24 ⩩ SEBUAH RASA

228 21 8
                                    

Banyak hal yang sudah kita lewati bersama. Hingga, aku tersadar bahwa hati ini mulai melabuhkan rasa yang tak akan bisa saling memiliki karena dua alam yang tak seharusnya bersatu.

❍⊷⊷❍


Hari-hari Vea lalui bersama Arsyad. Setiap hal buruk menimpa, di situlah Arsyad datang menjadi pahlawannya. Mereka seolah terikat hingga tak bisa terpisah satu sama lain.

Saat ini, Vea tengah berada di pinggir danau bersama keempat sahabatnya beserta Fatan dan Virga.

Mereka tampak bahagia menikmati hari weekend yang terlihat lebih indah daripada biasanya. Begitu pula dengan apa yang Vea rasakan.

Tak ada hantu-hantu yang mendatanginya, karena Arsyad selalu siap menghadang siapa pun yang membuat senyum Vea pudar.

Vea asik menggerakkan kakinya yang berada di dalam air danau yang dingin. "Hari ini rasanya beda banget. Lebih nyenengin," gumam Vea semakin melebarkan senyumnya.

Aster dan Fara merangkul Vea yang berada di tengah-tengah mereka.

"Lihat lo seneng gue jadi ikutan seneng," balas Fara.

"Udah lama lo gak seseneng ini, Ve. Gue juga turut bahagia," timpal Aster. Mereka bertiga saling melempar tatap dan tersenyum riang.

"Ve! Ra! As!" panggil Fatan yang membuat ketiga gadis itu menoleh bersamaan dengan senyum yang masih mengembang.

Ckrek!

"Bang! Ada aib gak tuh?" tanya Gavin dengan nada menggoda. Ketiga gadis itu sontak membulatkan mata. Fatan tersenyum, merasa puas dengan hasil fotonya.

Melihat senyuman Fatan, ketiga gadis itu merasa was-was dan segera berlari menuju Fatan.

"ADA AIB, BANG?!" pekik Aster sembari berusaha meraih kamera Fatan. Fatan menghindar dan tertawa lepas.

"Kaga ada," jawab Fatan sambil tertawa kecil.

"Jangan bohong lo, Bang!" seru Fara garang. Fatan tertawa pelan.

"Dasar cewek, takut aib banget," ucap Fatan sembari menunjukkan sebuah foto di kameranya. Ketiga gadis itu tersenyum puas melihat hasil foto yang jauh dari perkiraan mereka.

Vea menatap sekeliling dan matanya tanpa sadar menangkap Arsyad yang tengah duduk di atas ranting pohon.

Tidak! Arsyad tidak sendirian, ada seorang hantu di sampingnya. Rambutnya sebahu dan gaun putihnya menjuntai ke bawah.

"Di alam ghaib hantu bisa pacaran juga?" gumam Vea sinis.

"Mentang-mentang sesama hantu, berduaan di atas pohon." Vea berdecih. Matanya tak pernah luput dari Arsyad. Entah kenapa ia jadi julid seperti ini.

"Gue mau ke toilet umum, bentar," ucap Vea pada semua yang ada di sana. Vea segera pergi.

Bohong! Vea bukan pergi ke toilet. Dia berjalan menuju sebuah pohon rindang dimana Arsyad berada.

Semakin Vea mendekat, perempuan di samping Arsyad justru menghilang.

Vea berhenti melangkah. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya. Apa iya dia sadar kalo ada gue? batin Vea dalam hati.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang