"Kala hati nurani dikuasai nafsu, di sanalah manusia berada di fase yang berawal dari hal yang menyenangkan. Namun, tanpa kita sadari di balik semua itu tersirat malapetaka yang sebenarnya."
❍⊷⊷❍
"Disogok? Maksud lo apa? HAH!" bentak suara bariton seseorang membuat Vea dan Fatan yang sedang mengobrol jadi terperanjat kaget.
"Bang Virga?!"
"Virga?!"
Vea dan Fatan bersuara bersamaan dengan nada sarat terkejut ketika melihat kehadiran Virga.
"Lo berdua lagi ngapain di kamar gue, hah?!" ucap Virga dengan nada tak suka.Vea dan Fatan langsung kicep, seperti tertangkap basah telah melakukan tindak kejahatan dikamar Virga, meskipun kenyataannya mereka tidak melakukan apa-apa.
"Hmm ... anu ... Vir, gue lagi nyari diklat yang lo pinjam ke gue tempo hari, mungkin gue mau nyogok dosen dulu biar mau ngasih gue lebih banyak waktu buat ngumpulin," ucap Fatan dengan gugup.
Virga pun maju selangkah tepat dihadapan Fatan. "Diklat? Perasaan, gue nggak pernah minjam apapun ke lo kalo lo lupa."
"Mungkin gue yang lupa kali ya, apa jangan-jangan gue salah nyimpen?" Pertanyaan retoris yang diucapkan Fatan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya ia sangat gugup sekaligus takut jika Virga akan marah.
"Kalo begitu gue pulang dulu ya Ve, lain kali kita ngobrol lagi, gue balek ya Vir!" ucap Fatan canggung, jelas terlihat sekali raut wajah tak nyamannya saat ditatap tajam oleh Virga.
Bukannya ia takut, tapi ia tidak ingin ada perkelahian antara dirinya dengan sahabat baiknya itu. Setelah ia menemukan segala penyebab dari berubahnya sikap Virga baru ia akan memberikan pelajaran untuk Virga nanti, hanya saja sekarang waktunya kurang tepat.
Belum sempat satu langkah Fatan berjalan meninggalkan kamar Virga, ia sudah merasakan tarikan keras dikerah bagian belakang kemejanya. Ternyata penyebab tarikan itu adalah Virga.
"Mau kemana lo? Urusan kita belum selesai," ucap Virga tegas.
Fatan pun berhenti melangkah dan memutar kepalanya untuk menghadap ke arah Virga.
"Bugh ... Bugh ...."
Namun, tanpa terduga Virga langsung melayangkan bogeman kerasnya ke rahang Fatan, yang membuat pria tersebut terpental kebelakang hingga menubruk pintu yang menimbulkan suara lumayan keras.
"BANG FATAN!!!!" pekik Vea ketika melihat Fatan terjatuh dan sekarang tengah berusaha bangkit, sembari memegang rahangnya yang terasa nyeri.
"Gila lo ya? Ngapain lo mukul gue?" kesal Fatan masih terduduk dilantai berlapis marmer tersebut.
"Ini balasan untuk orang yang berani menghina cewek gue, barangsiapa yang hina cewek gue berarti itu sama saja dia udah hina gue," ucap Virga enteng, namun wajahnya terlihat penuh dendam.
"Huh! Cuma gara-gara cewek murahan itu lo nyakitin adek sama sahabat lo sendiri, perubahan lo benar-benar luar biasa, bro!" sindir Fatan yang membuat Virga melotot.
"Cewek murahan lo bilang? Cari mati lo, AN***G!" hardik Virga penuh emosi, ia melayangkan tangannya lagi untuk mendaratkan bogeman pada wajah Fatan, untung saja Vea datang tepat waktu hingga Virga tidak jadi menghajar Fatan kembali.
"CUKUP BANG VIRGA, KASIHAN BANG FATAN, DIA NGGAK SALAH!!" teriak Vea kuat.
"Bang Fatan nggak apa-apa? Aduh rahang Bang Fatan lebam, ayo Vea obatin dulu!" ucap Vea khawatir dan membantu Fatan berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...