chapter 3

10.7K 801 140
                                    

"Anak-anak belum turun?" tanya Rian yang baru saja menapakan dirinya didapur.

"Belum, kenapa gak kamu panggilin satu-satu?" tanya  Raya sambil menata beragam menu makan malam.

"Aku kira udah pada turun," balasnya dan mendudukan dirinya dikursi meja makan.

"Yaudah kalau gitu aku susul anak-anak ya." Rian mengangguk membiarkan Raya menyusul ketiga anaknya.

Pertama Raya memasuki kamar Bryan yang memang kamar paling dekat dengannya saat ini.

Ceklek

"Bryann... turun, Kak, makan malam," ucap Raya namun tidak ada sautan disana. Dari pada bertanya tanya Raya melangkahlan kakinya untuk semakin masuk pada kamar itu.

"Nak, kamu dimana?"

Masih belum ada sautan, Raya mendengar suara kran air dari kamar Bryan. Dengan tergesa Rayapun menuju kamar mandi anaknya itu

"Kak?"

Ceklek

"Kamu kenapa?" tanya Raya dengan panik yang langsung melihat Bryan yang berusaha keras mengeluarkan makanan yang tadi ia telan.

"Gak papa," lirihnya.

"Udah muntahnya?" Bryan mengangguk dan membasuh mukanya dengan air yang mengalir.

"Ayo Mamah bantu," kata Raya dan segera membantu Bryan untuk keluar dari kamarnya dan membantunya untuk berbaring.

"Apa yang sakit?" tanya Raya mengusap kepala Bryan yang sudah basah oleh keringat.

"Udah gak papa," balasnya lirih dan memejamkan matanya.

"Jangan buat khawatir dong, Kak. Ini akibat dari ngeyel," ujar Raya menatap kesal Bryan yang sedang memejamkan matanya.

"Maaf."

"Dengan kata maaf gak buat kamu langsung sembuh, Ayah tau dia pasti ngomel!" Kesal Raya.

"Makanya gak usah macem macem, gak usah so jagoan makan-makanan pedes kayak gitu, apalagi kamu ajak adik-adik kamu," omel Raya.

"Mamah cuma gak mau kalian kenapa napa, nah kan?kerasa." Bryan semakin memejamkan matanya mendengar omelan dari Raya.

"Jangan dilakuin lagi. Mamah bener-bener gak suka!"

"Ia maaf Mah, Bryan juga gak papa. Paska muntah udah gak sakit kok," balasnya menggenggam tangan Raya.

"Maaf." Raya tersenyum dan mengusap rambut tebalnya.

"Istirahat dulu, rasain tuh rasa sakitnya," ketus Raya yang membuat Bryan mengerucutkan bibirnya.

"Mamah," rengeknya.

"Mamah mau buat bubur dulu, kamu tiduran nanti bangun lagi ya." Bryan mengangguk dan membiarkan Raya pergi dari kamarnya.

Bryan menghela nafas, dalam pikirannya ia takut kedua adiknya juga sakit karena makanan pedas tadi, apalagi kedua adiknya itu tak sekuat dirinya.

"Sialan," umpat Bryan meremas bagian perutnya.

"Sumpah gak lagi-lagi gua kayak gini," kesalnya.

Bryan membuka ponselnya dan membuka grup chat yang berisikan dirinya, Reyhan dan Gibran.

ADKKAKAKSALINGSAYANG

Bryan
Kalian oke?
(Send)

Bryan menghela nafas ketika tiada balasan dari Reyhan maupun Gibran. Bisa saja Bryan menuju kamar Gibran yang ada disebelahnya dan kamar Reyhan yang ada disebrangnya.

Gibran Zaidan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang