39 ⩩ PENGKHIANATAN DAVID 2

198 25 4
                                    

Tidak peduli sekuat apapun dirimu. Selama kau menyakiti orang yang kucintai, akan ku pastikan kau akan mati meski aku harus mengorbankan nyawaku.

❍⊷⊷❍

Air mata Vea mengalir deras ketika melihat David yang tertawa bersama Nyi Ratu Kendal.

"Arsyad, kenapa lo tega khianati gue?" tanya Vea lirih. "Lo bilang, lo bakal bantu gue ...." Vea berusaha memusatkan tatapannya pada mata David agar David tau seberapa takutnya dia saat ini.

"Dan ... kamu percaya? Haha!" balas David dengan tawa jahat yang menggelegar. "Dasar gadis bodoh," sambung David dengan senyum miring meremehkan. David sebisa mungkin menghindari tatapan Vea.

David berbalik, menatap sahabatnya yang terkapar lemah.

Tatapan meremehkan milik David membuat amarah Virga semakin tersulut. "Lo sahabat gue dan tega-teganya lo nyakitin adik gue!" geram Virga. Sungguh rasanya Virga ingin segera memusnahkan David.

David tertawa remeh. "Sahabat? Kau jadi sahabatku hanya saat aku menjadi manusia. Seorang hantu jahat sepertiku tidak pernah menganggap manusia adalah teman," ucap David dengan tatapan tajamnya.

Benar, bukan? Seorang hantu tidak bisa berteman dengan manusia. Apalagi arwah jahat seperti dirinya.

"Nyesel gue nangisin lo berhari-hari. Ternyata ini balasan lo," ucap Virga. Tentu saja menyesal, ia menghabiskan hari-harinya untuk seorang sahabat yang justru menjadikan adiknya sebagai tumbal. Sungguh menjengkelkan.

"Memangnya aku ada menyuruhmu untuk menangisiku?" balas David santai, tanpa beban.

"Sialan!" Virga menggeram dan mengepalkan tangannya kuat. Amarahnya sudah berada di puncak.

"Kau bodoh sama seperti adikmu, haha!" Ucapan David membuat Virga semakin marah. Awas aja lo, David! Lo bakalan musnah!

David yang menyadari itu kembali memunculkan tawa seram. "Gak usah mimpi untuk memusnahkanku. Aku hanya bisa musnah jika kita bertanding. Sayangnya, aku tidak suka bertanding dengan makhluk lemah," sahut David.

"HAHAHAHA!" Tawa seram itu menggelegar semakin keras. Nyi Ratu Kendal yang melihat semua itu tak berhenti tertawa. Sungguh, ia sangat bahagia.

"Tak sia-sia aku menghentikan ulah Sivia untuk memusnahkanmu, David. Aku sangat bangga padamu," kekeh Nyi Ratu Kendal.

Mendengar nama Sivia disebut, mata Virga terbelalak. "S-Sivia?" gumamnya pelan.

"Bukankah aku sudah menjelaskannya padamu? Kau masih terkejut?" David lagi-lagi tertawa.

Virga hanya bisa mengepalkan tangannya. Ia tak menyangka mantan kekasihnya dan sahabatnya akan berubah menjadi arwah jahat seperti ini. David sialan! Bentar lagi lo bakalan mati dan musnah di tangan gue!

"Jangan terlalu percaya diri dan jangan mengumpati aku di dalam hati karena aku bisa mendengarnya dengan jelas." David mendekat ke arah Virga dan mensejajarkan tubuhnya dengan Virga.

"Atau kau mau bertarung sekarang?" ajak David dengan senyum miring. Merasa diremehkan, membuat Virga merasa tidak terima. Ia melayangkan tangannya untuk memukul David.

Virga menggeram. "Sial!" Virga merasakan tangannya lelah setelah berkali-kali mencoba memukul David tapi yang terjadi ia seolah hanya memukul angin.

David tertawa keras. "Kau lupa, aku bukan manusia?"

Virga hendak melayangkan tangannya lagi, tapi Reza sudah lebih dulu mencekal tangan Virga.

"Bang, udah. Percuma, Bang. Yang ada lo cuma ngehabisin tenaga lo doang," ucap Reza berusaha menahan tangan Virga yang masih berontak. Napas Virga naik turun. Ia berusaha sekuat mungkin meredam amarahnya dan mendengarkan ucapan Reza.

"Payah! Melawanku saja tidak bisa dan kau masih bermimpi untuk memusnahkanku. Haha! Kau masih sama seperti dulu, Virga. Terlalu ambisius."

Reza mengelus punggung Virga, saat Virga hendak melawan David lagi. Reza sebisa mungkin mengurangi amarah Virga. Semua ini tidak akan berakhir jika semuanya dipenuhi amarah.

David menjauh dari Virga untuk kembali pada ratunya. "Tunggu!" Teriakan seorang gadis membuatnya mengurungkan niat.

David menoleh dan memandang seorang gadis yang memanggilnya. Gadis itu masih berusaha mengumpulkan tenaga untuk mengucapkan sesuatu. David menaikkan alisnya dengan tatapan tajamnya.

"Lo tega," ucap Fara penuh penekanan. David tersenyum sinis.

"Mem---"

"Lo tega karena udah buat sahabat gue percaya dan cinta sama iblis kayak lo," sambung Fara memotong ucapan David.

David terpaku di tempatnya. Cinta?

David menatap Vea yang seakan pasrah pada hal yang akan menimpanya. Meski tangis Vea terus mengalir tapi gadis itu sudah tidak memberontak.

David memalingkan pandangannya kemudian tertawa pelan. "Kau pikir manusia bisa punya perasaan pada hantu? Yang benar saja!" sangkal David.

"Kau menghabiskan tenagamu untuk mengatakan hal bodoh. Lebih baik pikirkan tubuhmu yang lemah itu," ucap David sambil berdecih.

David membenci omong kosong tentang Vea mencintainya. Ia sudah sering mendengarnya dengan embel-embel bercanda. Dan sekarang, ia sedang tidak ingin mendengar candaan semacam itu lagi.

Bantu gue, Arsyad. Bantu gue!

Vea terus berteriak dalam hati. Benar, dia memang gadis bodoh seperti yang David bilang.

Vea masih mengharapkan pertolongan Arsyad padahal laki-laki yang ia harapkan jelas-jelas berada di depannya dan membuat mereka terkapar lemah.

David yang merasa terpanggil berusaha sekuat mungkin menghindari tatapan Vea. David tau gadis itu mengharapkan agar ia menolong Vea tapi dengan segera David menepis perasaan aneh yang menjalar di hatinya.

Ia tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Membocorkan rahasia gua ini saja sudah kesalahan besar apalagi melawan ratunya. Lagipula jika ia menolong Vea, ia yakin Vea akan membencinya. Itu lebih menyakitkan daripada melihat Vea mati di tangan ratunya.

Jika mereka semua mati, mereka bisa berteman denganku di sini. Dan aku ... bisa memiliki Vea. Kita tidak akan terhalang lagi oleh alam yang berbeda, gumam David dalam hatinya.

"Aku suka caramu berpikir, David," ucap Nyi Ratu Kendal dengan tatapan tajam.

David berusaha mati-matian untuk tetap tenang. Tatapan tajam milik sang ratu membuatnya merasa takut.

Ia melupakan satu hal, diantara pengikut ratu, ikatan cinta adalah awal dari pengkhianatan.

Pandangan David mengarah pada ratunya yang mulai mendekati Vea.

"Heum ... aromamu, sangat cocok menjadi pengikutku. Tidak! Lebih tepatnya menggantikan posisiku," ucap Nyi Ratu Kendal tertawa kencang.

Tangan mengerikan milik Nyi Ratu Kendal menyentuh dagu Vea. Vea berusaha menghindari tangan itu.

Badan Vea bergetar ketakutan. Ia takut jika ia akan benar-benar mati saat tangan itu menyentuhnya. Seseorang yang menyadari gerak-gerik ketakutan Vea menggeram.

"Vea," gumamnya dengan mata yang berkilat penuh amarah. Ia sangat tidak suka melihat gadis itu ketakutan. Sudah cukup gadis itu menangis dan ia diam, kali ini ia tidak akan membiarkan sang ratu menyentuh Vea.

"ARGH!" erang Nyi Ratu Kendal saat tubuhnya terpental ke belakang. Nyi Ratu Kendal membulatkan matanya yang perlahan berubah menjadi merah.

"SIALAN KAU!" teriak Nyi Ratu Kendal penuh dengan amarah. Nyi Ratu Kendal menatap tajam seseorang yang sangat ini berusaha menahan rasa takutnya.

❍⊷TO BE CONTINUED⊷❍

SIAPA HAYO?!

Kolaborasi w//LinaFitriSyafa883

Pembimbing Mutia_aya

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang