37 ⩩ TERJEBAK

179 22 0
                                    

"Manusia biasa hanya akan dijadikan budak oleh mereka yang tak terlihat, tunduk di bawah pengaruh mereka dan lakukan perintah yang tidak dibenarkan oleh syariat agama."

❍⊷⊷❍

Seorang gadis dengan penampilan yang cukup acak-acakan menggeliat tak nyaman di tempat duduknya. Ia perlahan membuka mata dengan pening yang luar biasa melanda bagian oksipital kepalanya.

Setelah berhasil menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya yang sudah memerah itu, pemandangan yang cukup menakutkan sekaligus memprihatinkan terpampang jelas di depan matanya.

Ia melihat Virga dan keempat sahabatnya yang lain masih dalam keadaan pingsan dan bergelantungan di atas pohon beringin yang sangat besar. Sedangkan dirinya diikat dengan sangat kuat pada batang pohon kecil tepat di samping pohon beringin itu menggunakan benang yang sangat tajam. Jika Vea bergerak sedikit saja, benang itu akan melukai tubuhnya dengan sangat dalam.

Tunggu, bukankah mereka tadi sedang berada di gua angker? Terus mengapa bisa mereka berada di tengah hutan begini dan terikat di pohon beringin besar ini. Hingga memori Vea memutar kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat ia ingin membebaskan para sahabatnya, sebuah hantaman keras mendarat di bagian belakang kepalanya.

Auuuuu ... auuuuu!

Suara lolongan sejenis anjing hutan terdengar sangat nyaring di telinga Vea. Hal itu membuatnya tersentak dari lamunannya. Ia takut jika anjing hutan itu datang dan memakannya hidup-hidup. Karena posisinya sekarang tengah terikat di bawah pohon, sedangkan para sahabatnya di gantung pada dahan pohon beringin itu. Dengan keadaan kepala di bawah dan kaki di atas.

Seketika ingatan Vea mengarah pada pohon beringin yang sempat ia temui di dalam mimpinya dulu. Vea menelisik sekitarnya, ternyata pohon beringin yang saat ini benar-benar mirip seperti pohon beringin yang berada di dalam mimpinya itu.

"Hiks! Hiks! Vea takut." Tangisnya pilu ketika ia mengingat bahwa pohon beringin ini sudah berada di kawasan tempat tinggal Ratu Kendal.

"Bang Virga, Reza, tolongin Vea! Hiks!" Tangisnya semakin pecah seraya memanggil-manggil nama Vea dan Reza. Ia sudah menundukkan kepalanya sambil menangis sesenggukan. Ia takut akan mati konyol di sini bersama dengan para sahabatnya yang lain.

"Ve-Vea!" panggil sebuah suara yang terdengar begitu lirih hingga hampir tidak terdengar. Meskipun begitu, Vea mendengar ada yang mengucapkan namanya.

Ia perlahan mengangkat kepalanya dan mendongak ke atas, ia melihat Virga, abangnya tersenyum tipis ke arahnya. Vea membalas senyuman itu, tapi sedetik kemudian gadis itu kembali menangis terisak-isak. Hal itu membuat Virga panik dan memberontak dari ikatan kakinya.

"Siapa yang ikat gue begini! Lepasin gue an*ing!" emosi Virga berusaha memberontak agar ikatannya terlepas. Namun, bukannya terlepas ikatan itu semakin memanjang, dan berhasil melilit tubuhnya hingga mencapai pinggang.

"Lo jangan berontak, Bang! Lo harus tenang, jika tidak tali itu bakal semakin melilit tubuh lo, karena pada tali ini sepertinya sudah dibubuhi mantra," ucap Reza yang sudah mendapatkan kesadarannya kembali. Ia berusaha agar tetap terlihat santai agar benang itu tidak semakin memililit tubuhnya.

"AAAA, KENAPA SEMUANYA JADI TERBALIK BEGINI!" teriak Gavin ketika ia berhasil membuka matanya.

"Berisik banget lo, awsh!" erang Fara emosi mendengar teriakan Gavin ketika kesadarannya juga sudah kembali.

"Kalian udah sadar?" tanya Vea sambil bernapas lega, setidaknya Abang dan para sahabatnya masih bisa bernapas hingga detik ini.

Berbeda dengan Aster yang memilih diam saja sedari tadi. Ia terlihat gemetar dan ketakutan. Tatapannya kosong dengan wajah yang sudah pucat pasi.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang