21 ⩩ Berteman

236 23 4
                                    

"Tidak ada salahnya kita berteman lebih dekat. Karena perbedaan bisa menumbuhkan kebersamaan yang menimbulkan kebahagiaan."

❍⊷⊷❍


"Hei, kenapa murung begitu?" tanya seseorang yang membuat Vea tersentak dari lamunannya. Sudah sejak lima belas menit yang lalu jam istirahat berlangsung, sejak itu pula Vea duduk termenung di bangkunya.

"Lo? Ngagetin aja, dasar hantu jelek," cecar Vea, ternyata yang mengganggunya adalah hantu misterius yang mengaku bernama Arsyad itu.

"Panggil saya Arsyad," ucap hantu itu datar penuh penekanan.

"Maksa banget sih, o?! Kenapa sih lo gangguin gue mulu?!" bentak Vea, ia semakin frustasi karena hantu yang satu ini selalu mengganggunya, belum lagi para hantu-hantu lain yang turut andil mengganggu dirinya.

Kadang Vea bingung, entah sejak kapan indera penglihatannya bisa melihat makhluk tak kasat mata. Jangan bilang jika sekarang ia tengah menjadi anak indigo. Oh no!

"Karena aku ingin," jawab Arsyad dengan wajah datarnya.

"Bodo ah, bikin pusing aja lo," sungut Vea dan menumpukan kepalanya di atas meja.

"Hey, jangan abaikan saya," ucap Arsyad dengan nada tak suka, saat Vea memilih mengabaikan dirinya.

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Jangan lo kira karena wajah lo yang pucat mirip Zayn Malik itu bisa buat hati gue luluh, dan mau ikut lo ke alam setan lo," tuding Vea sambil menatap wajah datar Arsyad yang selalu ingin ia tonjok.

"Sekali lagi gue tegasin sama lo, kalo sampai kapanp un gue nggak mau ikut sama lo," sambungnya lagi kemudian pergi beranjak keluar kelas yang sedang sepi itu.

Vea terus berjalan meninggalkan kelasnya dengan perasaan kesal. Pikirannya sekarang blank, belum lagi karena masalahnya dengan Aster dan Fara membuat kepalanya seakan ingin meledak, ditambah lagi hantu si Arsyad itu selalu mengganggunya.

Brak!

Vea langsung terjatuh di lantai koridor saat ada orang yang menabraknya.

"Awssh, liat-liat dong kalo jalan, gak punya mata ya lo?" tanya Vea kesal karena bokongnya terasa sangat sakit akibat benturan di lantai yang keras itu.

"Ih, dasar wanita gila, siapa suruh lo jalan sambil ngelamun," sinis wanita yang menabraknya, kalau Vea tidak salah ingat wanita itu adalah Vena kakak kelasnya yang terkenal sebagai biang gosip di sekolahnya.

Vea langsung berdiri, ia tidak terima jika dihina seperti itu meskipun oleh kakak seniornya sekali pun.

"Jadi lo sengaja nabrak gue?" tanya Vea penuh emosi.

"Ih, gue takut sih, sama cewek gila kayak lo," ucap wanita itu mengejek Vea. Membuat gadis itu semakin emosi, dan saat ia mengambil ancang-ancang untuk menjambak rambut Vena, gadis itu mundur.

"Kalo lo berani nyentuh gue, bakal gue pastiin lo akan masuk rumah sakit jiwa saat ini juga," ucap Vena dengan seringai liciknya.

Ucapan Vena sontak membuat Vea menegang. Ia jujur merasa takut kala mendengar kata rumah sakit jiwa, seketika bayangan Virga yang memaksanya untuk ke psikiater mulai terekam jelas dibenak Vea.

Meskipun ia sebenarnya tidak gila, tapi ia tetap takut karena saat ini warga sekolah sudah menganggap Vea tidak waras. Apalagi Vena, adalah seorang gadis sombong yang bisa melakukan apa pun dengan mengandalkan kekuasaan orang tuanya.

"Kenapa diam? Takut ya, lo?" ejek Vena melihat perubahan ekspresi Vea.

"Gue nggak takut sama lo, Jalang!" bentak Vea.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang