibran.
"Gua juga minta maaf Kak, Gak cuma A Gi yang salah, gua juga salah gak hati-hati," kata Reyhan yang ikut-ikutan berbicara lagi.
"Gua tau lo marah banget soal ini. Tapi gua mau kok tanggung jawab, gua mau bellin camera baru buat lo," Kata Gibran.
"Iya Kak. Gua patungan deh sama A Gi. Sebagai tanggung jawab gua juga," potong Reyhan.
"Gak usah," ucap Bryan.
"Gua maafin," lanjutnya.
Raya dan Rianpun tersenyum. "Ayah sama Mamah pergi ya, selesaikan baik-baik Ayah tau kalian udah gede dan bisa berpikir dewasa," tukaa Rian yang diangguki Raya. Setelah itu mereka pergi.
"Lo maafin gua kan, Kak?" tanya Gibran menatap penuh harap pada Bryan.
Bryan sedikit berpikir
"Kalau gua marah dan diemin dia, otomatis si Gi pasti lebih deket sama Rey. Ah gua maafin aja," batinnya
"Hem."
"Hem apa kak? Maafin gua?" tanya Gibran dengan mata berbinar.
"Ya gua maafin," kata Bryan.
"Alhamdulillah," ucap Reyhan dan Gibran.
"Jangan diulangin lagi!" pinta Bryan.
"Iya Kak, ini pertama dan terakhir."
"Sorry gua udah marah-marah." Kini Gibran merasa bersalah.
"Gak papa lagian yang dikatain lo emang bener."
"Gii.. gua minta maaf gua emosi jadi perkataan gua ngaco!"
"Gak papa elah santai aja."
"Sorry ya." Gibran mengangguk.
"Udah ya marah-marahannya gua mau mandi, mumet gua," kata Reyhan yang langsung pergi.
"Yeee sono," ktus Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran Zaidan || END
Teen FictionSquel Gibran || Book Dua ||Sedang Revisi "Hidup dengan harapan, namun dikalahkan oleh harapan, lantas?" 11 Mei 2020-19 Agustus 2020 2 januari 2022-