Apakah salah jika aku berpikir negatif bilamana orang yang berharga dalam hidupku berubah?
❍⊷⊷❍
Vea terbangun dari tidurnya dengan mata sembab. Vea segera membersihkan dirinya dan menyiapkan sarapan.
Setelah selesai menyiapkan sarapan, Vea berusaha memanggil Virga. "Kak! Makan dulu!" teriak Vea kencang.
Virga akhirnya turun. Cowok itu meletakkan jaket di kursi. Vea melirik tajam ke arah Virga ketika ia mencium bau parfum.
"Lo tumben-tumbenan pake parfum yang wanginya nusuk ke hidung? Parfum lo yang biasanya mana?" tanya Vea heran. Virga menatap ke arah Vea sekilas lalu bersikap acuh dan terus memakan makanannya.
"Bang!" gertak Vea kesal.
"Bukan urusan lo," jawab Virga dingin.
"Tapi kan, lo abang gue! Lo kenapa, sih? Akhir-akhir ini tiba-tiba berubah! Gara-gara kak Sivia, ha?!" murka Vea.
Prang!
Vea terlonjak kaget ketika Virga melempar sendoknya di atas piring dengan kasar.
"Gak usah lo bawa-bawa pacar gue!" tegas Virga lalu segera menyambar kunci mobilnya.
"B-Bang! Gue nanti berangkat sama siapa?!" teriak Vea menahan tangis. Virga berhenti berjalan dan menoleh ke arah Vea.
"Bukan urusan gue," jawab Virga acuh lalu segera meninggalkan Vea di rumah.
Vea mematung di tempatnya. Air matanya perlahan berjatuhan. "Abang, lo kok berubah, sih? Gue ada salah apa sama lo?" lirih Vea sambil sesekali mengusap air matanya.
Vea melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. "Gue harus berangkat sekarang," gumam Vea. Gadis itu segera mengambil tasnya dan mengunci pintunya.
Ia mengambil ponsel dari sakunya. "Sial! Gue lupa bang Virga belum ngasih gue uang jajan," lirih Vea. Matanya kembali berkaca-kaca.
"Gak apa-apa deh, gue jalan kaki aja."
1 jam lebih 30 menit lamanya, akhirnya ia sampai di sekolahnya. Vea membasuh keringat yang bercucuran di dahinya lalu menatap gerbang yang sudah terkunci.
Vea menghela napas. Ia memutuskan untuk bolos saja hari ini. Vea balik kanan tapi guru BP lebih dulu memanggil namanya.
Mau tak mau, Vea harus kembali ke sekolah meskipun malu dan dihukum. "Gue harap setelah ini, bang Virga kembali kayak dulu lagi."
Di sisi lain, Fatan ternganga melihat adegan di depannya. Bagaimana bisa ia diabaikan seperti ini?
"Vir," panggil Fatan untuk kesekian kalinya. Namun Virga masih menunjukkan reaksi yang sama. Fokus pada seorang gadis di depannya dan mengabaikan Fatan.
Fatan menghela napas. "Heh!" sentak Fatan kesal. Virga menatap Fatan tajam.
"Bisa diem gak lo?! Berisik!" gertak Virga kesal.
"Sayang, kita pindah aja, ya. Berisik," ucap Virga halus. Gadis di depannya mengangguk senang. Lalu keduanya meninggalkan Fatan yang termenung.
"Virga kenapa dah? Baru kali ini gue tau dia mau punya pacar. Mana langsung berubah gini sama gue," gumam Fatan.
"Tapi ...." Fatan terus berasumsi tentang gadis yang bersama Virga. Pasalnya, Virga menjadi aneh semenjak bersama gadis itu.
"Matkul gue agak siangan kan, ya? Kayanya gue perlu ketemu sama Vea," gumam Fatan. Cowok itu segera beranjak dari tempatnya menuju parkiran dan mengeluarkan motor sport-nya untuk menemui Vea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...