Mimpi bisa menjadi petunjuk tentang sesuatu yang akan terjadi padamu suatu saat nanti.
❍⊷⊷❍
Virga menggeram frustasi di depan kamar Vea.
"Dek! Makan dulu! Ntar lo sakit, Dek! Makan dikit doang, habis itu terserah lo mau ngapain di kamar dah!"
"Argh! Vea! Keluar bentar kek!"
Sudah berkali-kali ia mengetuk pintu dan berteriak agar Vea mau mengisi perutnya yang kosong. Namun, Vea sama sekali tak memberi jawaban membuat Virga putus asa.
Setelah kepergian Fatan dan sahabatnya, Vea enggan beranjak dari kamarnya. Moodnya menjadi buruk. Ia enggan makan, enggan membuka ponsel, ia enggan melakukan segala aktivitas.
Yang ia lakukan hanyalah melamun di dalam kamar. Menatap langit-langit dan dinding polos secara bergantian dengan tatapan kosong.
"Kenapa gue bisa berubah?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia sadar betul kalau dirinya yang sekarang telah berbeda. Tak ada lagi yang mempercayainya, semua orang menganggap ia membual bahkan gila.
"Gue gak punya satupun temen cerita. Gak ada yang percaya sama gue. Gue harus apa sekarang? Sanggupkah gue ngelewati semua ini sendirian? Tanpa dukungan dan tanpa ada teman untuk bersandar?"
Vea terus menggumam sambil sesekali mengumpati perubahan pada dirinya. "Kenapa harus gue yang ngalamin semua ini?"
Ia frustasi! Ia marah! Sangat marah pada dirinya sendiri. Ia kecewa! Sangat kecewa pada keluarga dan sahabatnya yang bahkan tak bisa menjadi tempatnya bersandar.
Baru beberapa minggu dan ia sudah frustasi. Bagaimana kedepannya nanti? Andai ia bisa, setidaknya menutupi rasa takutnya dan rasa kesalnya pada makhluk yang dibencinya itu.
Ia ingin tersenyum dan ceria seperti dulu tapi makhluk-makhluk itu terus muncul dan mengikutinya kemanapun ia pergi.
Andai jika ia bisa kembali seperti dulu yang tak pernah percaya akan hadirnya makhluk astral, tapi keadaan sudah berubah.
Makhluk astral yang selama ini dianggapnya omong kosong itu selalu muncul dalam hari-harinya, menimbulkan ketakutan dan petaka dalam hidup Vea.
Vea bersembunyi di balik selimut tebalnya untuk menghindari tatapan makhluk-makhluk yang akan mengganggunya nanti. Ia memikirkan banyak hal tentang kejadian buruk yang menimpa hidupnya akhir-akhir ini.
Mulai dari kematian David, pertemuannya dengan Sivia, perubahan sikap Virga, kematian tragis Sivia di depan matanya, hingga perubahan pada dirinya saat ini.
"Kenapa gue waktu itu harus nekat ngintip ke pemakaman Bang David, sih?! Padahal saat itu gue nggak ngerti apa-apa. Kenapa juga gue harus ketemu sama Kak Sivia? Bodoh! Kenapa rasa kepo gue harus muncul, sih!" Vea tak berhenti memaki dirinya sendiri.
"Seandainya gue gak sok-sokan kepo dan ikut campur masuk ke pemakaman Bang David, pasti semuanya gak akan begini."
Vea menjambak rambutnya, ia benar-benar frustasi.
Rangkaian kejadian membuat kepala Vea berdenyut. Ia terlalu pusing memikirkan semua itu hingga tanpa disadari, ia mulai terlelap.
Baru saja beberapa menit semenjak tidur nyenyaknya. Namun, suara berisik dan dinginnya anila malam mengusik tidurnya.
Ia membuka matanya perlahan. Vea terlonjak kaget.
Betapa terkejutnya Vea melihat kamarnya, kasurnya, menghilang begitu saja. Ia semakin terkejut ketika ia saat ini masih bersandar pada akar pohon yang mencuat di permukaan. Entah sejak kapan ia berada di hutan belantara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...