Benaran mau gua end nih🙌🙌
" Hyung Hyung, apa lay boleh menyetil?" Ray anak kecil itu terduduk manis di pangkuan Irene
" Ray mau mencoba??" Tanya Lim
" Jangan Ray, berbahaya" ujar Irene memarahi Ray, anak kecil itu menunduk
" Tidak apa, biarkan duduk di pangkuan ku" ujar Lim melirik kearah Irene, Lim tepukan mobilnya
" Nah, kajja, duduk di pangkuan Hyung, pegang tangan Hyung ya" ujar Lim menaruh Ray di pangkuan nya
" Apa tidak menggangu?" Tanya Irene mengelus lengan Lim
" Tidak apa" ujar Lim tersenyum kemudian menjalankan mobilnya
Ray selalu tertawa saat Lim membelokkan setirnya, terkadang Ray merasa geli karena diam diam Lim menciumi leher Ray, hingga lelaki manis itu terkikik sendiri
Irene melihat kedekatan mereka tersenyum manis, terkadang ikut tertawa karena kelakuan Lim yang jahil
.
.
.
.
" Kajja kita turun" Lim menggendong Ray turun dari mobil
" Hyung aku ingin jadi tinggi" ujar Ray, Lim pun mengangkat Ray untuk duduk di pundak lim
" Yah!! Kau membuat nya jatuh nanti!" Ujar Irene menarik kaos belakang Lim
" Nanti kau juga ku gendong" ujar Lim mendekatkan wajahnya kearah Irene membuat gadis itu malu
" Hahaha, mommy malu ya" Ray tertawa melihat ekspresi Irene
" Ray nakal? Mommy makan Ray" Irene berpura pura kesal mengejar Lim dan Ray yang sudah duluan masuk ke vila
" Hahahaha!! Hyung!! Selamat lay dali mommy" ujar Ray tertawa kencang ketika sang ibu menggelitik perutnya
" Kita gelitik mommy" Lim berucap memeluk Irene dari belakang lalu menggelitik Irene dengan bantuan Ray
" Dasar nakal kalian! Mommy cape" ujar Irene terengah-engah karena terlalu banyak tertawa
" Lim, punya pencukur??" Tanya Irene menatap Lim yang sedang bermain dengan Ray
" Ada, aku ambilkan sebentar" ujar Lim menaruh Ray di samping Irene, lalu beranjak pergi
" Ray suka dengan Lim Hyung?" Tanya Irene menatap lembut Ray
" Iya mom, lay suka, hihihihi, Lim Hyung lucu dan kelen" ujar Ray tertawa kecil
" Jika Lim Hyung jadi Daddy Ray, apa Ray mau??" Tanya Irene lagi
" Mau mom!! Aku ingin punya Daddy sepelti Lim Hyung" ujar Ray tersenyum membuat Irene mencium gemas pipi Ray
" Ini pencukurnya, ini lotionnya" ujar Lim memberi barang yang dia bawa ke Irene
" Ray, kita cukur bulu bulu ini" ujar Irene kepada Ray
Ray pun duduk di pangkuan Lim, dengan membawa lotion yang telah di oles di tangan Ray
" Hahaha Hyung, janggut mu putih" ujar Ray tertawa
" Lihat, punya mu juga" ujar Lim menaruh lotion ke dagu Ray
" Aku cukur dulu, menghadapkan ke samping" ujar Irene, Lim pun menoleh ke arah Irene hingga wajah mereka berhadapan, membuat Irene menunduk malu
" Kenapa menunduk??" Tanya Lim bingung
" Sudah tutup mata!" Ujar Irene menahan malunya, Lim pun menurut
Dengan telaten Irene mencukur bulu bulu halus yang menutupi dagu dan pipi Lim, mereka tak sadar jika Ray tengah tertidur dengan lotion yang masih ada di dagu nya
//////
" Begini rapi" ujar Irene sambil membersihkan bekas bekas tadi
" Lim, tolong tidurkan Ray ya, aku akan membersihkan ini dulu" ujar Irene
" Kemari sebentar" ujar Lim, Irene menoleh kearah Lim lalu mendekat
" Apa?" Tanya Irene bingung
" Terimakasih" ujar Lim diakhiri kecupan singkat di bibir Lim dengan cepat lelaki itu menggendong Ray dan berlari kearah kamar karena takut di lempar alat pencukur oleh Irene yang sedang menahan malu
///////
" Sudah kau tidurkan??" Tanya Irene melihat Lim mendatanginya
" Sudah, kau juga mau tidur??" Tanya Lim menatap ke arah Irene
" Aku masih merindukanmu" ujar Irene duduk di pangkuan Lim mengalungkan tangannya di leher lelaki itu dan membenamkan wajahnya di leher Lim
" Manja" ujar Lim dengan kekehan
" Biarkan saja" ujar Irene mendongak menatap wajah Lim, lelaki itu hanya diam tiba tiba dirinya diserang rasa gugup ketika Irene menatapnya dengan intens
" Mmm, mau tidur?" Tanya Lim gugup, Irene tertawa
" Kenapa jadi gugup?? Ayo tidur" ujar Irene tersenyum manis
" Ini belum malam, apa kau yakin ingin tidur??" Tanya Lim
" Hmmm, memangnya kau mau apa?" Tanya Irene yang sengaja mendekatkan wajahnya ke Lim hingga kedua hidung mereka bersentuhan
" Ah, i itu, apa setelah menikah kau tak memperdulikan seulgi hingga dia menjadikan anakmu alasan?" Tanya Lim, wajah Irene seketika murung, dia benamkan wajahnya ke ceruk leher Lim
Lelaki itu bisa merasakan jika lehernya kini basah, dia elus pelan punggung Irene
" Mianhe, membuat mu menangis lagi, seharusnya aku tak bertanya" bisik Lim lirih
" Tidak apa, aku akan menjawab, aku memang sengaja tak mempedulikan nya, sampai pernah suatu saat dia meminta ku melakukan hal itu dengannya, tapi aku tolak, dia menamparku dan pergi begitu saja, mungkin dia melampiaskan dengan jalang di luaran sana" jelas Irene sesenggukan
" Yasudah, jangan di ingat lagi" ujar Lim
" Lim, ku mohon jangan pergi lagi" ujar Irene menatap Lim sendu
" Aku sangat mencintaimu, ku mohon jangan tinggalkan aku lagi, aku hidup tersiksa jika tidak ada kamu" ujar Irene, Lim hapus air mata Irene
" Tidak akan, kali ini aku takkan pergi lagi, aku akan selalu ada di samping mu, selamanya" ujar Lim menempelkan dahinya ke dahi Irene
Gadis itu tersenyum dan mengecup bibir tebal milik lelaki di hadapannya itu, ciuman penuh kerinduan, cinta dari satu sama lain
" Aku mencintaimu"
.
.
.
.
.
Sengaja gua kasih pendek
Next part
Selamat membaca
Jan lupa vote
Salam dari author ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING (END)
أدب الهواةBae Johyun yang jatuh cinta dengan berandal Binus university " setiap aku nanganin kasus kamu, kayaknya aku makin jatuh cinta sama kamu" -bjh- " Ooohhh" -Lm- " Dasar manusia es!!!" -bjh-