"Demi hawa nafsu, seseorang mau menuruti bujukan yang membuat ia mati mengenaskan."
❍⊷⊷❍
Pagi hari telah tiba. Vea sedang menyiapkan makanan di meja makan. Sedangkan Virga, ia duduk manis di meja makan sembari meminum air putih.
Tangannya sesekali membuka gawai. "Pantesan ga bisa gue hubungin akhir-akhir ini. Ternyata lo udah pergi duluan, Vid," gumam Virga sedih.
Vea menghela napas. Baru saja kemarin kakaknya ini sudah lupa, kenapa bisa ingat lagi?
"Abang! Udah napa, kaga usah sedih terus. Ntar Bang David nyesel lagi punya temen macem lo," ucap Vea.
"Mana bisa nyesel, gue ganteng gin—"
"Dah tu makan dulu," potong Vea ketus. Kalo abangnya mulai songong, bisa makan hati Vea.
Keduanya terdiam sibuk melahap sarapan dipiring masing-masing.
"Eh, Dek. Gue kayaknya gabisa jemput lo deh," ucap Virga setelah piringnya kosong. Vea berhenti makan. Matanya melotot.
"Terus gue pulang sama siapa, dong?!" protes Vea kesal.
"Gue pesenin taksi dah," jawab Virga Pelan. Vea diam dan melanjutkan acara makannya dengan kesal. Sesudah makan, keduanya langsung berangkat.
Beberapa jam kemudian ....
Mata kuliah sudah dimulai beberapa jam yang lalu. Tapi Virga, cowok itu bersender pada dinding kelasnya.
Virga mengacak rambutnya gusar. "Sial! Pake di suruh ke perpus sampe istirahat, hadeuh."
Mau tak mau, Virga pun segera berjalan menuju perpustakaan. Sedangkan di sisi lain ....
Sivia menggerutu kesal, "gatau apa ya gue ngantuk begini, mana pake dihukum pula."
Gadis itu berjalan menuju perpustakaan dengan alat tulis yang dia bawa. Ia mengambil buku matkul yang harus ia rangkum.
Sivia mencari tempat yang nyaman. Setelah dapat, Sivia membuka buku tebal itu dan berusaha terlelap lagi.
Namun mata sayunya mendadak berbinar ketika melihat Virga melangkah masuk.
"Eum ... lumayan bisa gue pake ngetes apa yang dikasih Nyi Kendal," gumam Sivia dengan senyum iblisnya.
Sivia membawa semua bukunya dan berjalan menunduk mendekati Virga. Gadis itu menyenggol bahu Virga dan menjatuhkan bukunya.
"A-ah, maaf," ucap Sivia. Sivia langsung mengambil buku yang ia jatuhkan dan kembali berdiri.
Virga menatap mata Sivia membuat Sivia tak bisa mengalihkan pandangannya.
Kesempatan!
Sivia segera merapal mantra dalam hati. Beberapa menit kemudian ....
"Kantong mata lo kelihatan. Lo sakit?" tanya Virga dingin. Sivia menggerutu kesal dalam hati.
Boongan! Masih dingin gini!
"Heh!" sentak Virga membuat Sivia kembali sadar.
"Ha?"
"Lo sakit?" ulang Virga. Sivia menggeleng pelan.
"Enggak, cuma kurang tidur doang," jawab Sivia.
Virga melihat sekeliling. Sepi.
"Yaudah sono tidur," ucap Virga ketus. Sivia mengerjapkan matanya kesal.
"Ta-tapi gue disuruh ngerangkum buku ini," ucap Sivia dengan wajah memelas dan mata sayunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...