"Merelakan hidup yang berharga hanya demi kebodohan yang dinamakan CINTA."
❍⊷⊷❍
"
Hentikan!" Teriakan lantang mengisyaratkan kemarahan tersebut membuat Sivia refleks menghentikan aksinya yang ingin memusnahkan Arsyad.
Seketika raut wajah kedua makhluk tersebut langsung menegang. Kabut tebal yang mengepul tadi seketika menghilang digantikan sosok perempuan yang tinggi dengan setengah tubuhnya berwujud ular dengan tongkat kepala ular yang merupakan sumber kesaktian dan wibawanya. Di kepalanya terdapat ular berkepala lima yang menjuntai. Wajahnya yang cantik jelita dengan mata yang merah bagaikan darah menambah kesan ngeri pada sosok wanita itu.
"N-nyi, Ra-Ratu!" ucap Sivia dan Arsyad terbata-bata. Dengan segera mungkin kedua makhluk itu bersujud menghadap sosok yang mereka sapa sebagai ratu itu.
"Sudahku katakan berulang kali, kalian jangan pernah berani-beraninya bertindak ceroboh!" ucap sosok tersebut dengan tegas.
"Maaf Nyi Ratu Kendal, pria tidak tahu diri ini mencoba ingin mengkhianati Nyi Ratu," adu Sivia seraya melirik Arsyad dengan tajam, sedangkan pria itu hanya menundukkan kepalanya menghadap lantai.
"Baiklah, Sivia walaupun begitu kau tetap tidak diperkenankan untuk bertindak semaumu, jika seandainya Arsyad akan musnah, yang berhak melakukannya adalah aku, bukan kau atau siapapun itu," ujar nyi Kendal penuh dengan penekanan.
"Baik Ratu!" Ucap Sivia patuh.
"Dan kau Arsyad ... jika aku mendengar atupun melihat kebodohanmu sekali lagi, maka kau akan tahu apa akibatnya jika berani mengkhianatiku," sambung nyi Kendal dengan nada marah.
Sedangkan Arsyad hanya mengangguk patuh, kemudian kabut tebal itu muncul kembali membuat Sivia dan Arsyad menutup wajah mereka. Setelah keduanya membuka mata, sudah tidak ada lagi sosok yang mereka takuti itu, membuat Arsyad menghela napas lega.
"Sekarang kau bisa bernapas lega, tapi ...." Sivia mengantungkan ucapannya dengan jari telunjuk mengacung tepat di wajah Arsyad.
"Jika kau berniat untuk menggagalkan rencana awal kita untuk menumbalkan Vea, kau akan tanggung sendiri akibatnya, dasar bodoh!" sambung Sivia sambil tersenyum smirk ke arah Arsyad, kemudian tubuhnya seketika lenyap dari pandangan pria itu.
"Apa maksud dari semua ini?" tanya Vea yang telah mendengar percakapan Arsyad dan sekutunya, lebih tepatnya perbincangan Arsyad dan Sivia.
Tangannya sudah terkepal kuat di samping tubuhnya, bibirnya bergetar, dengan air mata yang mengucur tanpa henti. Tentu saja hal itu membuat Arsyad terkejut bukan main. Dengan penuh keberanian ia mengangkat wajahnya untuk menatap Vea yang sudah berdiri tepat di depannya.
"RENCANA APA YANG KALIAN MAKSUD TADI?!" teriak Vea dengan lantang.
"Lo pikir gue budeg, ha?! Gue denger bacotan lo sama cewek lo yang cenayang itu mau tumbalin gue. Gue emang bodoh percaya aja sama lo, seharusnya gue nggak pernah menerima lo sejak awal," ucap Vea dengan dada yang terasa sesak.
Mendengar penuturan Vea, membuat Arsyad bagaikan tersambar petir di siang bolong. Ia benci pada dirinya sendiri karena sudah membuat gadis sebaik Vea menangis karena kebodohannya semasa hidup.
"Ve-Vea, ini semua bisa aku jelaskan," elak Arsyad terbata-bata, suaranya tercekat kala melihat Vea berteriak histeris di depannya. Mendengar respon dari Arsyad, gadis itu berlari menjauh dengan berlinang air mata.
Mengapa saat ia mulai percaya pada seseorang, tapi dengan mudahnya orang tersebut mengkhianatinya,apa salahnya selama ini? Pikir Vea.
"Argghhh, kenapa semuanya jadi rumit begini!" rutuk Arsyad frustasi. Ia terduduk lemah di lantai, keadaannya sangat kacau. Ia merasa sangat bersalah pada gadis itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...