16 ⩩ Hasil Tes

311 34 8
                                    

"Saat suasana dingin mencekam, aura terasa mengintimidasi, disitulah kau harus waspada. Karena pada waktu itu makhluk yang tidak terlihat sedang mengawasimu!"

❍⊷⊷❍

Pagi ini Vea masih saja setia meringkuk diranjang kesayangannya, seperti biasa ia tidak berniat untuk masuk ke sekolah hari ini. Sudah berapa banyak pelajaran yang ia tinggalkan tidak menjadi beban pikiran sedikitpun untuknya.

"Ve, Vea buka pintunya gue ada berita baik buat lo," teriak Virga dari luar kamar membuat Vea menjadi sedikit terganggu.

Namun, ia memutuskan untuk membiarkannya saja, meskipun tadi malam mereka sudah berbaikan dengan Virga. Ia bukannya benci pada kakaknya hanya saja ia masih mengantuk karena tidak dapat tidur nyenyak tadi malam.

"Ayo dong, Dek! Ini surat hasil tes psikologi dari dokter Teta," teriak Virga masih setia menggedor-gedor pintu kamar Vea.

Mendengar ucapan Virga tentang dokter Teta dan surat hasil tes psikologisnya membuat Vea terhenyak. Ia antara takut dan penasaran mendengar hasilnya.

Vea bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

Tangannya masih memegang gagang pintu. "Lo antusias banget kayaknya, pasti hasilnya sesuai dengan yang lo harapin kemarin, kan?" tanya Vea dari balik pintu.

"Yaelah Dek, makanya buka dulu nih pintu, jangan asal ngedumel aja," kesal Virga melihat sikap adiknya yang keras kepala itu.

Cklek ....

Virga menghela napas lega kala melihat Vea sudah berdiri didepannya dengan wajah kusut khas baru bangun tidur.

"Mau bilang apa? Ayo buru!" ucap Vea dengan tangan dilipat didada, dan bersandar pada pinggiran pintu.

"Baca nih!" ucap Virga sambil menyodorkan secarik kertas kepada Vea.

Gadis itupun menerimanya dengan agak ragu, kemudian langsung membacanya.

"Gimana?" tanya Virga dengan menautkan kedua alisnya.

"Nih! syukur deh ucapan para haters nggak terbukti," ucap Vea santai namun di dalam hatinya ia bersorak gembira karena ia benar-benar tidak punya gangguan jiwa.

"Sekarang lo pergi deh, Bang! Gue mau lanjut tidur," ucap Vea sambil menguap lebar.

Sebelum Vea menutup pintu kamarnya Virga langsung mencekal pergelangan tangannya.
"Tidur? Lo nggak sekolah?" tanya Virga heran.

"Nggak, gue males ketemu Aster sama Fara," ungkap Vea jujur, berharap kakaknya bisa mengerti tentang keadaannya.

Virga menghela nafas. "Lo udah sering bolos lho Dek. Sekolah aja sana, selesaikan masalah kalian."

"Tapi ...."

"Udah, jangan banyak alasan, pergi sana siap-siap! Abang tunggu di bawah," ucap Virga tak terbantahkan.

"Iya deh," sungut Vea pelan dan memasuki kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

"Jangan yang aneh-aneh ya, kalo ada apa-apa hubungi Abang!" titah Virga.

"Iya, iya bawel," ucap Vea dengan wajah cemberut lalu menyalim tangan Virga dan pergi meninggalkan pria itu yang sedang tersenyum tipis.

"Hey, jangan lupa makan ya!" teriak Virga saat Vea sudah menjauh. Karena malas untuk merespon, Vea hanya melambaikan sebelah tangannya kepada Virga.

Vea Pov on

Saat ini aku sedang berjalan melewati koridor penghubung antara kelasku dengan gudang. Seperti biasa, suasana disekitar sini sangat sepi dan agak mencekam. Awalnya aku hanya berjalan dengan santai tapi semakin lama aku merasa aneh, seperti ada yang sedang mengikuti aku.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang