52

1.5K 151 31
                                    





Hari demi hari Lim masih setia mengunjungi Irene, dan tentu pada saat seulgi tidak ada, lelaki itu selalu bercerita tentang segala keseharian nya kepada Irene, gadis yang saat ini masih setia menutup matanya, belum ada tanda tanda sadar dari Irene, walaupun begitu Lim selalu setia di samping nya

Hari ini sudah hari 3 Lim keluar masuk rumah sakit untuk menemani Irene, sekarang lelaki itu tengah berpamitan kepada pasangan Bae, karena sebentar lagi seulgi juga akan datang

" Saya permisi ahjumma, ahjussi" Lim menunduk kemudian memasang topi dan maskernya, lalu pergi dari ruangan Irene

" Aku kasihan melihat Lim, yeobo, dia pasti tersiksa sekarang" ujar nyonya Bae menatap sendu kepergian Lim

" Aku kagum dengannya, dia lelaki kuat, bahkan dia mampu melewati masa masa sulit sejak dulu" ujar Jinyoung lirih

" Mmhhh, e eomma ap pa" kedua orang itu terperanjat kaget ketika mendengar suara Irene

" Joohyun ah, nak" Jinyoung bergegas ke samping putrinya, menggenggam tangan Irene dan mengelus kepala anaknya

" Irene ah, jangan lakukan hal itu lagi, eomma dan appa tidak suka, kamu tega meninggalkan kami" ujar nyonya Bae dengan tangisnya

" Mianhe eomma, aku bingung dengan semua ini" ujar Irene lirih dengan air mata yang mengalir

" Aargghh!! Eomma sak kit!!" Irene mengerang memegang perutnya, sontak Jinyoung segera pergi memanggil dokter


//////



" Melamun lagi?" Lim menoleh, kini dirinya sedang menikmati hawa pagi di taman

" Apa kau tidak takut paparazi memotret mu??"

" Biarkan Suzy ah" Lim berucap cuek dengan pandangan fokus ke arah sungai

" Bagaimana keadaan Irene?? Baik baik saja?" Tanya Suzy kini duduk di sebelah Lim

" Baik, tapi dia belum sadar" ujar Lim dingin

" Isshh, kau ini dingin sekali, bahkan lebih dingin dari udara pagi ini" cibir Suzy namun lelaki itu masih diam, membuat Suzy menghela nafas, dia pun mengusap lembut punggung Lim, lalu mengelus lembut rambut Lim

" Berbaring lah jika lelah" ujar Suzy, lelaki itu menurut, dia berbaring di bangku taman dengan paha Suzy menjadi bantalan, wanita itu mengusap pelan kepala Lim, sedangkan Lim menikmati usapan lembut dari Suzy

" Kau tau Lim, waktu aku kecelakaan, aku sangat senang saat itu, mengetahui kau menghawatirkan ku sampai kau mencari bogum dan menghajarnya" ujar Suzy dengan senyumnya

" Saat aku sadar aku diberi tahu eomma kau terluka dan terbaring di rumah sakit, aku sangat ingin menjengukmu, hingga aku sendiri lupa jika anakku telah tiada" ujar Suzy lirih, Lim mentap wajah Suzy dari bawah

" tapi saat aku ingin ke kamarmu, ku lihat Irene menunggumu, bahkan aku bisa melihat dia menangis sambil sesekali mencium tanganmu" ujar Suzy lagi, Lim hanya diam mendengarkan

" Dan aku menyadari sesuatu saat itu, jika Irene sangat mencintai dan menyayangi mu, aku yakin itu, bahkan saat kita pergi ke taman bersama dan aku bertemu dia, ku lihat tatapan cemburu dari matanya untukku" ujar Suzy dengan tawanya

" Jadi ku harap kau tetap percaya dengannya, walaupun dia menyakitimu, setidaknya dia juga pernah mencintai mu, dan aku juga yakin sampai sekarang tidak mungkin Irene semudah itu melupakan mu" jelas Suzy dengan senyumnya menatap dalam kedua mata Lim, lelaki itu tersenyum tipis, menggenggam tangan Suzy yang ada di kepalanya dan menaruhnya di dada

FALLING  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang