chapter 9

9.4K 855 200
                                    

"LO APA APAAN SIH?" sentak Bryan menatap Gibran dengan tajam.

"Kak," lirih Gibran merasa takut akan tatapan itu.

"Apa? Mau bilang ini cuma stategi?" sinis Bryan.

"Gak lucu, gua gak suka sama cara lo  yang murahan itu," ketus Bryan membuang muka.

"Lo gak bisa rasaian gimana perasaan gua ketika denger lo ilang diluaran sana, dialam bebas, Keterlaluan tau gak sih," kata Bryan dengan tajam menatap Gibran.

"Kak.."

"Diem! Lo emang perlu dikasih pelajaran Gib!" Gibran menunduk.

"Gua cuma.."

"Apa? CUMA BECANDA? CANDAAN LO GAK LUCU, GAK SEMUA HAL BISA DIJADIKAN BECANDAAN," sentak Bryan lagi.

Gibran menunduk, Gibran kira Bryan akan suka dengan kejutanya, namun Bryan malah marah dan kecewa,juga terdapat raut rasa takut yang berhasil Gibran tangkap dari mata yang kini menatapnya tajam.

"Gak usah nunduk!!" Gibran mengangkat kepalanya, kedua kakinya melemas.

"Gua cuma mau buat kejutan sama lo," kata Gibran.

"Apa? Kejutan?" Bryan terkekeh.

"Otak lo dangkal! Kejutan tak berfaedah, dan gua gak suka sama kejutan lo."

Hati Gibran tersentil oleh omongan tajam Bryan, Gibran tau Bryan marah besar padanya, ide yang salah dan kejutan yang disalah artikan.

"Lo gak mau hargai usaha gua?" tanya Gibran tersenyum getir.

"Apa yang harus gua hargai? Dengan cara lo buat rencana bodoh itu? Pliz deh Gi!"

"Gua cuma mau lo bahagia!"

"Bahagia gua sederhana! Cukup lo ada dan gak buat gua panik!" sentak Bryan lagi.

Gibran menatap Bryan dengan tatapan bersalah.

"Gua tau cara gua salah, gua cuma mau ngukir kenangan dihari ulang tahun lo kok, tapi kalau lo gak suka gak papa," jelas Gibran dengan pelan.

"Salah ya? Gua cuma mau bikin kejutan dihari special lo kak, tapi kalau tanggapan lo kayak Gini. It's oke, gua gak bisa apa-apa."

"Thanks sama kejutannya, tapi bisa gak sih lo mikir idenya yang gak buat gua panik!keterlauan banget sih lo buat gua jantungan"

"Gua salah gua tau!" sentak Gibran.

"GUA PUNYA CARA SENDIRI BUAT ORANG DISEKITAR GUA BAHAGIA! INI CARA GUA, CARA GUA YANG MENURUT GUA BAIK,TAPI KALAU MENURUT LO, INI MERUGIKAN LO. OKE GUA MINTA MAAF KAK," teriak Gibran yang sudah tidak bisa menahan amarahnya. Bryan tidak menyukai kejutannya, tak ada raut wajah bahagia dari muka Bryan.

"Gua keterlaluan banget ya Bry. Seharusnya gua beneran ilang aja digunung, nyesel gua gak nerima ajakan Dava buat muncak," kekeh Gibran sungguh hatinya perih.

"Apa reaksi lo kalau gua bener bener ilang disana? Mau marah marah sama gua? Marah sih kalau guanya selamat dan ditemukan, kalau enggak? Lobisa apa?" Bryan terdiam

"Seharusnya lo bersyukur, gua gak nekad naik gunung kemarin!" lirih Gibran.

Pernyataan Gibran membuat Bryan terdiam, oke dia terlalu keras.

"Mungkin cara gua salah untuk buat lo bahagia kak, kedepannya gua akan lebih hati hati lagi kok," kata Gibran dengan senyuman masamnya.

"Belajar menghargai usaha orang kak, sebelum orang itu hilang!" lirih Gibran dan langsung meninggalkan Bryan yang masih mematung Gibran menuju tempat pesta lagi.

Gibran Zaidan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang