"Kegelapan akan mendominasi ketika alam ghaib dan alam nyata kau campur."
❍⊷⊷❍
Hari ini adalah weekend di mana bisa bersantai tanpa dipusingkan dengan tugas sekolah ataupun tugas rumah. Seperti Vea, yang menghabiskan weekend dengan bersantai di ruang tamu sambil menikmati cemilan ditemani dengan siaran televisi.
Sedangkan Virga, cowok itu masih berkutat pada laptop untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang belum kelar.
"Aish! Ni tugas apa beras? Banyak bener, satu kelar berasa dateng lagi," pikir Virga yang mulai jengah berkutat pada laptop.
"Makanya, punya tugas diselesain langsung. Jangan ditunda-tunda. Malesan sih lo. Ntar pas hari weekend gabisa nyantuy kaya gue," ucap Vea yang masih asyik menonton televisi.
"Ah, lo mah, mana ngerti kuliah, Dek! Tugasnya gak sebanding jaman SMA," balas Virga tak terima dikatakan malas.
Vea tak membalas karena hari ini, rasanya ia malas untuk berdebat. "Yah! Iklan!" pekik Vea kesal.
"Eh, Dek. apa lo gak kepikiran sama kejadian kemarin?" tanya Virga.
"Gak. Buat apa juga dipikirin," balas Vea santai.
"Lo gak takut ada apa-apa?" tanya Virga lagi.
"Gak. Gue gak percaya gitu-gituan, Bang!" balas Vea jengah. Virga menghela napas.
"Dek, Dek. Mau sampai kapan lo gak percaya dengan hal begituan? Nyatanya semua ini kejadian di hidup kita, Dek," ucap Virga.
Cowok itu tak mau Vea terus-terusan tak percaya akan hal yang terlihat. Bukan apa-apa tapi dari beberapa film yang pernah ia lihat, banyak sekali orang-orang yang mati tragis hanya karena tak percaya dengan hal ghaib.
Iya, itu hanyalah film. Namun, apa salahnya mengantisipasi? Daripada kejadian suatu saat nanti dan membuatnya kehilangan satu-satunya keluarga yang selalu ada di sisinya.
"Lo tuh ya! Emang bener-bener kebanyakan nonton film horor! Udahlah, Bang. Apa yang lo lihat di film itu gak akan jadi kenyataan," ujar Vea.
"Tapi Dek–"
"Shut up! Percaya sama gue, lo gak usah ngayal kemana-mana. Gue akan selalu baik-baik saja." Virga menghela napas kesal. Susah memang kalau harus berbicara dengan Vea.
Virga memberesi laptop dan buku-bukunya. Tak lupa, ia juga mengganti pakaiannya dan menggunakan sedikit parfum.
"Gue keluar ya, refreshing sekali-kali," ucap Virga sembari berjalan keluar rumah. Tak lupa, ia mengambil kunci motor.
"Gak usah balik, ya!" teriak Vea yang tentunya hanya bercanda.
༒︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶༉‧₊˚.
Virga sudah sampai di tempat tujuannya. Kini, ia tengah asyik melamun di restoran ternama di Purwodadi. Bukan maksud ia meninggalkan Vea agar tak bersenang-senang bersama, tapi Virga ingin sendiri.
Merenungkan kejadian-kejadian setelah kecelakaan itu. Sungguh ia merutuki kenapa harus dirinya yang terkena ini semua? Apa karena sang adik memintanya ke TPU padahal mereka bukan siapa-siapa?
Ah! Virga benci mengingatnya. Cowok itu menyesap jus alpukat sambil menikmati indahnya restoran ini.
Saat sedang asyik-asyiknya minum, tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya kencang.
Virga yang terkejut pun langsung tersedak. Gadis itu merasa bersalah membantu menepuk punggung Virga pelan.
Setelah dirasa membaik, Virga menepis tangan gadis itu kasar. "Mau bunuh gue gak gitu caranya pea!" umpat Virga kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...